KAMAJAYA Scholarship / Opini  / Opini: Menambah Semester untuk Skripsi, Bolehkah?

Opini: Menambah Semester untuk Skripsi, Bolehkah?

Dalam dunia pendidikan tinggi, menyelesaikan skripsi merupakan salah satu tahap penting yang harus dilalui oleh mahasiswa. Namun, tidak jarang kita mendengar tentang mahasiswa yang harus menambah semester hanya untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Pertanyaannya adalah, apakah menambah semester untuk skripsi ini dianggap sebagai hal yang tabu? Dalam opini ini, penulis akan membahas berbagai sudut pandang terkait isu ini.

Pertama-tama, perlu dicermati bahwa menambah semester untuk menyelesaikan skripsi bukanlah hal yang langka. Banyak mahasiswa menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kesulitan dalam penelitian, pembimbing yang sulit dihubungi, hingga masalah pribadi yang mempengaruhi konsentrasi. Dalam konteks ini, menambah semester bisa jadi merupakan langkah yang bijaksana untuk memastikan bahwa hasil skripsi yang dihasilkan berkualitas dan memenuhi standar akademik yang diharapkan.

Namun, di sisi lain, ada anggapan bahwa menambah semester menunjukkan kurangnya kemampuan dalam mengelola waktu dan tekanan akademik. Masyarakat, terutama di lingkungan kampus, sering kali memandang negatif mahasiswa yang harus memperpanjang masa studi mereka. Hal ini dapat menimbulkan stigma dan tekanan sosial yang tidak sehat, sehingga mahasiswa merasa tertekan untuk menyelesaikan skripsi dalam waktu yang telah ditentukan, meskipun dengan kualitas yang kurang memadai.

Lebih jauh lagi, kita perlu mempertimbangkan bahwa setiap mahasiswa memiliki latar belakang dan kondisi yang berbeda. Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya, baik itu dalam bentuk bimbingan dari dosen, fasilitas penelitian, maupun dukungan emosional dari keluarga dan teman. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung, di mana mahasiswa merasa nyaman untuk berbicara tentang kesulitan yang mereka hadapi tanpa takut akan penilaian negatif.

Kesimpulannya, menambah semester untuk skripsi seharusnya tidak dipandang sebagai hal tabu. Sebaliknya, ini dapat dianggap sebagai pilihan yang realistis bagi mahasiswa yang ingin menjaga kualitas penelitian mereka. Dalam dunia pendidikan, kita perlu mengedepankan pemahaman dan empati terhadap pengalaman masing-masing individu, sehingga setiap mahasiswa dapat menyelesaikan studi mereka dengan cara yang paling sesuai bagi mereka.

Yogyakarta, 26 Januari 2025

Yosefine Lestari
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil UAJY Angkatan 2021
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-6

Image by Jan Vašek from Pixabay

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA