KAMAJAYA Scholarship / Kisah/Kesaksian/Testimoni  / Kisah Penerima Beasiswa: Antara Kuliah dan Perjuangan Hidup

Kisah Penerima Beasiswa: Antara Kuliah dan Perjuangan Hidup

Setiap orang memiliki jalannya masing-masing dalam menempuh pendidikan. Bagi sebagian orang, menjadi mahasiswa berarti menghadiri kelas, mengikuti organisasi, dan menikmati masa muda dengan berbagai aktivitas kampus. Namun, bagi saya, kuliah adalah perjuangan, bukan hanya dalam mengejar nilai, tetapi juga dalam memenuhi kebutuhan hidup. Di balik lembar-lembar tugas kuliah yang menumpuk, ada tanggung jawab hidup yang tak bisa diabaikan. Saya adalah seorang mahasiswa yang juga seorang pekerja part time di sebuah toko F&B.

Memasuki semester empat adalah masa yang cukup lumayan berat. Hari-hari terasa seperti teka-teki waktu, kuliah dari pagi sampai siang, lalu bekerja dari sore hingga malam. Ketika teman-teman sekelas pulang dan rehat, saya justru mengenakan seragam kerja. Kadang, saya membawa catatan kuliah ke tempat kerja, mencuri waktu saat istirahat untuk membaca materi atau mengerjakan tugas.

Lelah? Tentu. Fisik dan mental saya sering kali berada di batas. Ada malam-malam ketika saya tertidur di atas buku kuliah, atau pagi-pagi ketika mata masih berat tapi pekerjaan menanti. Namun, di balik semua itu, ada alasan kuat yang membuat saya terus berjalan, yaitu keluarga dan mimpi yang harus saya gapai.

Saya berasal dari keluarga yang biasa saja. Setiap rupiah yang saya hasilkan adalah untuk biaya makan sehari-hari, dan sedikit ditabung untuk kebutuhan mendadak. Sering kali saya merasa iri pada teman-teman yang bisa membeli buku baru atau nongkrong setelah kelas tanpa harus memikirkan ongkos pulang. Tapi rasa iri itu saya ubah menjadi bahan bakar. Saya ingin mandiri, bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk masa depan saya.

Meski begitu, kuliah sambil bekerja bukan hanya soal perjuangan. Di dalamnya, saya belajar banyak hal yang tidak saya temui di ruang kelas. Saya belajar manajemen waktu, tanggung jawab, ketekunan, dan menghargai hasil keringat sendiri. Saya belajar bahwa tidak semua keberhasilan diukur dari IPK, tapi juga dari keberanian untuk terus bertahan dalam tekanan.

Saya juga menemukan arti solidaritas. Ada dosen yang memahami kondisi saya dan memberi kelonggaran waktu. Ada teman-teman yang rela meminjamkan catatan, atau bahkan mengingatkan tenggat tugas. Saya sadar, meski jalan saya tidak mudah, saya tidak benar-benar sendirian.

Kini, saya masih menjalani peran ganda itu, mahasiswa di pagi hari, bekerja di malam hari. Saya belum tahu kapan semua ini akan benar-benar membuahkan hasil, tapi saya percaya, di balik setiap lelah yang saya lalui, sedang tumbuh versi terbaik dari diri saya sendiri. Karena pada akhirnya, kuliah sambil bekerja bukan hanya tentang mencari gelar dan penghasilan, tapi tentang membentuk karakter, membangun daya juang, dan mengukir cerita hidup yang tak semua orang punya keberanian untuk menuliskannya.

Yogyakarta, 17 Juli 2025

Maria Ovie Hizkianti
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum UAJY Angkatan 2023
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-8

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA