
Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Afrisa Calista Ramadani

Afrisa Calista Ramadani
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
16 November 2003
Sukabumi, Jawa Barat
Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum semester 8 (April 2025)
Afrisa Calista Ramadani
Mahasiswi Fakultas Hukum UAJY Prodi Ilmu Hukum
Aku dan Kisahku: Sebuah Perjalanan Mencari Makna
Hai .. hai, izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Afrisa Calista Ramadani, saya biasanya dipanggil Afrisa, atau kalau orang terdekat biasanya memanggil saya Risa. Saya adalah anak pertama dari empat bersaudara. Tumbuh besar sebagai kakak dari tiga adik yang luar biasa membuat saya belajar banyak tentang arti tanggung jawab, kepemimpinan, dan kasih sayang. Status saya saat ini adalah seorang mahasiswa semester 8 dari Program Studi Ilmu Hukum UAJY. Saya memiliki cita-cita tinggi untuk menjadi seorang sarjana dan meraih pencapaian dalam bidang Hukum.
Ayah saya adalah seorang wiraswasta, dan ibu saya seorang ibu rumah tangga. Perjalanan keluarga kami tidaklah mudah. Orang tua saya memulai hidup baru dengan merantau, menghadapi berbagai tantangan untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi kami. Jatuh bangun dalam usaha sudah pernah kami rasakan, hingga kami tidak memiliki apa-apa. Sekitar tahun 2007, orang tua saya pergi merantau ke Palabuhanratu, Jawa Barat. Mereka memulai meniti karier di kota ini dari yang awalnya bekerja sebagai kuli, resepsionis hotel, hingga akhirnya memberanikan diri membuka usaha sebagai distributor beras, saya lupa tahun pastinya karena saat itu saya masih kecil, mungkin saat saya berada di sekolah dasar. Namun, impian tidak sesuai realita. Keluarga kami ditipu hingga ratusan juta, beras yang seharusnya dijual tapi malah dibawa kabur. Kejadian tersebut adalah titik terendah untuk keluarga kami, terlilit hutang, didatangi debt collector hampir setiap hari, hingga akhirnya rumah kami disita bank. Walaupun saya masih kecil, tapi saya sangat mengingat betapa mencekamnya hari-hari saya di rumah saat ada orang mengetuk dan menanyakan papa saya.
Terlepas dari ini adalah mimpi terburuk dalam hidup kami, mau tidak mau kami harus tetap melanjutkan hidup. Hingga pada akhirnya, tercetuslah usaha yang kami jalankan saat ini di sekitar tahun 2016, yaitu membuat usaha laundry. Dari hanya laundry rumahan, pelan-pelan kami bisa menyewa toko yang agak sedikit di tengah kota dan mulai dikenal banyak orang. Sehari-hari kami hanya bergantung dari pendapatan laundry yang tidak selalu stabil, terkadang naik dan turun tergantung pada musim dan permintaan pelanggan. Kondisi keluarga kami bisa dibilang cukup sulit meskipun usaha laundry memberikan penghasilan, namun jumlah tanggungan yang harus dipenuhi cukup besar, terutama dengan biaya pendidikan saya dan adik-adik saya.
Di Jogja ini, saya tinggal seorang diri dan tidak memiliki sanak saudara. Untuk tempat tinggal, saya memilih untuk kost di daerah Mrican di dekat Kampus 1 UAJY. Jarak tempuh dari kost saya ke kampus itu sekitar 700 meter. Setiap hari ke kampus saya tempuh dengan jalan kaki atau terkadang saya meminjam kendaraan teman untuk pergi ke kampus. Alasan saya memilih kost ini karena harganya yang relatif murah dibandingkan kost di area sekitar kampus kisaran harga kost 1 juta rupiah ke atas. Saya mendapatkan kost ini dengan harga 650 ribu rupiah ditambah dengan uang listrik 50 ribu rupiah. Dengan harga segitu, fasilitas yang saya dapatkan berupa: kasur, meja, lemari, wifi dan kamar mandi, dapur dan ruang tamu sharing dengan teman-teman kost.
Selama ini, biaya kuliah saya dapatkan dari orang tua. Uang saku yang saya dapatkan dari papa saya nominalnya tidak pasti karena tergantung pendapatan laundry kami. Kalau ada sisa, biasanya papa saya akan mengirimkan uang untuk saya, terkadang papa saya mengirimkan saya 50-60 ribu rupiah untuk 2-3 hari. Jadi, uang saku saya hitungannya harian bukan per bulan. Jika dihitung per bulan, nominalnya tidak pasti. Saya menyadari bahwa uang saku yang diberikan papa saya tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari seperti makan dan kebutuhan pribadi saya, jadi saya berinisiatif untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Saya bekerja paruh waktu di salah satu media hukum di Jogjakarta, yaitu klikhukum.id. Di dalamnya, saya bertanggung jawab atas sosial media yang dipakai untuk sarana penyampaian informasi.
Selama berkuliah dari awal semester saya cukup aktif mengikuti kegiatan kemahasiswaan yang ada di Fakultas Hukum UAJY, mulai dari organisasi hingga kepanitiaan. Saya sangat menyadari bahwa untuk dapat lulus dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, kami mahasiswa dituntut untuk memiliki poin keaktifan, sehingga saya berusaha mengejar target supaya di semester akhir saya bisa fokus mengerjakan tugas akhir saya. Di semester 6, saya sudah memenuhi target poin keaktifan yang menjadi syarat kelulusan. Selain mengikuti organisasi selama masa perkuliahan, di masa libur semester saya menggunakan waktu libur untuk magang di beberapa instansi pemerintah, misalnya di Semester 4 saya magang di Pengadilan Negeri Cibadak, dan di Semester 5 saya magang di DPRD Kota Yogyakarta. Bagi saya, waktu itu berharga. Dibandingkan liburan semester digunakan untuk bermalas-malasan di rumah, lebih baik saya gunakan untuk hal yang positif. Dari magang ini, saya jadi mengerti bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya itu. Dari setiap kesibukan saya di kampus baik kuliah, organisasi dan pekerjaan paruh waktu saya, saya berusaha semaksimal mungkin untuk bertanggung jawab atas ketiga hal ini. Saya membagi waktu ketiganya berdasarkan skala prioritas mana yang lebih penting dan urgent akan saya dahulukan buat saya ketiganya ini sama pentingnya, semaksimal mungkin saya tidak meninggalkan kuliah saya, dan tanggung jawab saya di organisasi dan pekerjaan paruh waktu saya.
Saya mencoba mendaftar di KAMAJAYA Scholarship untuk kedua kalinya setelah yang pertama kali tidak lolos seleksi. Semoga ini adalah yang terakhir kalinya dan saya harap tidak akan ada yang ketiga kalinya. Hal yang menjadi landasan utama mengapa saya sangat memerlukan Beasiswa KAMAJAYA ini adalah karena keadaan mental saya, sebagai mahasiswa yang berdedikasi untuk mengejar pendidikan tinggi. Saya sadar bahwa biaya pendidikan dan hidup di perkuliahan dapat menjadi beban yang sangat berat bagi keluarga saya. Walaupun bukan saya yang harus mencari biaya untuk membayar kuliah saya, akan tetapi di setiap semester di hari-hari mendekati pembayaran SPP tetap dan SPP variabel saya terus-menerus mengalami beban mental yang meningkat saat saya terus memikirkan perjuangan orang tua saya dalam mencari biaya sampai harus meminjam kepada bank keliling. Di setiap pembayaran SPP, saya selalu khawatir kalau papa saya menelepon bahwa uangnya belum cukup sedangkan di kampus ada sistem sanksi denda jika terlambat, hal ini benar-benar menjadi beban mental untuk saya.
Alasan lain mengapa saya memerlukan beasiswa ini adalah karena saya berencana untuk lulus di semester 7 dan untuk dapat mengikuti wisuda ada beberapa syarat yang harus dipenuhi mulai dari penyelesaian biaya kuliah, dan syarat dokumen berupa Ijazah SMA. Namun, saya mengalami kendala di bagian syarat dokumen Ijazah SMA, karena Ijazah saya masih tertahan di sekolah SMA saya. Dari lulus hingga saat ini, Ijazah tersebut belum saya ambil karena kami masih memiliki tunggakan yang belum dibayarkan, papa saya belum ada dana untuk menebusnya sehingga Ijazah saya sampai saat ini masih berada di sekolah. Selain itu, mendekati semester akhir ini saya belum memiliki Laptop. Hal ini bisa menjadi hambatan bagi saya dalam mengerjakan tugas-tugas kampus dan nanti untuk skripsi. Dengan adanya beasiswa nanti, dana yang dipersiapkan untuk membayar kuliah dapat dialokasikan untuk menebus Ijazah saya dan digunakan untuk membeli laptop.
Dengan rencana studi yang sudah saya tetapkan, saya berencana untuk KKN di Semester 7 karena batas minimun SKS-nya baru memenuhi saat saya Semester 7. Selain itu dalam rangka menyelesaikan tugas akhir atau skripsi, saya sudah mengambil metode penelitian Hukum dan 3 mata kuliah PK di Semester 6 sebagai prasyarat untuk nantinya saya bisa mengambil skripsi. Saya berencana untuk melanjutkan topik yang sudah saya buat di mata kuliah MPH untuk nantinya saya lanjutkan ke dosen Pembimbing saya. Saya berencana mengejar target untuk bisa ujian pendadaran sebelum pergi KKN supaya tidak ada beban yang saya bawa saat pergi KKN. Setelah ujian pendadaran dan KKN selesai, saya sebisa mungkin akan mengejar Wisuda secepat mungkin.
Cita-cita mencerminkan tujuan tentang nilai, minat dan aspirasi seseorang. Bagi saya, cita-cita mungkin berorientasi pada pencapaian pribadi yang menjadi pendorong utama yang menggerakkan saya untuk mengejar impian dan membangun masa depan yang lebih baik. Saat ini, tujuan utama atau yang menjadi cita-cita saya adalah menjadi seorang Hakim. Setelah kurang lebih 3 tahun saya belajar Hukum, saya jadi mengerti bahwa masih banyak ketidakadilan yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, saya termotivasi untuk menerapkan hukum dengan adil dan merata bagi semua orang, serta untuk memastikan hak-hak individu terlindungi.
Saya sangat mengetahui dan merasakan bahwa menjalani kuliah dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan itu sangat tidak enak. Hal ini bisa menjadi hambatan untuk seseorang bertumbuh. Menurut saya, perkuliahan itu bukan hanya tentang pendidikannya tetapi juga bagaimana kita bisa membangun relasi dengan teman-teman dalam perkuliahan. Dunia perkuliahan saat ini menghadapi tantangan yang kompleks dalam menciptakan keseimbangan antara kesehatan mental dan pendidikan. Terdapat pemahaman yang semakin berkembang tentang pentingnya kesehatan mental bagi mahasiswa.
Oleh karena itu setelah menjadi bagian dari keluarga KAMAJAYA Scholarship, saya memiliki keinginan jika saya sudah bekerja dan berpenghasilan, saya bisa membantu adik-adik mahasiswa di UAJY yang berkeinginan melanjutkan pendidikan tapi terkendala biaya. Saya ingin KAMAJAYA Scholarship bisa terus menjadi harapan bagi mahasiswa yang membutuhkan.
No Comments