Coretan Mahasiswa: Ibadah di Rumah
COVID-19 telah memberikan kita kepada pengalaman hidup yang baru. Keseharian yang biasanya dilakukan di luar ruangan, kini semuanya dilakukan di rumah. Wabah ini juga membuat semua orang dari berbagai kalangan usia harus belajar dalam memaksimalkan penggunaan teknologi untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita juga harus mulai membiasakan diri dalam melakukan ibadah di rumah.
Berbeda dengan tahun sebelumnya ketika kita semua masih pergi ke Gereja, Masjid, Vihara, Pura, dan Klenteng. Tahun ini, kita harus membiasakan diri untuk beribadah secara daring/online. Tentu awalnya akan terasa aneh karena ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan. Misalnya, di agama Katholik, umat akan berbaris menerima berkat atau tubuh Kristus. Namun, ketika berada di rumah, kita tidak akan berbaris dan menerima tubuh Kristus seperti biasanya.
Hal-hal seperti ini turut menjadi kesedihan bagi para mahasiswa. Ada yang masih berada di Yogyakarta dan tidak bisa beribadah bersama dengan keluarga. Ada juga bagi saudara-saudara Muslim yang terancam tidak bisa ikut Shalat Idul Fitri dan berkumpul di hari Lebaran yang akan datang. Ada juga umat Kristiani yang merayakan Tri Hari Suci dengan membuat konten di media sosial dilengkapi dengan tagar #dirumahaja. Namun, inilah cara bagi kaum mahasiswa untuk tetap memeriahkan hari raya kegamaan.
Walaupun terkesan berbeda dan tidak merasakan kemeriahan seperti biasanya, ibadah di rumah membantu kita semua dalam memerangi pandemi ini. Melalui ibadah di rumah, berarti kita peduli terhadap satu sama lain dan mengikuti keputusan pemerintah. Hal ini juga secara tak langsung membantu mereka yang sangat berperan dalam memerangi COVID-19 seperti tenaga medis misalnya. Oleh karena itu, tetap semangat dalam menjalani karantina dan jangan lupa untuk terus menjaga kebersihan.
Sumber gambar: https://www.afrid-fransisco.id/2018/05/begini-tampilan-gereja-online-ibadah.html
No Comments