KAMAJAYA Scholarship / Opini  / Opini: Makna Berpuasa

Opini: Makna Berpuasa

Puasa selama masa pra-Paskah sebenarnya memiliki makna yang sangat dalam bagi kita sebagai umat Kristiani. Ini bukan hanya tentang menahan diri dari makanan atau minuman, tetapi lebih kepada mendekatkan diri kepada Tuhan dan merenungkan pengorbanan Kristus. Dalam momen ini, kita diajak untuk lebih fokus pada hubungan spiritual kita dan bagaimana kita dapat memperdalam iman kita.

Masa puasa adalah waktu yang tepat untuk introspeksi. Saat kita menahan diri dari berbagai hal, kita bisa mengevaluasi sejauh mana kita sudah berjalan dalam iman. Kita dapat merenungkan kebiasaan, sikap, dan tindakan kita sehari-hari. Apa yang perlu diperbaiki? Apa yang bisa kita tingkatkan? Dengan cara ini, puasa menjadi sarana untuk pertumbuhan pribadi dan spiritual.

Puasa juga memberi kita kesempatan untuk lebih peka terhadap orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan. Ketika kita mengurangi konsumsi pribadi, baik itu makanan, waktu di media sosial, atau kegiatan lain yang kurang bermanfaat, kita dapat mengalihkan fokus kita untuk berbagi dengan mereka yang kurang beruntung. Ini bisa berupa donasi, pelayanan, atau bahkan sekadar memberi dukungan emosional kepada teman atau tetangga yang membutuhkan.

Puasa itu fleksibel, artinya setiap orang dapat memilih cara yang paling sesuai untuk diri mereka sendiri. Misalnya, seseorang bisa memilih untuk tidak mengonsumsi makanan tertentu, sementara yang lain bisa mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial atau menghindari kegiatan yang tidak produktif. Fleksibilitas ini memungkinkan kita untuk menemukan bentuk puasa yang paling relevan dengan situasi dan kebutuhan kita.

Jangan lupa, puasa bersama komunitas itu sangat menyenangkan! Ketika kita berpuasa dalam kelompok, kita bisa saling mendukung dan mendorong satu sama lain dalam perjalanan iman. Melalui kebersamaan ini, ikatan kita sebagai umat semakin kuat. Kita bisa berbagi pengalaman, saling mendoakan, dan merayakan pencapaian spiritual bersama. Jadi, puasa selama masa pra-Paskah seharusnya menjadi momen untuk bertumbuh dalam iman dan memperdalam hubungan kita dengan Tuhan, bukan sekadar menahan diri dari sesuatu.

Dengan introspeksi, kepedulian terhadap sesama, fleksibilitas dalam berpuasa, dan kebersamaan dalam komunitas, kita bisa merasakan makna sejati dari masa pra-Paskah ini.

Yogyakarta, 20 Maret 2025

Yosefine Lestari
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil UAJY Angkatan 2021
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-6

Image by Jill Wellington from Pixabay

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA