Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Stevani Jean Rahayaan
Stevani Jean Rahayaan
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
28 April 2002
Sorong, Papua Barat
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Prodi Akuntansi semester 7 (Agustus 2023)
Stevani Jean Rahayaan
Mahasiswi Fakultas Bisnis dan Ekonomika UAJY Prodi Akuntansi
Masalah Menjadi Kekuatanku
Perkenalkan nama lengkap saya, Stevani Jean Rahayaan. Nama Stevani berasal dari bahasa Yunani yang diartikan sebagai mahkota, yang melambangkan pesona dan kharisma. Itulah sebuah nama yang diberikan oleh kedua orang tua saya. Saya merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara dan lahir pada tanggal 22 April 2002 di Kota Sorong, yang sekarang ini telah diangkat menjadi ibu kota provinsi Papua Barat Daya. Dua puluh satu tahun hidup dengan perjalanan yang panjang dan begitu banyak hal yang perlu saya pelajari dan syukuri terlebih khususnya bertemu dengan banyak orang yang juga mengambil peran penting dalam hidup saya. Saya termasuk orang yang cukup ramah dan senang bergaul dengan teman-teman di sekitar.
Saya lahir di keluarga yang tergolong sederhana. Sewaktu kami kecil, kakak dan adik saya yang terakhir dibawa dan dibesarkan oleh Oma dan Opa dari Papa. Ketika mereka memasuki SMP, mereka dibawa kembali ke rumah dan hidup bersama kami. Banyak perbedaan antara sikap dan perilaku yang kurang sesuai sehingga kadang membuat kami berselisih paham. Hal ini mungkin karena sewaktu kecil kami tidak hidup bersama. Tetapi seiring berjalanannya waktu, kami mulai saling mengenal, menyayangi, dan menjaga satu sama lain. Karena status kami berempat masih sebagai pelajar, maka kedua orang tua kami sangat disiplin dalam waktu belajar kami. Setiap malam kami harus membaca buku dan menyelesaikan tugas sekolah/kuliah. Selama kami menempuh pendidikan, mereka selalu mengawasi kehadiran dan prestasi kami di sekolah.
Orang tua kami juga disiplin dalam hal beribadah, kami semua harus selalu mengikuti misa di gereja, ibadah lingkungan, bahkan mereka juga selalu mendukung kami untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di gereja. Saya pribadi sangat bangga dengan ajaran yang diberikan kepada kami. Mama saya memiliki penghasilan tetap sebagai pegawai swasta. Dulunya, Papa bekerja di perusahaan kapal, tetapi karena perusahaan tersebut bangkrut, membuat Papa kehilangan pekerjaan. Inilah yang menjadi tanda awal perekonomian keluarga kami yang mulai memburuk. Untuk membantu memperbaiki perekonomian keluarga, Papa mulai mencari pekerjaan baru sebagai pengawas bahkan juga ikut bekerja sebagai buruh bangunan. Selain itu, kedua orang tua saya juga menggunakan beberapa dari hasil tabungan mereka untuk membangun kos-kosan yang jaraknya dari rumah kami sekitar 7 km. Namun dengan penghasilan yang tergolong pas-pasan (bahkan kurang). Hal ini yang sering memotivasi diri kami untuk belajar dengan baik dan terus berupaya mencari beasiswa untuk meringankan perekonomian keluarga.
Saya sangat mengenali diri saya sendiri. Dengan semua kelebihan dan kekurangan yang saya miliki, saya tumbuh dan berkembang sebagai seorang perempuan yang memiliki empati yang tinggi, bertanggung jawab, cepat beradaptasi, cukup disiplin, tetapi saya kadang sering merasa minder dengan orang-orang di sekitar saya, cepat bosan, emosional, mudah tersinggung, dan pelupa. Saya mempunyai cukup banyak relasi dan mendapatkan banyak dukungan dari keluarga dan teman. Saya hidup di kalangan orang-orang baik yang selalu mendukung dan menghormati kami, tetapi tidak banyak juga yang selalu menganggap remeh dan kurang menghormati kami. Akan tetapi, hal itu pula yang selalu menjadi semangat kami untuk berani maju ke depan. Berani menampilkan sisi baik dan kelebihan kami, meskipun kami juga punya banyak kekurangan. Tapi selalu kami diingatkan untuk menerima itu semua dengan sabar dan bijaksana. Selain itu, saya juga memiliki banyak teman yang sangat dekat sehingga kami saling membantu satu sama lain bahkan bertukar cerita. Karena kedekatan dan kepercayaan mereka terhadap saya, mereka bahkan menceritakan masalah yang mereka hadapi dan meminta bantuan saran/solusi.
Saya tinggal di kota yang cukup keras dan memiliki banyak perbedaan baik suku, ras, agama, dan adat istiadat. Di sini, kami harus belajar untuk toleransi terhadap perbedaan satu sama lain. Kadang juga sering terjadi selisih paham, tapi semuanya bisa diselesaikan dengan baik. Kami sekeluarga juga turut aktif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Selain aktif di kegiatan kemasyarakatan, kami juga aktif di kegiatan Gereja, seperti tergabung dalam kegiatan Misdinar, OMK, pemazmur, dan juga Lektor. Kami juga memiliki banyak teman dan kerabat, dan dari kami semua memiliki empati yang tinggi, sehingga ketika dari kami ada yang mengalami kedukaan atau musibah, kami selalu membantu.
Dari waktu TK sampai SMP, saya bersekolah di sekolah Katholik tempat saya tinggal, dan saat SMK saya memasuki sekolah negeri dengan mengambil jurusan perbankan. Prestasi saya selama sekolah dulu tergolong baik sehingga ketika penerimaan rapor saya bisa melihat rasa bangga dan terharu dari Mama ataupun Papa yang datang saat itu. Sekarang saat memasuki dunia perkuliahan, saya memilih untuk berkuliah di luar kota dengan mengambil jurusan Akuntansi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Menjadi suatu kebanggaan ketika saya diterima di Universitas ini. Universitas Atma Jaya Yogyakarta sering dikenal sebagai Universitas Swasta yang unggul dan menghasilkan banyak mahasiswa yang berprestasi. Selain kegiatan akademik, saya juga aktif di kegiatan non-akademik, seperti tergabung dalam organisasi dan kepanitiaan.
Enam Semester yang sudah saya lalui dengan penuh suka dan duka, kini saatnya saya untuk memasuki Semester 7. Semester yang tergolong dalam semester akhir, sehingga perlu banyak doa dan semangat untuk mengakhiri ini semua. Saya termasuk pribadi yang rajin untuk mengikuti misa di gereja tiap minggunya dan memutuskan untuk tergabung dan aktif dalam kegiatan Orang Muda Katholik di Gereja, sehingga saya perlu mengatur waktu sebaik mungkin agar kegiatan akademik dan non-akademik saya bisa berjalan secara imbang. Sampai saat ini saya masih sering berkomunikasi dengan teman-teman dekat saya yang berasal dari tempat tinggal saya, serta memiliki kenalan dan teman dekat baru di kota istimewa ini. Punya teman baru itu memang asyik apalagi menjadi saudara di tanah rantau ini, itu saya dapatkan di KOMANTTA.
KOMANTTA merupakan Komunitas yang ada di UAJY sebagai perkumpulan Mahasiswa dari Pulau NTT untuk menjadi wadah meningkatkan kualitas diri. Meskipun saya lahir dan besar di Papua, tetapi mama saya sendiri adalah perempuan kelahiran Ende, NTT. Ada di tengah-tengah Komunitas ini yang sangat saya syukuri. Peran dan posisi mereka sebagai keluarga di tanah rantau benar-benar saya rasakan. Kalau orang bilang, anak NTT itu suka membuat rusuh dan membuat keributan, tetapi mereka berbeda. Komunitas kami mempunyai banyak Program Kerja yang dilaksanakan untuk membantu kami dalam belajar banyak hal. Kebanyakan teman dekat saya di Prodi Akuntansi juga berasal dari Komunitas ini. Mengerjakan tugas, belajar, dan kesulitan lain di perkuliahan kami selalu saling membantu dan mendampingi. Saya mempunyai sedikit keahlian dalam bermain alat musik piano. Dulu, gereja di kota saya tinggal pernah membuka les piano dan saya pernah mengikuti les tersebut, tetapi sempat terhenti karena guru lesnya mengundurkan diri dengan alasan tertentu. Saya berkeinginan untuk melanjutkan les piano di lain waktu agar semakin mahir.
Beberapa tahun ke depan setelah lulus kuliah S1 ini besar harapan saya untuk dapat bekerja sebagai pegawai bank dan untuk mewujudkan mimpi tersebut saya harus giat belajar dan mempersiapkan diri sebaik mungkin agar mampu menghadapi dunia kerja dengan baik dan bijaksana. Pengingat dalam keseharian hidup saya bahwa hidup tidak selalu dibarengi dengan canda tawa, tetapi juga air mata. Semua ada porsinya masing-masing. Hal baik maupun buruk yang terjadi, selalu dapat diambil hikmahnya dan minta penyertaan Tuhan untuk selalu menyertai kita semua.
No Comments