Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Melyana Revi Utami
Melyana Revi Utami
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
28 Juli 2003
Yogyakarta
Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum semester 5 (Oktober 2024)
Melyana Revi Utami
Mahasiswi Fakultas Hukum UAJY Prodi Ilmu Hukum
Kekurangan Tidak Menghancurkan Harapan
Nama saya Melyana Revi Utami, saya biasa dipanggil Revi oleh teman sekolah atau teman kampus atau orang yang tidak terlalu dekat dengan saya. Namun, saya biasa dipanggil dengan nama Epik oleh keluarga, masyarakat di sekitar rumah, dan teman-teman yang sudah akrab dan dekat dengan saya. Saya biasa dipanggil Epik karena orang di desa sulit menyebut nama Revi, lebih tepatnya nama dengan huruf R dan V. Oleh karena itu, dari yang awalnya Revi kemudian menjadi Repi, lalu Repik, lalu Kepik, sampai akhirnya sering dipanggil dengan nama Epik. Saya tidak pernah merasa keberatan akan hal itu, karena saya juga memahami alasan mereka memanggil nama itu hingga saat ini. Saya lahir di Boyolali pada tanggal 28 Juli 2003. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Saat ini, saya merupakan seorang mahasiswa Fakultas Hukum UAJY dan memiliki seorang adik perempuan yang saat ini sudah menjadi siswa SMP, dan akan menempuh pendidikan SMA/SMK di tahun ini.
Nama ayah saya adalah Sutanto dan ibu saya adalah Sutarmi. Ayah dan ibu saya lahir di Gunung Kidul. Pekerjaan ayah saya adalah seorang pedagang angkringan sedangkan ibu saya adalah Ibu rumah tangga (IRT). Ayah saya merantau ke Yogyakarta sejak tahun 2000-an untuk mencari mata pencaharian. Keluarga kami adalah keluarga yang harmonis, karena kedua orang tua saya selalu mengusahakan apa pun untuk memenuhi kebutuhan saya, terutama kebutuhan untuk pendidikan.
Sebelum kami membangun rumah di kontrakan tanah kas Desa ini, kami sebelumnya selalu mengontrak atau menyewa kos, sehingga kami sering berpindah-pindah beberapa kali. Kami hanya menyewa satu kamar untuk berempat, yaitu ayah, ibu, saya, dan adik saya. Ayah dan ibu saya sama-sama merantau dan belum mempunyai modal untuk mengontrak 1 rumah atau pun membangun rumah sendiri.
Kondisi ekonomi dalam keluarga pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan pendidikan saya dan adik saya, yang kebetulan kami bersekolah di sekolah swasta. Dengan kondisi yang pas-pasan, kami sekeluarga lebih berhemat. Contohnya mengurangi pengeluaran untuk hal yang kurang penting, hanya fokus untuk biaya pendidikan kami.
Kegiatan utama saya adalah belajar. Apabila tidak memiliki kegiatan khusus/kuliah, maka setiap pulang atau selesai kuliah dari kampus selalu menemani orang tua saya berjualan angkringan. Tidak bisa terlalu lama karena setelah itu saya harus pulang dan beristirahat sebentar. Saya selalu menyempatkan waktu saya walaupun sedikit hanya untuk bertukar cerita dengan ibu atau ayah saya.
Saya sering menceritakan kegiatan saya di kampus, seperti saya tadi di kelas ditanya dosen, terus saya bisa menjawab atau tidak. Begitupun sebaliknya, ibu saya juga sering bercerita tentang kejadian yang dialami setiap harinya. Setelah itu pada sore hari atau setelah magrib, saya menyusul orang tua saya untuk menemani dan membantu menutup angkringan, dan membantu menjaga angkringan apabila orang tua saya memiliki keperluan penting. Apalagi pada saat bulan Ramadhan, kegiatan saya setiap sore adalah saya mengikuti kegiatan masjid. Saya ikut mengajar anak-anak TPQ (Tempat Pendidikan Qur’an) dan juga mengikuti kegiatan tadarus setelah solat tarawih.
Tidak hanya saya saja, tetapi kedua orang tua saya juga mengikuti kegiatan masjid secara aktif. Tidak hanya selama Ramadhan saja, tetapi di luar Ramadhan mereka juga sangat aktif, dan begitupun di masyarakat, ayah dan ibu saya juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Mereka selalu mengikuti kegiatan dan berperan aktif dalam kegiatan di masyarakat. Kedua orang tua saya adalah idola saya. Saya sangat mengagumi, menyayangi, dan saya sangat bangga terhadap mereka, terutama karena jiwa semangat kedua orang tua saya, kesederhanaan kedua orang tua saya, kekompakan antara ayah dan ibu, dan memiliki prinsip dan pendirian yang teguh.
Saya tidak pernah malu dengan keadaan ekonomi kami, tetapi saya merasa bangga dan bersyukur karena saya terlahir dari kedua orang tua saya saat ini. Mereka selalu mengutamakan kebutuhan pokok anak-anaknya, tanpa memikirkan kebutuhan pokok mereka sendiri, contohnya seperti, ayah ibu saya tidak pernah membeli baju pada saat hari raya atau pun tidak, peralatan make up, makan-makanan yang enak, dan lain-lain karena uang yang mereka hasilkan hanya untuk ditabung dan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dan kebutuhan sehari-hari kami. Oleh karena itu, saya sangat bangga kepada mereka, karena telah memberikan pelajaran penting bagi saya, tentang kesederhanaan, menghemat, menabung, dan bersikap apa adanya.
Yang menjadi kekuatan untuk saya saat ini adalah dukungan penuh dari kedua orang tua, keluarga, dan orang orang terdekat. Mereka selalu percaya akan hasil dan keberhasilan saya. Kelemahan saya sendiri adalah adanya rasa kurang percaya diri. Saya selalu merasa takut akan kegagalan. Saya takut akan mengecewakan semua orang. Kemudian peluangnya adalah pendidikan dan ilmu-ilmu serta relasi yang saya dapatkan di universitas maupun di luar universitas. Ancaman saya menurut saya adalah keraguan pada diri saya sendiri dan tidak percaya diri yang kadang masih selalu mucul pada pikiran dan perasaan saya.
Secara sosial, hubungan kami sangat baik dengan masyarakat sekitar. Tempat tinggal kami secara geografis terletak di dekat sungai, dekat gereja, juga dekat dengan masjid. Kami tinggal di kontrakan tanah Kas Desa. Mayoritas penduduknya bekerja serabutan. Karakteristik masyarakat di sekitar kami seperti di perdesaan memiliki jiwa sosial dan kemanusiaan yang cukup baik.
Saya tinggal dengan keluarga di daerah Yogyakarta, tepatnya di Jalan Tantular RT 15/RW 42 Pringwulung, Condong Catur, Depok, Sleman (dekat dengan Kampus ). Fasilitas yang ada adalah listrik, Wifi, dapur, ruang tamu. Wifi di rumah kami, hanya menggabung di tempat tetangga, sehingga hanya perlu membayar Rp 100 ribu/bulan untuk 4 orang.
Biaya kuliah dan uang saku, dari hasil uang Ayah berjualan di angkringan. Penghasilan Ayah cukup untuk sehari-hari. Untuk biaya kuliah, dari hasil menabung, dengan saya ikut arisan. Di kampus, saya mengikuti UKM KOMSTAR (Komunitas Tari UAJY). Saya sebagai pengurus di bagian Humas.
Di dalam masyarakat, saya juga ikut aktif dalam kegiatan pemuda-pemudi sebagai bendahara. Di masjid, saya juga sebagai sekretaris yang ikut serta dalam mengajar anak-anak TPQ (Tempat Pendidikan Alquran). Di padukuhan, saya juga ikut aktif dalam kegiatan Karang Taruna di mana saya dipercaya sebagai Humas perwakilan RT, dan saya diberi kepercayaan untuk menjadi anggota KPPS Pemilu 2024. Cara mengatur waktu saya adalah saya mengikuti kegiatan yang dapat menyesuaikan jadwal kuliah saya, sehingga semua kegiatan saya dapat berjalan dan dapat saya ikuti dengan baik dan lancar.
Alasan saya memerlukan Beasiswa KAMAJAYA adalah seperti yang saya ungkapkan di atas bahwa ekonomi kami pas-pasan. Dengan Beasiswa KAMAJAYA, saya berharap bisa membantu meringankan tanggungan kedua orang tua saya. Saya sering melihat muka lelah kedua orang tua saya. Mereka selalu bekerja terus-menerus untuk menabung dan memenuhi kebutuhan kami.
Dulu sewaktu saya masih duduk di SMA kelas 12, saya sering diajak jalan-jalan oleh kedua orang tua saya, seperti ke Kaliurang, Magelang, Klangon, dan tempat-tempat untuk refreshing. Tetapi untuk saat ini, kami sudah jarang bahkan hampir sudah tidak pernah lagi karena memang kondisi sekarang belum memungkinkan. Masih banyak lagi yang harus dipenuhi kedua orang tua saya. Kedua orang tua saya selalu bekerja setiap hari, dan hanya dalam hari tertentu atau hari penting saja mereka libur berjualan.
Rencana studi saya, saya berharap dapat menyelesaikan studi saya dalam waktu singkat yaitu 3,5 dan maksimal 4 tahun. Mimpi atau cita-cita saya adalah menjadi seorang HRD di sebuah perusahaan. Dengan begitu, saya ingin mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan S2. Selain itu, saya dan ayah saya mempunyai cita-cita membangun sebuah pendopo yang digunakan untuk kegiatan seperti pelatihan seni tari, gamelan, reog, dan lain-lain. Saya dan ayah saya mempunyai hobi yang sama yaitu di bidang seni. Saya mempunyai satu karya tarian bernama DARUN ASWANDA. Saya ingin meningkatkan jiwa seni pada anak-anak dan dapat menyalurkan hobi dan minat mereka.
Pada saat saya menerima Beasiswa KAMAJAYA, saya akan menggunakannya dengan sebaik mungkin dan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh KAMAJAYA, seperti pelatihan atau kegiatan yang lain. Saya akan turut berpartisipasi. Kemudian ketika saya sudah lulus kuliah, maka saya akan mengembalikan kebaikan yang saya terima dengan cara akan memberikan ilmu-ilmu yang saya kuasai untuk masyarakat luas.
No Comments