Opini: Makna Pancasila sebagai Ideologi
Kata ideologi berasal dari kata “idea” yang berarti landasan, cita-cita atau konsep dan “logos” yang berarti pemikiran, sehingga ideologi berarti landasan pemikiran yang berisi nilai-nilai untuk menggapai cita-cita sebuah negara. Pancasila selain menjadi dasar dan pedoman hidup bangsa, juga dijadikan sebagai ideologi negara karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya diangkat dari nilai-nilai kemasyarakatan yang sudah ada sebelum merdeka. Setiap sila yang terkandung di dalamnya merupakan pedoman kita dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara untuk dapat mewujudkan cita-cita negara.
Sila pertama Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini berarti setiap warga Indonesia mempercayai dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain memiliki jiwa nasionalis, kita juga memiliki jiwa religius. Di Indonesia, semua orang berhak untuk menentukan pilihan terhadap kepercayaannya masing-masing. Iman terhadap kepercayaan kita berasal dari hati nurani sehingga tidak bisa dipaksakan.
Sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Pada sila ini mengatakan bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama. Dengan demikian, kita harus menyayangi satu sama lain tanpa membeda-bedakan atau mendiskriminasi. Sayangnya, masih ada kasus diskriminasi yang terjadi di Indonesia. Untuk menyelesaikannya, diperlukan kesadaran dari dalam diri terkait sila kedua Pancasila ini.
Sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia”. Indonesia adalah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang dipisahkan lautan. Tiap daerah di pulau ini memiliki keunikannya masing-masing mulai dari bahasa, adat, cara berpikir, dan kepercayaan. Oleh karena itu, Indonesia dipenuhi oleh perbedaan. Pada sila ketiga ini, terdapat impian pendiri bangsa kita agar Indonesia bisa menjadi satu kesatuan walau terdiri dari perbedaan. Untuk mewujudkan hal ini, kita perlu belajar untuk saling mengerti dan menghargai. Konflik bisa terjadi jika salah satu atau kedua belah pihak menolak untuk saling mengerti dan memaksakan kehendaknya sendiri. Jangan sampai karena perbedaan ini Indonesia tidak dapat bersatu karena sebenarnya perbedaan adalah hal yang menarik. Kita bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda dan mendapat pengetahuan baru saat berbicara dengan orang dari daerah lain yang berbeda dengan kita.
Sila keempat Pancasila, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Makna sila ini adalah Indonesia merupakan negara demokrasi yang berkedaulatan rakyat. Dasar dari sila ini adalah musyawarah untuk mencapai mufakat. Indonesia adalah negara demokrasi di mana semua orang memiliki hak untuk menyampaikan pendapat. Setiap orang tentu memiliki pandangan yang berbeda-beda sehingga kerap terjadi perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan perdebatan. Dengan menyelesaikan perdebatan secara musyawarah mufakat dapat mencegah terjadinya konflik yang bisa memecah belah.
Sila kelima Pancasila, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Sila kelima ini menyuarakan semangat gotong-royong bangsa kita. Sikap gotong-royong dilandasi sifat kekeluargaan, sehingga kita tergerak untuk saling membantu satu sama lain. Dengan saling membantu dapat tercipta lingkungan yang lebih sejahtera.
Tanggal 1 Oktober kita peringati sebagai hari Kesaktian Pancasila. Hari ini diperingati untuk mengingat perjuangan bangsa terhadap peristiwa yang terjadi tanggal 30 September 1965. Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa ideologi suatu negara tidak bisa dipaksakan. Ideologi negara ialah landasan kehidupan bangsa sehingga ideologi negara harus sesuai dengan warganya. Bagi Indonesia, Pancasila-lah ideologi yang cocok dengan kita sehingga sebagai warga negara Indonesia kita harus menjaga dan memperjuangkan Pancasila sebagai ideologi negara agar terhindar dari ancaman. Menjadi sebuah keluarga dalam bela negara, sangat menjadi tolak ukur sebagai warga negara untuk saling memiliki rasa kekeluargaan serta toleransi antarumat beragama. Semoga harapan dalam memperingati hari Kesaktian Pancasila ini membuat kita mempunyai rasa memiliki dan toleran kepada bangsa dan warga negara.
Yogyakarta, 1 Oktober 2021
Gde Rama Vedanta Yudhistira
Mahasiswa Program Studi Informatika UAJY Angkatan 2020
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-5
Sumber gambar: https://www.pngitem.com/middle/xomimm_garuda-pancasila-png-transparent-png/
No Comments