Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Marcellinus Kalya Parahita
Marcellinus Kalya Parahita
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
11 Juni 2001
Yogyakarta
Fakultas Teknik Prodi Arsitektur semester 6 (Juli 2023)
Marcellinus Kalya Parahita
Mahasiswa Fakultas Teknik UAJY Prodi Arsitektur
Bertanggung Jawab terhadap Diri dan Sesama
Saya lahir di Salatiga, 11 Juni 2001 dengan nama lengkap Marcellinus Kalya Parahita yang biasa dipanggil Kaka oleh orang-orang terdekat saya. Biasanya orang-orang yang baru mengenal saya dari melihat atau membaca nama saya biasa memanggil Kalya karena nama tersebut yang tercantum dan mudah diingat oleh orang-orang yang baru saja saya kenal.
Berlatar belakang dari keluarga sederhana berjumlah 5 orang terdiri dari bapak, ibu dengan 2 orang anak (termasuk saya) yang sudah melaksanakan kegiatan dan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa dan mahasiswi. Sedangkan anak laki-laki yang paling kecil masih menikmati masa mudanya di SMA Negeri 1 Sewon, dan seorang teman dekat Bapak yang hidup bersama-sama dengan kami dikarenakan alasan keluarga. Dahulu ketika saya masih berumur sekitar 10-12 tahun, Bapak masih dalam kondisi puncaknya dalam pekerjaannya sebagai seorang arsitek sampai titik di mana kami mampu membeli mobil dan memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa rasa khawatir. Beliau mendapat pekerjaan di mana-mana hingga keluar kota sehingga kami perlu membeli mobil sendiri untuk memenuhi kebutuhan mobilitas untuk bekerja.
Tapi, sayangnya bapak saya harus kembali memulai semuanya dari nol karena tertipu dalam pekerjaannya sehingga harus menerima kerugian secara material yang besar. Bahkan uang dan tabungan hasil jerih payahnya selama ini harus digunakan dan masih harus meminjam untuk menutupi kerugian yang diterima. Setelah mengalami hal tersebut, Bapak masih belum dapat merelakan apa yang telah terjadi. Selama 10-12 tahun berikutnya, Bapak sebagai tulang punggung utama keluarga masih belum dapat kembali ke kondisi semula meskipun sudah menerima banyak tawaran pekerjaan dan bekerja sepanjang tahun. Ketika kondisi membaik, ada saja hal yang membuat kondisi keuangan kembali memburuk sehingga membuat kesulitan dalam membayar biaya pendidikan kami bertiga dan harus menunda pembayaran hingga kami lulus dari SMP dan SMA. Karena hal tersebut juga, saya dan adik pertama saya harus menunda masuk kuliah selama 1 tahun dan mulai bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan pribadi dan sehari-hari kami.
Walaupun saya lahir di Salatiga, tapi saya menghabiskan sebagian besar hidup saya di Yogyakarta. Pada awalnya kami tinggal di rumah Nenek, lalu setelah kami jatuh secara finansial, keluarga kami selalu penuh dengan emosi yang akhirnya berdampak pada rumah tinggal kami di mana kami harus hidup berpindah-pindah dari kontrakan yang satu ke kontrakan lainnya. Untuk masyarakat sekitar sangat menyambut dan baik terhadap kami, dan selalu memberikan energi positif kepada kami.
Di tempat tinggal kami sekarang pun, masyarakat sangat memberikan energi positif kepada kami dengan selalu mendorong masing-masing dari kami untuk ikut aktif dalam kegiatan lingkungan dan menjadi bagian dari pengurus lingkungan walaupun mereka mengerti bahwa kami hanya tinggal sementara (kontrak) di tempat tersebut.
Pada awalnya untuk masuk kuliah sendiri saya harus menunda Pendidikan di S1 Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta dikarenakan tidak mampu memenuhi pembayaran uang masuk (SPU). Masa kosong selama setahun saya gunakan untuk bekerja di kontraktor bangunan sebagai seorang drafter dengan gaji per bulan Rp 1.500.000,00 ketika awal bekerja. Gaji saya mencapai Rp 2.000.000,00 ketika saya bekerja sebagai drafter di bandara. Gaji dan uang tunjangan yang saya dapat mulai saya kumpulkan untuk memenuhi kebutuhan hidup saya di luar rumah dan kebutuhan-kebutuhan yang akan saya gunakan ketika kuliah karena ketika kegiatan kuliah, pendapatan saya berkurang karena berkurangnya tawaran pekerjaan yang saya terima. Meskipun begitu, orang tua tidak perlu mengkhawatirkan kebutuhan hidup saya dan fokus kepada adik-adik saya yang pada waktu itu masih duduk di kelas 3 SMA dan kelas 3 SMP yang harus segera melunasi pembayaran agar dapat menerima IJAZAH, serta untuk kebutuhan sehari-hari.
Pada tahun kedua sebagai mahasiswa Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta, kami mendapatkan bantuan dana dari nenek kami untuk melunasi pembayaran uang masuk (SPU) tetapi untuk kebutuhan SPP per semester tetap harus kembali ditanggung Bapak karena saya sudah tidak bekerja dan disibukkan dengan kegiatan perkuliahan. Saya terlambat membayarkan uang SPP pada Semester 3 dan 4. Di Semester 4, saya hampir saja non-aktif dari kegiatan perkuliahan karena terlambat membayar SPP Tetap dan baru dapat melunasi pada hari terakhir pengisian KRS.
Untuk kegiatan kemahasiswaan, saya menjadi anggota panitia Sepekan Arsitektur T.A. 2020/2021 lalu menjadi panitia Inisiasi dan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Atma Jaya Yogyakarta T.A. 2021/2022, menjadi anggota Pengurus Himpunan Mahasiswa T.A. 2021/2022, menjadi Wakoor Divisi IT untuk Sepekan Arsitektur T.A. 2021/2022 dan menjadi Student Staff di Kantor KPSP selama 4 bulan sejak bulan Oktober 2022 serta kuliah Hybrid sejak semester 1 hingga sekarang. Untuk kegiatan kemasyarakatan sendiri, saya sempat menjadi pengurus Putra Altar Tahun 2017-2019 dan menjabat sebagai Ketua OMK lingkungan pada tahun 2019-2020. Untuk mengatur kegiatan kuliah dan kegiatan sendiri, saya menjadwalkan kegiatan dan deadline saya selama seminggu lalu waktu sisa yang ada saya gunakan untuk mengerjakan tugas dan refreshing sehingga tidak terasa jenuh.
Alasan utama mendaftar Beasiswa KAMAJAYA karena kebutuhan finansial yang semakin meningkat. Adik saya sudah memasuki kuliah Semester 2 (seharusnya semester 4 tetapi tertunda juga seperti saya karena belum mampu memenuhi kebutuhan biaya masuk dan sekarang masih bergantung pada adik dari Ibu untuk pembayaran tiap semester). Adik kedua duduk di kelas 2 SMA. Selain itu, denda telat pembayaran dari uang kuliah saya semakin bertambah dan ke depannya semakin sulit untuk dibayarkan. Hal tersebut menjadi alasan keinginan saya untuk berhenti kuliah sementara dan kembali bekerja untuk memenuhi kebutuhan kuliah saya. Konsekuensi berhenti kuliah sementara ini akan menunda kelulusan saya.
Untuk ke depannya, saya ingin selesai kuliah tepat waktu (tidak non-aktif dan mengulang mata kuliah) sehingga saya tidak membuang waktu secara sia-sia. Saya berharap dapat mulai menghidupi diri sendiri dan keluarga karena saya juga ikut merasakan beratnya menjadi tulang punggung keluarga dengan berbagai tuntutan, kewajiban dan harapan yang tinggi dari orang-orang terdekat dan sekitar kita. Dengan begitu, saya berharap dapat menjadi orang yang lebih bertanggung jawab tidak hanya terhadap diri sendiri, namun terhadap orang-orang yang hadir dalam hidup kita. Untuk kontribusi sendiri, saya berharap ke depannya KAMAJAYA Scholarship dapat membantu mengubah hidup saya dan membantu meraih masa depan dan cita-cita. KAMAJAYA Scholarship dapat menjadi kesempatan bagi saya untuk berkembang dan memberikan kembali apa yang saya terima kepada orang-orang di sekitar saya.
No Comments