
Coretan Mahasiswa: Kupu-Kupu atau Kura-Kura
Dunia perkuliahan sering kali digambarkan sebagai sebuah persimpangan jalan yang ramai. Sudut pertama, ada jalur “kupu-kupu’’ atau mahasiswa kuliah-pulang, kuliah-pulang yang fokus mengejar IPK sempurna, lulus tepat waktu, dan menguasai teori dalam kelas. Pada sudut lain, ada jalur “kura-kura” atau mahasiswa kuliah-rapat, kuliah-rapat yang tenggelam dalam kesibukan organisasi, kepanitiaan, dan membangun jaringan di luar kelas.
Pertanyaan ini mungkin pernah singgah di benak kita semua, terutama saat melihat teman-teman kita memilih jalan yang berbeda. Ketika kita sedang suntuk di kamar kos hingga larut malam demi mengejar nilai A, kita melihat unggahan media sosial teman yang sedang seru rapat acara himpunan. Sebaliknya, saat kita lelah setelah seharian mengurus acara kampus, kita mendengar kabar teman yang sudah menyelesaikan separuh skripsinya. Seketika muncul keraguan apakah jalan yang kita pilih ini sudah benar atau kurang tepat.
Lalu, haruskah kita memilih salah satu? Mungkin sudah saatnya kita berhenti melihatnya sebagai dua jalan yang terpisah. Dunia perkuliahan bukanlah pilihan biner antara hitam dan putih. Mungkin kita bisa menjadi keduanya, mahasiswa yang bertanggung jawab di kelas, sekaligus aktif memberi kontribusi di luar kelas.
Kuncinya adalah keseimbangan dan pengenalan diri. Tanyakan pada diri sendiri apa tujuan kita dan apa yang ingin kita capai setelah lulus, tidak semua orang harus menjadi ketua BEM dan tidak semua orang harus lulus dengan predikat cum laude. Mungkin, kebahagiaan kita ada pada keikutsertaan di satu atau dua kepanitiaan yang sesuai minat namun tetap menjaga performa akademik di level yang aman. Mungkin, kita lebih cocok mengikuti lomba karya tulis ilmiah daripada mengurus acara musik.
Pada akhirnya, “kupu-kupu” dan “kura-kura” hanyalah label. Bagian terpenting adalah perjalanan menemukan diri kita sendiri. Setiap pilihan, baik dalam maupun luar kelas, adalah bagian dari proses pendewasaan. Daripada terus membandingkan diri dengan orang lain di persimpangan jalan, lebih baik kita fokus menikmati setiap langkah di jalan yang kita pilih, sambil sesekali melirik ke jalan lain untuk belajar dan mengambil inspirasi, karena sejatinya tujuan akhir dari perkuliahan bukan sekedar ijazah, melainkan versi terbaik dari diri kita sendiri.
Image by Gerd Altmann from Pixabay
No Comments