
Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Dorotea Merrysa GitaBahana

Dorotea Merrysa GitaBahana
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
13 Desember 2003
Sleman, Yogyakarta
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi semester 6 (Mei 2025)
Dorotea Merrysa GitaBahana
Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UAJY Prodi Ilmu Komunikasi
Potret Kehidupan
Saya yang sering disapa dengan Merrysa atau Merrysul, memiliki nama lengkap Dorotea Merrysa GitaBahana. Saya lahir di Sleman pada tanggal 13 Desember 2003. Merrysul sendiri hanya panggilan akrab yang diberikan oleh teman-teman SMP dan terdekat saya. Merrysul sendiri berasal dari nama panggilan saya yaitu Merrysa dan ditambah embel-embel Si Gingsul, yang notabene ya memang saya memiliki dua gingsul yang sangat cocok untuk diri saya.
Saya adalah anak dari Bapak Velix Siswanto seorang wiraswasta dan Ibu Kristina Dwi Lestariningsih seorang ibu rumah tangga. Saya memiliki dua adik laki-laki bernama Willy dan Damian. Keluarga saya merupakan keluarga yang harmonis dan saling terbuka untuk bercerita satu sama lain. Hingga saat ini, kami masih sering makan bersama di meja makan hanya untuk sekadar bertukar cerita dan bersenda gurau. Namun dari keharmonisan itu, ya Tuhan sebenarnya memang benar-benar adil, kami diberi cobaan berupa kondisi ekonomi yang sangat kurang memadai.
Dahulu, Ayah mengalami kebangkrutan dan ditipu banyak pihak, mulai dari usaha ayam potong hingga menjadi agen asuransi Prudential dan Generali. Semua itu Ayah mengalami kebangkrutan dan malah banyak utang dari menjadi agen asuransi tersebut, dan kondisi ekonomi keluarga kami saat ini masih terhitung sangat kritis. Willy tidak bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, dan harus bekerja di bidang pelayaran. Dan saya sendiri harus berkuliah sambil bekerja part time di sebuah coffee shop and eatery yang letaknya tidak jauh dari rumah. Orang tua saat ini masih berusaha untuk bangkit, Ayah membuka usaha isi ulang air minum di rumah untuk hidup sehari-hari.
Saya tinggal di daerah pedesaan yang bisa dibilang tidak terlalu jauh dari kota dan bisa dibilang tidak terlalu pelosok, namun masih terhitung pedesaan. Saya tinggal di rumah orang tua saya bersama adik-adik dan kedua orang tua saya. Rumah itu adalah warisan dari simbah saya. Mayoritas penduduk di sekitar rumah saya adalah keluarga besar dan mereka kebanyakan bekerja sebagai pengusaha. Mereka memiliki karateristik hanya mementingkan urusan mereka sendiri dan meremehkan orang-orang kecil seperti keluarga saya. Sikap ini sering membuat kami merasa pesimis sebagai orang kecil atau orang yang kurang mampu dalam hal ekonomi.
Saya tinggal bersama keluarga saya di Dusun Duwet, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Per bulannya kami hanya membayar uang listrik untuk rumah dan usaha air minum isi ulang kami sebesar Rp200.000,00 – Rp220.000,00. Saya pun ikut andil juga dalam membayar uang listrik, karena ingin membantu meringankan kedua orang tua saya.
Biaya kuliah yang saya dapat berasal dari belas kasihan orang-orang baik. Tiap ingin membayar kuliah, Ayah selalu menelepon rekannya yang berkecukupan untuk meminjam dana untuk saya berkuliah, dan kadang pun beberapa dari mereka tidak mempermasalahkan kapan pengembalian uang tersebut. Gaji dari saya bekerja pun kadang saya sisihkan setengah untuk membayar uang kuliah saya walaupun tidak seberapa. Saya tidak pernah mendapatkan transferan bulanan atau uang saku yang besar dari orang tua saya. Orang tua saya hanya memberi uang bensin untuk saya berkuliah dan bekerja. Saya bekerja sebagai barista part time di sebuah coffee shop and eatery. Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi saya dan kedua adik saya. Penghasilan dari saya bekerja berkisar Rp500.000,00 – Rp1.000.000,00 per bulan.
Kegiatan di kampus yang saya ikuti adalah menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Di dalam keanggotaan BEM, saya menjadi sekretaris pengurus harian. Di luar kampus juga ada beberapa kegiatan yang saya ikuti, yaitu menjadi bendahara di dalam kepengurusan Orang Muda Katolik Gereja St. Aloysius Gonzaga Mlati, dan di kampung juga mengikuti organisasi pemuda. Tentunya semua kegiatan yang saya ikuti penting bagi saya, dan menjadi prioritas saya. Pembagian waktunya juga tidak mudah, tapi saya berusaha untuk semua bisa terlaksana dengan baik. Di hari Senin sampai Jumat, biasanya mengikuti kepengurusan BEM dan semua rapat tentang kepengurusan BEM. Di Sabtu dan Minggu, saya bisa mengikuti kepengurusan OMK dan pemuda kampung.
Alasan utama mengapa saya perlu Beasiswa KAMAJAYA adalah karena saya tidak mau menjadi beban kedua orang tua saya. Saya sangat berusaha untuk bisa membantu meringankan beban mereka, dari yang uang saku saya mencari sendiri dengan bekerja, dan biaya kuliah saya berusaha mencari beasiswa untuk bisa membantu meringankan beban mereka. Saya sangat bersyukur karena saya diberi kesempatan untuk mendapatkan Beasiswa KAMAJAYA.
Selesai studi saya targetkan 4 tahun pas sudah selesai semuanya. Masa studi, KKN sesuai dengan standar universitas, skripsi tidak usah buang-buang waktu mungkin 3-4 bulan sudah selesai, dan tamat sudah studi S1. Di kemudian hari, saya bercita-cita ingin bekerja di bidang CSR (Corporate Social Responsibility) sebuah perusahaan yang benar-benar bekerja sesuai dengan tugasnya, memikirkan lingkungan dan masyarakat di sekitar perusahaan tempat saya bekerja kelak.
Tentunya saya tidak lupa untuk memberikan kontribusi kepada KAMAJAYA Scholarship yang memberikan kesempatan bagi saya untuk menerima beasiswa. Saya memiliki angan-angan untuk meng “klik” tombol menjadi donatur di masa yang akan datang dan memberikan sebagian dari gaji saya untuk membantu karya pelayanan KAMAJAYA Scholarship.
No Comments