Seruput Kopi Cantik: Belenggu Pikiran
Pernahkah kita menyadari bahwa kita kerap terbelenggu oleh sesuatu yang kita anggap seharusnya begitu?
- Sakit kanker, ujungnya pasti mati, misalnya.
Padahal banyak teman-teman yang menderita kanker tetapi tetap hidup sehat hingga puluhan tahun kemudian. - Ketika bilangan usia bertambah, wajar makin lamban dan sakit-sakitan. Padahal Bu Magdalena Sukartono, motivator sepuh berusia 80 tahun, masih bisa lompat sana-sini ketika membawakan seminar. Sehat, aktif bersosmed-ria bahkan menjadi konselor aktif beberapa perusahaan.
Tanpa disadari, mindset salah ini membuat pikiran kita terbelenggu dan tidak berani mengharapkan sesuatu yang di luar pakem umum, terjadi.
Padahal Joel Osteen selalu mengajarkan:
Be encouraged; the God we serve knows how to speed up natural laws. He can take you further more quickly than you could ever imagine. The favour of God can cause people to make exception and change their policies, or do something unusual-even that which has never done before.
Bersemangatlah! Tuhan yang kita layani tahu bagaimana caranya mempercepat hukum alam. Dia dapat membawa Anda lebih cepat daripada yang pernah Anda bayangkan. Pertolongan Tuhan dapat menyebabkan orang membuat pengecualian dan mengubah kebijakan mereka, atau melakukan sesuatu yang tidak biasa – bahkan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Lalu Joel Osteen bercerita:
Suatu ketika sebut saja John, membutuhkan sebuah surat penting untuk suatu keperluan. Pergilah John ke kantor pemerintahan untuk memperolehnya. Petugas di sana betul-betul tidak bersahabat, lalu dengan sarkastik berujar,
“Paling cepat surat ini jadi 6 bulan bahkan bisa lebih.”
“Tapi saya memerlukannya segera tidak bisa melebihi satu bulan,” sahut John galau.
“Pokoknya tidak bisa. Tunggu telpon kalau sudah jadi.”
Dengan langkah gontai John keluar. Dalam hati dia berdoa minta kemurahan Tuhan untuk mengadakan perbedaan baginya, sambil menceritakan kegalauannya pada Tuhan.
Hari demi hari berlalu. John terus bersyukur untuk jawaban doa dan pertolongan yang akan Tuhan kerjakan. Tidak lupa John mendeklarasikan janji-janji-Nya.
Tiga minggu kemudian, ada telpon dari kantor tersebut agar John mengambil suratnya. Dengan bingung dan perasaan tidak yakin, John ke sana. Ternyata betul-betul sudah jadi. Dengan penasaran John bertanya, mengapa surat ini sudah jadi, padahal seharusnya jadi dalam waktu 6 bulan?
“Entah mengapa, setiap hari bayangan wajahmu muncul di pelupuk mataku. Dari bangun tidur hingga larut malam. Sungguh menyebalkan dan mengganggu! Daripada suntuk lihat wajahmu terus menerus, lebih baik surat segera saya buat”, ujar sang petugas dengan bersungut-sungut.
Tuhan selalu punya cara yang tak terduga untuk menyelesaikan masalah.
Bagaimana dengan adik-adik yang merasakan kesulitan untuk membiayai kuliah? Mari kita meniru John yang berani berdoa dan beriman untuk sesuatu yang out of the box.
Tuhan sudah memakai KAMAJAYA Scholarship untuk membantu biaya kuliah mahasiswa mahasiswa yang membutuhkan bantuan.
Sebaliknya, Tuhan juga mampu menjamah hati para donatur untuk berbagi.
Bagi Tuhan tiada yang mustahil!
Pengurus KAMAJAYA Scholarship membuka kesempatan kepada Bapak/Ibu untuk ikut mengisi rubrik LENTERA ATMA. Kirimkan saja bahan tulisan (Font Times New Roman 12, spasi 1.5, maksimal 1.5 halaman A4, diketik dengan MS Word) tersebut ke scholarship@kamajaya.id.
No Comments