Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Benyamin Yosia
Benyamin Yosia
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
26 Oktober 1998
Denpasar, Bali
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UAJY semester 5 (Juli 2018)
Benyamin Yosia
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UAJY
The Purpose
Nama saya Benyamin Yosia, dari kecil biasanya saya dipanggil Abeng oleh keluarga dan teman-teman saya yang ada di sana. Saya kelahiran Denpasar, 26 Oktober 1998 yang tahun ini saya memasuki umur 20 tahun. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara dengan kata lain saya adalah si bungsu.
Pada tahun 2013 saya memilih untuk memasuki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan jurusan multimedia, tujuan saya memilih SMK adalah keinginan saya setelah lulus dari SMK untuk langsung bekerja akan tetapi ada kata-kata dari papa saya yang membuat saya ingin melanjutkan studi ke bangku kuliah yaitu “Papa dulu hanya bisa kuliah sampai semester 2, Papa mau supaya anak-anak Papa bisa sampai lulus dengan gelar yang Papa impikan”. Di satu sisi tujuan saya untuk memilih melanjutkan studi ke bangku kuliah adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Pada tahun 2016 saya memasuki bangku kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan saat ini saya telah memasuki semester 5 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program studi Ilmu Komunikasi. Di kampus saya tergabung dengan organisasi Atma Jaya Radio dan tahun ini sudah memasuki tahun kedua saya bergabung dengan Atma Jaya Radio.
Di organisasi ini saya bekerja sebagai penyiar dan di tahun pertama saya merangkap sebagai creative director dan di tahun kedua ini saya menjabat sebagai manager personalia. Selama 4 semester yang sudah saya jalani ada banyak hal yang saya alami termasuk belum bisanya saya dan keluarga saya untuk membayar SPP Variabel maupun SPP Tetap karena keadaan ekonomi keluarga saya yang tidak sanggup untuk membayar penuh SPP Variabel dan Tetap.
Dimulai dari semester 2 saya dan kakak saya mulai susah untuk melakukan pembayaran SPP karena orang tua saya tidak memiliki uang untuk melakukan pembayaran. Saya dan kakak saya akhirnya memilih untuk cuti kuliah dan bekerja di Bali untuk menabung, namun ayah saya menolak keputusan saya dan kakak saya itu. Ayah saya berkata, “Tidak ada yang cuti, kalian berdua bisa lanjutin kuliah, tidak ada yang berhenti di tengah jalan. Ini tanggung jawab Papa”. Lalu saya dan kakak saya berangkat ke Jogja dengan bis tanpa membawa uang sepeser pun untuk membayar SPP pada saat itu. Akan tetapi pada saat saya tiba di Jogja teman-teman gereja saya menjemput saya dan kakak saya dan mengajak sarapan bersama lalu mereka membantu saya dan kakak saya untuk bisa melanjutkan studi dengan cara mengumpulkan uang mencapai Rp 1.000.000,- dan saya dan kakak s aya diantar ke Kantor Keuangan UAJY untuk membayar SPP itu.
Ayah saya saat ini bekerja sebagai pegawai laundry dan tukang ojek online. Di umurnya yang sudah memasuki 50 tahun ini dia terus bekerja keras untuk mengumpulkan uang baik untuk SPP, uang kost dan uang makan saya. Ayah saya juga bekerja untuk mengumpulkan uang untuk melunasi hutang keluarga saya. Bahkan sertifikat rumah keluarga saya pun sedang digadai oleh orang tua saya untuk melunasi hutang. Maka dari itu saya memutuskan untuk mengambil pekerjaan yang bisa saya ambil untuk meringankan beban di pundak ayah saya bahkan kalau bisa ayah saya tidak perlu untuk mengirimkan uang lagi ke saya supaya dia fokus untuk membayar hutang dan saya bisa membantu mengumpulkan uangnya juga.
Selama saya di Jogja saya mengambil beberapa pekerjaan seperi MC (Master of Ceremony) di beberapa event saya juga bekerja di POTAKING milik anak seorang pendeta. Saya melakukan ini semua untuk memenuhi kebutuhan saya seperti uang makan, bensin, keperluan kuliah dan yang lainnya.
Saya juga ingin membuat orang tua saya tidak memikirkan hutang-hutang mereka ketika saya sudah bekerja nantinya, supaya di masa tua orang tua saya mereka bisa tenang hanya tinggal menikmati hasil kerja dari saya dan kakak saya. Saya ingin melihat mereka bisa tenang tidak berpikir terlalu keras yang ujungnya jatuh sakit. Saya ingin mereka bisa tenang dan senang bisa melihat kedua anaknya sudah sukses dan bisa membuat mereka bangga terhadap kami.
No Comments