Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Albert Feliciano Ferrari
Albert Feliciano Ferrari
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
17 Juni 2002
Yogyakarta
Fakultas Teknobiologi Prodi Biologi semester 5 (Agustus 2022)
Albert Feliciano Ferrari
Mahasiswa Fakultas Teknobiologi UAJY Prodi Biologi
Mimpi Dalam Diri
Menjalani hidup bukanlah perkara yang mudah. Ada banyak hal indah, sedih, dan berbagai rasa lainnya. Setiap rasa yang kita alami memberi pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga, seperti yang saya alami selama 19 tahun perjalanan hidup saya.
Hai, nama saya Albert Feliciano Ferrari, lahir di Yogyakarta, 17 Juni 2002, dengan setengah darah Chinese dan setengah darah Jawa. Sejak kecil, saya biasa dipanggil Albert oleh orang-orang di sekitar saya. Saya tinggal bersama orang tua saya yang beralamat di Karanglo, Gulon, Salam, Magelang, Jawa Tengah. Saya memiliki dua saudara dan saya adalah si bungsu.
Ada banyak hal dan kegiatan yang saya sukai yang pada akhirnya menjadi hobi. Di antaranya ada basket, traveling, fotografi, mendengarkan lagu, dan pastinya juga menyanyi. Melalui hobi basket, saya merasa dapat mengembangkan diri di bidang olahraga tersebut, sehingga saya bisa mendapatkan beberapa prestasi melalui hobi basket saya. Sejak kecil, orang tua saya mengenalkan saya agama yang dianut orang tua saya, yaitu Kristen Protestan. Selama saya menjalani kehidupan religius, saya merasa bahwa pada ajaran agama Kristen Protestan ini saya dapat menjalin relasi yang baik dengan Tuhan yang saya percayai. Saat ini, saya menempuh pendidikan di Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta sebagai mahasiswa angkatan 2020.
Keluarga saya adalah keluarga yang cukup harmonis dengan lima anggota keluarga. Orang tua saya masih lengkap. Ayah saya bekerja sebagai wirausaha dengan memproduksi makanan lokal yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan pariwisata, sedangkan ibu saya juga bekerja sebagai wirausaha dengan membuat wedang-wedangan seperti wedang uwuh tetapi hanya dalam skala kecil. Kakak saya yang pertama sedang berkuliah di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan kakak saya yang kedua masih menjalani studinya di SMA.
Selama masa-masa pandemi Covid-19 ini, kehidupan pariwisata telah mati suri dalam jangka panjang sehingga penopang utama perekonomian keluarga saya sangat berantakan dan menjadi sangat berkekurangan. Pengeluaran yang besar untuk hidup dan memenuhi kebutuhan pendidikan sungguh membuat keluarga kami tersandung-sandung. Berbagai hal telah kami usahakan untuk bangkit dari kesulitan ini. Orang tua saya mencari pekerjaan sambilan dengan menjadi reseller beberapa barang dan makanan. Kakak perempuan saya mulai membuka usaha menjual pakaian-pakaian bekas agar tidak membebani orang tua. Saya sendiri mencoba mengurangi beban orang tua dengan membuka pre-order makanan untuk mengurangi meminta uang saku kepada orang tua. Tentunya, kami tidak lupa untuk berdoa dan meminta bantuan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memberikan rezeki yang melimpah dan membantu kami tabah menjalani keadaan kami yang seperti ini.
Pada masa-masa sulit di keluarga kami, saya hampir tidak mendapatkan uang saku dari orang tua saya. Oleh karena itu, saya mencoba untuk membuat pre-order makanan untuk mendapatkan uang saku untuk diri saya sendiri. Pendapatan rata-rata dari membuka pre-order tidak banyak, hanya Rp 150.000,00 sekali membuka. Namun dikarenakan kesibukan kuliah dan acara lainnya, saya sulit untuk meluangkan waktu untuk membuka pre-order tersebut secara berkala.
Daerah asal saya adalah Dusun Karanglo, Gulon. Sebuah desa kecil di Kabupaten Magelang. Saya tinggal di rumah warisan kakek saya yang telah dibagi tanahnya kepada seluruh anaknya. Mayoritas penduduk di desa saya adalah petani, buruh, dan wirausahawan. Masyarakat di desa saya sangat baik dan ramah. Meskipun terkadang kami mendapat perlakuan diskriminasi dikarenakan kami sebagai minoritas, tetapi sebagian besar masyarakatnya sangat baik dan suka membantu.
Selama menjalani perkuliahan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, saya masih menjalani perkuliahan secara online dikarenakan pandemi Covid-19 yang masih belum mereda. Selama pembelajaran online ini, saya tidak menggunakan akses wifi untuk menjalani perkuliahan dikarenakan harga langganan wifi per bulan yang tidak masuk dalam kantong keluarga kami. Kami menggunakan kuota unlimited yang disediakan oleh beberapa provider dan digunakan untuk tethering satu rumah. Saya berencana dan berharap dapat tinggal di kos, sehingga saya tidak perlu pulang-pergi dari Muntilan ke Yogyakarta setiap hari.
Berorganisasi dan membangun relasi dengan orang lain itu penting. Oleh karena itu, saya mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan yang ada di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Di antaranya adalah UKM basket, PMK Melisia Christi, dan organisasi basket fakultas. Ada beberapa alasan mengapa saya memilih tiga organisasi tersebut. Jelasnya, karena saya menyukai basket sehingga saya memilih organisasi basket, sedangkan PMK Melisia Christi adalah organisasi Kristen di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Saya memilih organisasi ini karena saya merasa bukan hanya hobi dan kesenangan saja yang harus saya cari dan kembangkan, tetapi juga ketaatan dan iman saya kepada Tuhan yang saya percayai. Di gereja saya sendiri yaitu GKI Muntilan, saya tidak hanya mengikuti ibadah umum, tetapi juga mengikuti ibadah pemuda dan remaja di mana itu menjadi organisasi pemuda dan remaja pada gereja saya.
Alasan mengapa saya mengikuti seleksi beasiswa ini dan mengapa saya sangat membutuhkan beasiswa ini adalah untuk membantu meringankan beban orang tua saya, karena kemampuan ekonomi keluarga yang sedang berantakan dan harapan dapat melanjutkan kuliah di Atma Jaya Yogyakarta. Ada banyak hal yang saya harapkan dapat saya capai dalam hidup saya dan langkah awalnya adalah melalui bangku perkuliahan. Saya sangat berharap Beasiswa KAMAJAYA ini dapat membantu saya dan keluarga saya untuk terus maju dan mengejar cita-cita dan harapan saya.
Saya berharap dan merencanakan selesai studi maksimal dalam 8 semester atau 4 tahun. Karena sesudah lulus, saya berharap untuk melanjutkan studi ke tingkat berikutnya, yaitu S2. Sejak saya berada di bangku SMP, saya memiliki cita-cita untuk membangun peternakan yang besar. Hal itu disebabkan karena saya menyukai binatang. Selain itu, saya berpikir bahwa sektor peternakan di Indonesia harus lebih dikembangkan lagi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Pada saat ekspor migas (minyak bumi dan gas) sudah menurun, sektor peternakan dapat menjadi salah satu sektor andalan untuk menunjang pertumbuhan perekonomian yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu, membangun peternakan juga memiliki manfaat yang jauh lebih besar, seperti membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas, dapat menggantikan bahan bakar seperti gas LPG menggunakan bahan bakar alternatif seperti biogas, menyejahterakan masyarakat, dan lain sebagainya.
Ada cita-cita lain yang juga saya inginkan sebagai alternatif pilihan, di antaranya adalah menjadi seorang yang bekerja dalam mengurusi limbah atau menjadi seorang konservator satwa dan lingkungan. Kita hidup di bumi ini, jadi kita harus menjaga bumi tempat tinggal kita. Itulah alasan mengapa saya memilih Fakultas Teknobiologi yang ada di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Komitmen yang saya tekankan untuk KAMAJAYA Scholarship adalah saya harus berperan menjadi donatur setelah saya dibantu oleh KAMAJAYA Scholarship. Sejujurnya, ada hal yang jauh lebih mendalam yang saya rasakan. Ada banyak teman saya yang bahkan tidak bisa duduk di bangku kuliah karena kurangnya dana yang mereka miliki dan itu menjadi rasa sedih tersendiri bagi saya. Bagaimana negara Indonesia ini bisa maju bila sumber daya manusianya kurang berpendidikan? Oleh karena itu, saya sangat berharap dapat dibantu oleh Beasiswa KAMAJAYA untuk menyelesaikan studi di Program S1 Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan KAMAJAYA dapat menjadi salah satu sarana saya membantu teman-teman lain yang membutuhkan bantuan.
No Comments