Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Agatha Cindy Nikita Prima
Agatha Cindy Nikita Prima
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
26 Februari 2000
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Fakultas Teknobiologi Prodi Biologi semester 6 (Januari 2021)
Agatha Cindy Nikita Prima
Mahasiswi Fakultas Teknobiologi UAJY Prodi Biologi
Waktu dan Rencana Tuhan
Nama saya Agatha Cindy Nikita Prima, biasa dipanggil Cindy. Saya lahir di Kota Yogyakarta pada tanggal 26 Febuari 2000. Saya anak tunggal dan saya lahir prematur. Saya adalah anak dari Bapak Petrus Edy Waluyo dan Ibu Cicilia Budi Maryanti. Ibu saya merupakan ibu rumah tangga yang menyambi membuka warung kecil-kecilan di rumah. Ayah saya bukan pekerja kantoran tetapi ayah saya adalah wiraswasta dengan perkerjaan yang tidak menetap. Dengan kata lain, semua pekerjaan yang bisa dikerjakan itulah yang akan menghasilkan uang bagi keluarga kami. Sejak kecil, saya mulai dididik untuk mandiri, disiplin, serta semua yang diinginkan harus didapatkan dengan proses yang tidak instan, semuanya butuh waktu.
Dari saya TK hingga SD, kedua orang tua saya mencari nafkah dengan membuka usaha bengkel motor di rumah dan jual beli motor bekas. Namun di saat semua berjalan dengan baik, ada saja orang yang kurang suka dengan usaha yang dilakukan oleh kedua orang tua saya, hingga akhirnya bengkel kami tutup total. Akhirnya, ayah dan ibu saya harus memulai usaha kembali dari nol. Waktu itu, ayah saya bergelut pada zamannya jual beli tanaman hias hingga mengikuti pameran di beberapa tempat. Namun, booming tanaman hias hanya bertahan beberapa waktu saja. Waktu SD, saya bersekolah di SD Tarakanita Bumijo, waktu di mana saya merasakan semua keinginan saya bisa saya dapatkan, waktu di mana saya merasakan senangnya menjadi atlet bagian dari Kota Yogyakarta dan mengikuti perlombaan-perlombaan dan beberapa kali mendapatkan juara. Mulai dari sinilah, saya merasakan mencari uang itu ternyata sulit dan memang harus mengorbankan banyak hal.
Menginjak SMP, saya bersekolah di SMP Negeri 6 Yogyakarta. Mengapa saya memilih SMP negeri? Karena pada waktu itu, saya ingin mencoba hal yang baru, yaitu berinteraksi dengan teman berbeda agama, yang bermacam-macam latar belakang dan mencoba hal baru yang belum pernah saya dapatkan. Masa SMP merupakan masa yang cukup sulit bagi saya karena di sinilah kondisi keuangan keluarga saya mulai menurun. Ayah saya jatuh sakit sehingga dalam kurun waktu selama 3 tahun tidak bekerja. Masa ini membuat saya banyak belajar untuk berhemat serta mendahulukan prioritas. Ibu saya dengan warung jualan kecil-kecilan di rumah, menanggung kebutuhan ekonomi keluarga saya selama kurang lebih 3 tahun selama ayah saya sakit, pengobatan hingga pemulihan ayah saya. Waktu itu, ayah saya menderita batu ginjal sehingga harus operasi pengambilan batu ginjal pada ginjal kanan dan ginjal kiri.
Beranjak ke SMA, saya bersekolah di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Masa SMA merupakan masa di mana kita setiap pribadi beranjak menjadi dewasa. Masa SMA saya aktif di event–event dan di organisasi yang dimiliki oleh SMA saya dan semua yang pernah saya dapatkan di masa putih abu-abu inilah yang dapat membentuk saya menjadi pribadi saat ini. Sebelum menginjak masa kuliah, awalnya saya tidak ingin kuliah karena saya ingin melanjutkan pendidikan di bagian angkatan/waktu itu saya mengikuti seleksi polisi (Akpol). Mengapa memilih Akpol? Karena waktu itu, saya berpikir tidak ingin merepotkan kedua orangtua saya dengan masalah biaya perkuliahan, karena di sana kita bersekolah selama 4 tahun, berproses untuk menjadi angkatan dengan gelar SI sama sekali tidak ada biaya yang dikeluarkan dan masa depan terjamin karena dipastikan lulusannya mendapatkan kerja yang pasti.
Pikiran saya juga, kita berada di zaman yang banyak orang berlomba-lomba untuk bisa bekerja, sedangkan lapangan pekerjaan yang ada sangatlah terbatas. Kalau kita hanya monoton begitu saja tidak menunjukkan kelebihan atau inovasi kerja yang kita miliki, maka saya rasa hidup kita akan begitu-begitu saja. Bahkan, kita bisa kalah dalam persaingan mencari pekerjaan. Di titik inilah, saya merasa bahwa apa yang kita rencanakan/apa yang menurut kita baik dan indah belum tentu menurut Tuhan pun itu baik dan indah untuk kita. Saya menjalani proses seleksi di Akpol, tapi mungkin Tuhan berkehendak lain. Saya tidak lolos seleksi. Tuhan menggiring saya untuk melanjutkan kuliah pada waktu itu gelombang terakhir pendaftaran kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dan pada akhirnya, saya memilih fakultas yang saat ini menjadi tempat saya melanjutkan belajar, yaitu Fakultas Teknobiologi.
Ayah saya berjualan makanan di kantin kampus MMTC Yogyakarta. Ibu saya membantu ayah saya dengan berjualan warung makan kecil-kecilan di rumah sendiri. Semenjak Ayah saya sakit, keadaan ekonomi keluarga saya tidak menentu sehingga menjadi tidak tenang ketika kuliah. Penghasilan per hari dari berjualan di kantin kampus serta warung kecil-kecilan di rumah yang tidak menentu yang menjadi kendala ketika akan membayar perkuliahan. Ditambah dalam kondisi pandemi ini mengakibatkan ayah saya yang berjualan ayam geprek di kantin kampus MMTC tutup sampai waktu yang belum ditentukan dikarenakan para mahasiswa melakukan pembelajaran secara daring.
Kondisi ini mengakibatkan ayah bersama ibu saya membuka warung lotek, kupat tahu, gado-gado, dan ayam geprek di rumah. Namun, kondisi warung juga sepi. Kesibukan saya di tengah kondisi pandemi yaitu membantu ayah dan ibu jika ada pesanan makanan yang harus diantarkan hingga lokasi pemesan, walau jumlah pesanan juga tidak banyak dan tidak menentu setiap harinya. Saya bertekad kuliah dengan sungguh-sungguh di jurusan yang saya pilih dan tidak mengecewakan orang tua saya yang sudah berjuang dan bekerja keras untuk memperjuangkan saya hingga saat ini. Saya sangat bahagia dan bersyukur kepada Tuhan yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menerima Beasiswa KAMAJAYA dan masih dapat melanjutkan kuliah di UAJY hingga selesai.
No Comments