Coretan Mahasiswa: Apa yang Ditebus di Kayu Salib?
Paskah sudah tidak lagi asing di telinga umat Kristiani. Kebangkitan Yesus di hari ke-3 menjadi bukti bahwa Ia berkuasa atas maut setelah kematian-Nya di kayu salib yang merupakan puncak dari rencana penyelamatan manusia dari maut. Kematian itu memang harus terjadi supaya firman Allah digenapi.
Kita sering kali mendengar kalimat “Yesus mati untuk menebus dosa manusia”. Sekilas, mungkin tidak ada yang salah. Namun, mari kita lihat lebih dalam. Kata menebus, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti membayar dengan uang dan sebagainya untuk membebaskan. Misalnya saja terjadi penculikan anak, dan sang penculik meminta sejumlah uang sebagai syarat pembebasan anak yang disandera. Karena begitu cintanya orang tua pada anak, maka mereka menginginkan anaknya kembali dengan menyepakati tawaran penculik. Sejumlah uang yang akan diberikan orang tua ke penculik merupakan syarat untuk mendapatkan kembali sang anak kepada orang tuanya. Jadi, yang ditebus adalah si anak karena orang tuanya ingin kembali mendapatkannya.
Lalu sekarang kita kembali kepada frasa “Yesus mati untuk menebus dosa manusia”, sepertinya mulai terasa kurang tepat. “Menebus dosa”, kalau kita merujuk pada pengertian KBBI, maka pengorbanan Yesus di kayu salib adalah untuk mendapatkan dosa kita. Apakah dosa kita adalah milik Tuhan? Pada kasus penculikan anak tadi, orang tua ingin kembali mendapatkan anaknya, karena si anak adalah miliknya, atau dapat dikatakan ingin mempertahankan si anak karena memang miliknya. Dosalah yang membuat manusia binasa, sehingga Tuhan merencanakan penyelamatan dari tawanan iblis agar manusia dapat kembali menjadi miliknya. Kalau yang Tuhan pertahankan adalah “dosa”, maka tujuan awal “penyelamatan” menjadi berbeda. Dosa adalah akibat yang ditimbulkan karena perbuatan jahat manusia sehingga dosa bukanlah milik Tuhan. Yang Tuhan miliki adalah hidup kita. Jadi, lebih tepat kalau frasa “menebus dosa” diubah menjadi “menebus hidup” karena yang mau Tuhan dapatkan kembali adalah hidup dan bukan dosa kita. Kalau tetap ingin menggunakan kata dosa, mungkin kalimatnya akan menjadi “Yesus mati untuk menebus hidup kita karena dosa”.
Image by Pete Linforth from Pixabay
No Comments