KAMAJAYA Scholarship / Penerima Beasiswa  / Periode 2024/2025  / Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Kadek Dian Dwiyanti Hapsari

Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Kadek Dian Dwiyanti Hapsari

Kadek Dian Dwiyanti Hapsari

Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:

1 Desember 2004

Denpasar

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi semester 3 (Oktober 2024)

Kadek Dian Dwiyanti Hapsari

Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UAJY Prodi Ilmu Komunikasi

Motivasi dan Beasiswa

Nama saya Kadek Dian Dwiyanti Hapsari. Saya bisa dipanggil DIAN, namun keluarga dan teman dekat saya biasa memanggil saya dengan nama DEKDI. Nama Dekdi dipilih bukan tanpa alasan, di daerah tempat saya berasal, Kadek diartikan sebagai anak kedua dan biasanya disingkat dengan kata Dek, jadi setiap anak kedua di tempat asal saya dipanggil dengan nama Dek atau De. Kata Di merupakan awalan dari nama saya yaitu Dian. Jadi Dekdi berarti Dek Dian. Awalnya, saya merasa agak malu ketika dipanggil dengan nama awalan “Dek” karena menurut saya, nama seperti itu seperti terlalu kedaerahan dan pasaran. Namun, lambat laun saya mulai menyukai nama “Dek” tersebut karena rasa bangga terhadap daerah asal saya yang mulai muncul seiring pertambahan usia saya dan hanya orang orang terdekat saya saja yang bisa memanggil saya dengan panggilan “Dekdi”. Orang-orang mengatakan bahwa saya adalah orang yang ceria, optimis, dan tidak enakan sehingga dapat bersosialisasi dengan mudah dengan orang baru. Namun, sifat seperti itu membuat saya cukup kesulitan untuk mengetahui niat asli seseorang terhadap saya sehingga dulu saya cukup sering dimanfaatkan oleh orang yang saya kenal. Namun seiring berjalannya waktu, saya perlahan berubah menjadi pribadi yang cuek dengan perkataan orang sehingga menurut saya pribadi, itu cukup menguntungkan bagi perasaan saya dan membuat saya untuk fokus kepada diri saya sendiri.

Saya lahir di Denpasar, Bali, pada tanggal 1 Desember 2004. Saya lahir dan dibesarkan oleh orang tua yang memiliki keinginan agar anak anaknya dapat menempuh pendidikan setinggi-tingginya dengan ekonomi yang terbilang berkecukupan. Ayah saya merupakan seorang pegawai swasta biasa sedangkan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Saya merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Umur kami bertiga terpaut cukup dekat bahkan bisa dibilang sangat dekat, sehingga ketika memasuki usia untuk berkuliah yang mana biayanya tidak sedikit, orang tua saya cukup kesulitan untuk mencari uang agar kami bisa berkuliah dengan layak. Saya sangat bersyukur lahir di dalam keluarga yang harmonis karena ayah saya tidak pernah mengeluh dan selalu menjalani pekerjaannya dengan semangat dan ceria. Ayah saya selalu berkata agar tidak perlu mengkhawatirkan bagaimana cara beliau mendapatkan uang untuk membayar biaya pendidikan saya dengan kedua saudara saya. Beliau hanya meminta kami untuk mendukungnya dalam memprioritaskan pendidikan kami sehingga kami dapat selalu mendapat nilai yang memuaskan. Sebagai seorang anak, tentu saya tidak bisa diam begitu saja mendengar ucapan seperti itu. Saya merasa sangat bergantung dengan ayah saya sehingga saya sangat takut apabila saya kehilangan sosok seperti ayah saya di kehidupan saya.

Seperti yang sempat saya singgung sebelumnya, dulunya ekonomi keluarga kami terbilang cukup bagus untuk menghidupi keluarga kami. Namun, ibu saya memiliki keinginan yang tinggi untuk menjalankan suatu bisnis. Ayah saya pun berusaha untuk meminjam dana agar bisnis yang ingin dijalankan oleh ibu saya dapat berjalan dengan lancar, namun takdir berkata lain. Bisnis ibu saya yang awalnya berjalan dengan cukup lancar lambat laun mengalami penurunan dan bisa terbilang rugi. Dengan hutang menumpuk yang sekarang bisa mencapai nominal 2 miliar rupiah, tidak bisa ditutupi dengan keuntungan bisnis tersebut, ayah saya juga harus membiayai kuliah dan sekolah saya beserta kedua saudara saya. Saat itu, ayah saya menjual tanah warisan beliau, dan uang yang didapat dari penjualan tanah tersebut diputar kembali agar kebutuhan kami berlima dapat tercukupi. Sebelum menetap di rumah yang kami tinggali sekarang ini, keluarga saya sempat mengontrak rumah beberapa kali. Hal ini dikarenakan rumah yang kami tinggali sekarang ini disewakan untuk menopang ekonomi keluarga saya. Suatu waktu, saya bersama keluarga saya pernah tidak menggunakan listrik selama 2 hari karena ketidakmampuan orang tua saya untuk membayar uang listrik. Saat ini, rumah tetap kami yang kami tinggali sedang dalam proses penjualan karena hutang ayah saya sudah sangat menumpuk di bank.

Sekarang, ayah saya sedang berupaya keras untuk mencari penghasilan meskipun usianya sudah terbilang cukup untuk pensiun. Sebelum melanjutkan pendidikan di Jogja, kakak dan ayah saya juga pernah menjual tanaman hias, dan pendapatan dari penjualan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan kami selama beberapa hari. Ayah saya juga sempat bekerja sebagai tukang kebun untuk saudara beliau dan berjualan burung beserta pakannya di pasar dan terkadang, saya dan saudara saya juga ikut membantu ayah saya berjualan burung serta pakannya sepulang dari sekolah. Semua pekerjaan yang bisa dilakukan oleh ayah saya, akan dikerjakan oleh ayah saya demi memperbaiki keuangan keluarga kami. Oleh karena itu, saya sangat bersyukur sekaligus merasa bangga memiliki sosok ayah seperti ayah saya. Sedangkan ibu saya tidak membantu ayah saya untuk mencari uang. Beliau lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehingga semua beban pengeluaran keluarga kami ditanggung oleh ayah saya seorang. Keluarga saya tinggal di rumah milik kami sendiri yang terletak di daerah dataran rendah yang dekat dengan pantai, sehingga mayoritas penduduk di sini berprofesi sebagai nelayan. Komunitas di sekitar tempat tinggal kami cukup baik dan bisa dibilang bersedia untuk saling bahu membahu, terutama apabila ada keluarga yang sedang melaksanakan acara-acara keagamaan karena lingkungan sekitar saya termasuk keluarga saya sangat berpegang teguh dengan agama kami.

Tahun ini menjadi lebih menantang lagi karena adik saya juga akan memulai kuliah, sehingga ayah saya harus menanggung biaya kuliah untuk kami bertiga yang mana jumlahnya tidak sedikit. Karena menyadari hal tersebut, saya merasa terdorong untuk membantu ayah saya dengan mencari beasiswa. Dengan bantuan Tuhan dan dukungan keluarga, saya sangat bersyukur dapat diberikan kesempatan sebagai salah satu penerima Beasiswa KAMAJAYA ini. Saya tidak berhenti mengucap syukur dan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dan keluarga saya. Terpilihnya saya sebagai penerima Beasiswa KAMAJAYA membuat saya lebih semangat dan termotivasi lagi untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ilmu Komunikasi UAJY dan juga untuk lebih terlibat aktif dalam berbagai kegiatan di dalamnya. Saya memiliki mimpi untuk menjadi seorang relawan yang fokus membantu anak-anak di Indonesia dalam bidang pendidikan.

Saya berharap dapat berkontribusi dalam mengurangi angka buta huruf di negara kita. Dengan memberikan akses dan dukungan pendidikan yang lebih baik, saya ingin membantu anak-anak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk masa depan yang lebih cerah. Walaupun mencapai tujuan tersebut tampak sangat menantang dan mungkin terasa sulit bahkan mustahil, saya bertekad untuk berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya. Langkah pertama yang harus saya ambil adalah dengan menyelesaikan pendidikan saya sendiri. Dengan menyelesaikan pendidikan, saya akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi berbagai rintangan dan berkontribusi secara efektif dalam upaya meningkatkan pendidikan bagi anak-anak di Indonesia.

Semoga di masa depan nanti, saya dapat memberikan kontribusi yang berarti dan menjadi sumber inspirasi bagi anak-anak, sama seperti Beasiswa KAMAJAYA yang telah memberikan bantuan dan motivasi yang besar bagi diri saya sendiri. Saya ingin menjadi contoh nyata bahwa dengan tekad dan dukungan, seseorang bisa mencapai tujuannya meskipun menghadapi berbagai rintangan. Saya ingin memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengatasi kesulitan yang sedang mereka hadapi, serta membantu mereka menemukan potensi dan peluang yang dapat mengubah hidup mereka. Sama seperti Beasiswa KAMAJAYA yang telah membuka jalan untuk saya, saya berharap bisa membantu membuka jalan bagi banyak anak lain menuju masa depan yang lebih baik.

Saya saat memenangkan lomba Public Speaking tahun 2023.
Saya dan keluarga saya ber-Tirta Yatra ke Pura Dalem Puri dan Pura Besakih tahun 2023.
Saya bersama anjing saya tahun 2022.

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA