Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Lisbeth Bernike Astri Nugroho
Lisbeth Bernike Astri Nugroho
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
3 Januari 1997
Caruban, Madiun
Fakultas Teknobiologi UAJY semester 7 (September 2018)
Lisbeth Bernike Astri Nugroho
Mahasiswi Fakultas Teknobiologi UAJY
Hidup Dalam Iman
Nama saya Lisbeth Bernike Astri Nugroho, dan biasa dipanggil Lisbeth. Saya lahir di Madiun tanggal 3 Januari 1997. Saya anak ke-2 dari empat bersaudara. Saya mempunyai satu kakak perempuan, adik perempuan dan adik laki-laki serta orang tua yang lengkap. Kakak perempuan saya sekarang sedang kuliah di sekolah theologi di Solo, adik perempuan saya juga sedang kuliah di STIPRAM Yogyakarta dan adik laki-laki saya kelas 2 SMP di Caruban. Papa saya bernama Singgih Nugroho dan bekerja sebagai pendeta dan mama bernama Sri Hastuti bekerja membantu pelayanan di pendidikan PAUD-TK.
Saya berasal dari Caruban-Madiun dan sekarang saya tinggal bersama adik kandung saya di kos Wisma Anugerah Gang Delima II, Yogyakarta. Saya menjalani pendidikan dari TK hingga SMA di Kota Caruban, namun saya tinggal di Desa Sidodadi yang jaraknya lumayan jauh dari Kota Caruban. Saat ini, saya kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan masuk pada semester 7. Saya memilih jurusan Teknobiologi dan khususnya pada konsentrasi pangan. Awal tahun 2015 saya masuk perkuliahan dan di situ saya mengenal banyak pengetahuan, teman baru dan bahkan keluarga baru di gereja. Kuliah yang saya ambil bukanlah termasuk kuliah yang bisa santai atau diimbangi dengan kerja, tetapi kuliah saya adalah kuliah yang berat karena selain teori yang harus kita terima, kita juga harus menjalani praktikum dan laporan yang harus dibuat setelah praktikum.
Setelah waktu berjalan dan saya lewati 6 semester yang begitu ajaib, saya akhirnya memasuki semester 7. Saat liburan semester 5, saya mengambil kerja praktik selama satu bulan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember, tetapi saya baru melaksanakan ujian Kerja Praktik di semester 7. Selain saya berkecimpung di perkuliahan, saya juga melatih diri saya untuk masuk kegiatan masyarakat. Kegiatan yang saya ikuti yaitu kegiatan di Domby Kids Hope 2 yang bertugas sebagai mentoring anak-anak kecil umur 5 – 8 tahun untuk kalangan masyarakat umum. Kegiatan ini ada dalam naungan gereja yang saat ini saya berjemaat dan saya juga melayani anak-anak kecil melalui program sekolah Minggu di gereja.
Saya bersyukur hidup di keluarga yang dapat dikatakan sangat dekat dengan Tuhan dan mengalami banyak tantangan. Sejujurnya, saya malu untuk bercerita kepada banyak orang mengenai keadaan keluarga saya mengenai masalah keuangan. Keadaan keuangan keluarga saya tidaklah seperti keadaan orang-orang di luar sana bahkan keadaan kami dapat dibilang sangat di bawah. Saya malu untuk bercerita karena yang harusnya seorang pendeta hidup dalam berkelimpahan tetapi kenyataannya tidak seperti itu, orang tua saya adalah pendeta di desa dan tidak bergaji. Kami benar-benar hidup oleh iman percaya kepada Tuhan Yesus. Tetapi saya berpikir, kenapa saya harus malu kalau keadaan saya seperti ini, malah seharusnya saya bisa buktikan bahwa Tuhan itu selalu pelihara saya dan keluarga.
Sejak saya SMA, orang tua saya berusaha menabung untuk saya bisa kuliah dan akhirnya uang itu terkumpul cukup untuk biaya kuliah saya. Namun pada akhirnya, uang itu tidak untuk biaya saya kuliah tetapi diberikan kepada jemaat papa saya yang sedang mengalami kebangkrutan dan akan memulai usaha baru. Awalnya uang itu dipinjam tetapi tidak dikembalikan hingga saat ini karena orang tua saya mengikhlaskan itu untuk jemaatnya itu. Singkat cerita ketika saya akan masuk kuliah di UAJY dan saat itu pembayaran daftar ulang hari terakhir, orang tua saya belum ada uang sama sekali untuk membayar tetapi mujizat Tuhan terjadi. Tepatnya jam satu siang, mama saya ditelepon oleh seseorang yang tidak dikenal dan memberitahu bahwa orang tersebut akan mengirimkan uang untuk biaya saya daftar ulang. Akhirnya saya dapat membayar untuk daftar ulang.
Perjuangan tidak berhenti sampai di situ, setiap saya akan membayar uang SPP tetap dan variabel bahkan bayar kost, saya selalu merasa dag-dig-dug karena saya tahu keadaan orang tua saya seperti itu. Namun, Tuhan yang ajaib itu membuktikan pemeliharaan-Nya sehingga setiap saya butuh uang untuk membayar meskipun terlambat tetapi pasti Tuhan sediakan entah lewat siapa. Oleh karena itu, di semester 6 lalu saya mendaftar beasiswa di KAMAJAYA ini supaya saya bisa sedikit membuat orang tua saya tenang dan tidak terbebani banyak. Saat pengumuman beasiswa ini, saya dinyatakan tidak lolos melalui seleksi umum, saya merasa sedih sekali. Tetapi seminggu setelah pengumuman tersebut saya dihubungi oleh pengurus beasiswa yang memberikan informasi bahwa saya mendapat beasiswa melalui program sponsorship. Ini adalah hal yang saya tidak pernah sangka dan saya sangat bersyukur bisa menerima beasiswa ini.
Saya berharap dengan adanya beasiswa ini dapat banyak membantu saya dalam kuliah, KKN, penelitian hingga lulus. Setelah saya lulus nanti, saya ingin bekerja pada bidang mikrobiologi pangan karena saya merasa senang ketika melakukan kegiatan di laboratorium. Namun, saya tidak memaksa diri saya untuk harus bekerja di bidang tersebut, jika ada peluang dan diterima dalam bidang lain saya mau mencoba hal tersebut karena saya bisa lebih banyak belajar mengenai hal-hal yang baru. Impian terbesar saya yaitu memiliki sekolah karena saya merasakan bahwa pendidikan itu penting dan khususnya bagi orang yang kurang mampu itu sangatlah berarti apabila ada bantuan di bidang pendidikan.
No Comments