Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Endah Sri Wahyuni
Endah Sri Wahyuni
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
26 Januari 2002
Sleman, DIY
Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil semester 6 (April 2024)
Endah Sri Wahyuni
Mahasiswi Fakultas Teknik UAJY Prodi Teknik Sipil
Berdamai dengan Masa Lalu dan Diri Sendiri
Perkenalkan namaku Endah Sri Wahyuni biasa dipanggil Endah. Aku adalah anak tunggal yang lahir pada 26 Januari 2002. Sekarang ini, aku berusia 21 tahun. Dimulai dari TK yaitu aku menjalani pendidikan di TK Negeri 2 Sleman, lalu lanjut di SD Negeri Percobaan 3, lalu SMP Negeri 3 Pakem dan dilanjut ke SMK Negeri 2 Depok Sleman atau dikenal dengan Stembayo yang program pembelajarannya yaitu 4 tahun, tambahan 1 tahunnya digunakan untuk magang.
Dari aku kecil, aku menetap di Yogyakarta di daerah Pakem dekat Cangkringan. Masa kecilku bisa dibilang cukup buruk, karena aku sering dibanding-bandingkan dengan sepupuku yang usianya sama sepertiku. Aku sering dibandingkan tentang pendidikan di mana pada saat itu pendidikanku buruk karena aku sering bermain. Itu posisi saat aku masih SD. Dulu saat lebaran kumpul semua keluarga aku sering dibandingkan. Jujur pada saat itu sangat sedih dan mungkin aku sampai sekarang ada rasa trauma jika dibandingkan atau dimarahi. Yang membandingkan aku bukan kedua orang tuaku tetapi kakek, paman dan tanteku. Akan tetapi saat menginjak SMK, aku bisa membuktikan bahwa nilaiku dan prestasiku bisa di atas sepupuku tersebut.
Dulu saat aku kecil, bisa dibilang keluargaku cukup berada, akan tetapi harus LDR dengan ayahku karena ayahku bekerja di Muntilan Magelang. Ayahku menjadi mandor dan bekerja bersama temannya. Setiap 2 minggu sekali baru ayahku pulang ke rumah. Jika ingin menyusul ayahku tidak bisa, karena ibuku tidak bisa mengendarai sepeda motor dan dulu yang menjemput aku sekolah atau jika ingin pergi-pergi diantar oleh kakekku.
Pada saat aku kelas 6 SD, perusahaan tempat ayahku bekerja mengalami kebangkrutan yang membuat ayahku kehilangan pekerjaannya. Lalu, ayahku memutuskan kembali ke rumah dan bekerja bersama pamanku atau adik dari ibuku sebagai mandor dan pengawas lapangan. Ayahku sempat bekerja di pamanku cukup lama, kurang lebih sampai aku SMK, tetapi setelah itu ayahku keluar karena sering dihina oleh keluarga ibuku. Lalu pada saat itu, lanjut kerja di tempat lain tapi tidak lama karena ada pandemi COVID-19 dan ayahku kena PHK. Setelah itu, ayahku mencoba mencari pekerjaan akan tetapi susah dan akhirnya sampai sekarang hanya bisa bekerja sebagai kuli bangunan.
Pada tahun 2021, saat aku mau mendaftar kuliah, kebetulan saat itu ibu dan ayahku masih memiliki banyak tabungan ditambah ayahku juga mendapat warisan dari kedua orang tuanya, makanya aku yakin memutuskan untuk masuk di Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Saat masuk di UAJY, aku banyak mengikuti kepanitiaan dan aktif berorganisasi, dimulai dari Vivat Competation sebagai Sekretaris, lalu dilanjut dengan Civil Engineering Days (2022) sebagai Divisi Usda, lalu pada event Acara Angkatan 2021 menjadi Divisi Perkap. Dilanjutkan dengan Tinjau Lapangan HMS menjadi Divisi Acara, dan yang terakhir Closing Ceremony CED menjadi Divisi Acara juga. Akan tetapi di tengah perjalanan tiba-tiba ayahku terkena penyakit syaraf kejepit dan membuatnya tidak bisa bekerja hampir satu bulan lamanya dan tidak ada penghasilan. Lalu, ibuku membuka warung kelontong di rumah dan sampai sekarang sudah memiliki pengunjung yang tetap. Penyakit ayahku tersebut menguras cukup banyak biaya yang membuat tabungan kedua orang tuaku menipis.
Pada saat liburan Semester 3 naik ke Semester 4, aku mencoba untuk mencari pekerjaan yang tujuan awalnya hanya mengisi waktu liburan. Lalu puncaknya pada saat Semester 4 yang lalu, saat itu aku ingin membeli laptop karena laptop lamaku rusak, dan kebetulan saat itu juga berbarengan dengan pembayaran SPP tetap dan SPP variabel. Aku tidak enak jika meminta pada saat yang bersamaan kepada orang tuaku apalagi ditambah kondisi keuangan keluargaku yang sedang menurun. Akhirnya, aku meminjam uang di koperasi gereja dekat rumahku dengan jaminan motorku. Lalu, aku membayarnya mencicil setiap kali aku gajian.
Dan awalnya aku mencoba untuk mendaftar Beasiswa SPP Tetap, tetapi aku tidak diterima. Akhirnya, aku mencoba mendaftar Beasiswa KAMAJAYA. Sejujurnya saat awal bekerja ditambah kuliah sangat berat apalagi aku tidak pernah membayangkan kalau aku bisa mengalami fase seperti ini. Pagi sorenya kuliah lalu malamnya bekerja. Belum lagi masih harus mengikuti rapat kepanitiaan yang aku ikuti. Pada saat itu, aku sedang mengikuti 2 kepanitiaan sekaligus dan keduanya aku menjadi divisi acara. Yang pertama Tinjau Lapangan HMS dan kedua Closing Ceremony CED. Kebetulan saat itu waktunya bebarengan. Jujur rasanya capek dan aku harus pandai untuk membagi waktuku serta saat itu aku juga ada praktikum.
Setiap hari aku harus kuliah-kerja-rapat dan kembali seperti itu setiap harinya. Pertengahan semester, satu kepanitiaanku selesai yaitu yang Tinjau Lapangan HMS, tinggal yang CED. Sedikit agak lega dan bisa istirahat sejenak. Pada saat itu, mendekati H-seminggu acara Closing Ceremony CED, ayahku mengalami kecelakaan saat pulang dari masjid desa yang membuat beliau gegar otak dan mengalami pendarahan. Ayahku harus dirawat inap di rumah sakit. Benar-benar seperti disambar petir dan membuatku sedih, aku hanya punya ayah dan ibu. Aku harus bergantian dengan ibuku untuk menjaga ayahku di rumah sakit. Apalagi ibuku tidak bisa naik motor atau kendaraan jadi aku harus bolak-balik. Kondisi itu menyebabkan kami sama sekali tidak ada penghasilan dan warung ibuku ditutup karena ibuku harus menjaga ayahku, sedangkan aku harus kuliah dan bekerja. Jika aku izin kerja, aku tidak bisa membayar cicilan hutang pada koperasi gereja.
Saat itu, aku berada di titik terendahku, benar-benar aku merasa di bawah dan kondisi ekonomi keluargaku yang semakin menurun. Akan tetapi tidak lama kemudian keluar juga pengumuman hasil seleksi Beasiswa KAMAJAYA dan aku dinyatakan lolos seleksi. Aku sangat bersyukur, Beasiswa KAMAJAYA ini sangat membantu keluargaku. Tidak lama dari itu, ayahku juga sudah diperbolehkan rawat jalan di rumah walaupun masih harus kontrol sampai sekarang. Kepanitiaanku juga berjalan dengan lancar dan selesai.
Semester 4 ini benar benar menguras waktu, pikiran, kesehatan dan semuanya akan tetapi Allah memberikan kejutan yang lebih indah. Satu persatu bebanku mulai hilang dan aku mulai berdamai dengan semuanya dan menerima semua yang sudah terjadi sekarang. Jujur aku sangat bangga dengan diriku di semester ini karena aku bisa membagi waktuku dengan sangat baik dan tugas maupun kewajiban sekolahku tidak terbengkalai. IPK semester ini juga alhamdulillah masih di atas 3. Oleh karena itu, aku sangat berterima kasih dan bersyukur bisa lolos seleksi Beasiswa KAMAJAYA.
Aku akan membuktikan jika aku bisa dan akan belajar sungguh-sungguh. Aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku serta pembimbing KAMAJAYA Scholarship ini. Aku berjanji akan menjadi seseorang yang sukses di masa depan kelak supaya aku bisa membantu adik-adik mahasiswa kelak untuk melanjutkan kuliah terutama mereka yang terhalang oleh keuangan atau biaya.
No Comments