
Opini: Sibuk Kegiatan Eksternal, tapi Lupa Menjadi Mahasiswa Seutuhnya?

Menjadi mahasiswa bukan hanya soal datang ke kampus, duduk di kelas, lalu pulang. Dunia perkuliahan membuka banyak peluang bagi kita untuk berkembang, baik di dalam maupun di luar kampus. Ada organisasi, komunitas, kegiatan sosial, kepanitiaan, bahkan peluang bekerja sambil kuliah. Semua itu adalah ruang pembelajaran yang sangat berharga. Tapi yang perlu diingat adalah semua itu seharusnya menjadi tambahan, bukan pengganti dari tanggung jawab utama kita sebagai mahasiswa.
Fenomena yang sering saya lihat dan jujur saja, kadang saya juga nyaris terjebak di dalamnya adalah mahasiswa yang terlalu larut dalam kegiatan eksternal. Ikut organisasi luar kampus, magang sana-sini, ikut acara ini itu, bahkan jadi “anak sibuk” yang hampir tidak pernah terlihat di kelas. Sekilas terlihat keren, apalagi ketika media sosial dipenuhi dengan aktivitas produktif yang memukau. Tapi di balik itu semua, tugas kuliah terbengkalai, nilai anjlok, dan kewajiban akademik diabaikan.
Kita semua tentu ingin jadi mahasiswa yang berkembang, bukan hanya dari sisi teori, tapi juga praktik. Namun, jika kegiatan eksternal justru membuat kita mengabaikan kelas, melewatkan ujian, atau menomorduakan tanggung jawab akademik, bukankah kita justru sedang mengingkari identitas kita sendiri sebagai mahasiswa. Tidak ada yang salah dengan aktif di luar kampus. Justru itu bagus untuk membentuk karakter, jejaring, dan pengalaman kerja yang akan sangat berguna di masa depan. Tapi semua itu harus dijalani dengan kesadaran bahwa kita masih punya tanggung jawab utama, belajar dan menyelesaikan pendidikan tepat waktu.
Menjadi mahasiswa bukan sekadar status, tapi proses intelektual yang menuntut kedisiplinan dan komitmen. Bukan berarti kita harus mengurung diri di perpustakaan sepanjang hari, tapi kita harus tahu batas dan prioritas. Jangan sampai terlalu sibuk mengurus acara di luar kampus, tapi laporan praktikum tak pernah dikumpulkan. Jangan terlalu sibuk jadi pembicara webinar, tapi malah mengulang mata kuliah karena tak pernah hadir. Kadang, kita terlalu bersemangat membangun citra “mahasiswa aktif” tanpa sadar kita sedang mengorbankan hal paling penting yaitu substansi. Kita lupa, tujuan awal kita masuk kampus bukan untuk terlihat hebat di luar, tapi untuk tumbuh sebagai pribadi yang utuh baik secara intelektual, sosial, maupun moral.
Mari kita sadari bahwa prestasi akademik dan pengalaman organisasi bukan dua kutub yang harus dipilih salah satu. Keduanya bisa berjalan berdampingan jika kita bisa mengatur waktu dan komitmen dengan bijak. Dunia luar memang penting, tapi jangan lupakan bahwa dunia kampus adalah tempat kita menanam pondasi. Jadi, jika hari ini kamu mulai merasa bangga karena terlalu sibuk di luar kampus, coba tanyakan pada diri sendiri “Apakah saya masih menjalankan kewajiban saya sebagai mahasiswa dengan benar?” Karena sehebat apapun kegiatan eksternal mu, jika kamu lupa menyelesaikan peran utamamu sebagai mahasiswa, maka kamu sedang membangun pencapaian di atas pondasi yang rapuh.
Yogyakarta, 17 Juli 2025
Maria Ervioline Putri
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi UAJY Angkatan 2021
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-6
No Comments