KAMAJAYA Scholarship / Penerima Beasiswa  / Periode 2024/2025  / Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Sekar Galuh Pramesthi

Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Sekar Galuh Pramesthi

Sekar Galuh Pramesthi

Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:

15 Oktober 2002

Yogyakarta

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Prodi Akuntansi semester 8 (Juni 2025)

Sekar Galuh Pramesthi

Mahasiswi Fakultas Bisnis dan Ekonomika UAJY Prodi Akuntansi

Manis Pahit Hidup demi Menggapai Cita Tanpa Putus Asa

Perkenalkan nama saya Sekar Galuh Pramesthi, saya biasa dipanggil Sekar. Lahir pada tanggal 15 Oktober 2002. Saya di rumah sering dipanggil “Inul” karena pada tahun 2002 ada artis yang bernama Inul Daratista. Pada tahun itu beliau merupakan artis terkenal dan nama Inul baru nge-TOP. Saya pernah bertanya kepada kakek saya mengapa saya dipanggil Inul. Selain alasan yang sudah saya kemukakan di atas, ada alasan tersendiri lagi yaitu kata kakek saya, “Biar rizkinya sama kayak Inul”. Saya tidak keberatan untuk dipanggil Inul karena mungkin itu juga doa dari keluarga saya agar saya kelak menjadi orang yang sukses dan banyak rizkinya. Saat ini saya merupakan mahasiswa Semester 8 Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adik saya laki laki dan saat ini menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 2 Ngemplak.

Saya bisa dibilang lahir dari keluarga yang “broken home”. Dari kecil, saya tinggal di rumah kakek dan nenek saya. Kala itu saya sering ditinggal kerja oleh Ibu saya karena ibu saya adalah tulang punggung utama dan ibu saya juga berperan menjadi ayah. Saya bisa dibilang juga kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua, karena memang dari kecil selalu ditinggal bekerja. Saya bertemu ayah kandung saya hanya sekali yaitu pada umur 17 tahun, itu pun hanya 3 jam karena beliau hanya mampir sebentar ke rumah.

Pada saat kali pertamanya saya ketemu dengan ayah kandung saya, perasaan saya campur aduk (marah, sedih, kangen) tapi saya lebih ke marah sebenarnya karena memang saya tidak pernah diberi nafkah oleh beliau. Menanyakan kabar saya saja tidak. Waktu itu ayah saya datang bersama keluarganya dan datang dengan tujuan ingin meminta maaf kepada saya tapi yang meminta maaf bukan ayah saya melainkan ibu dari ayah saya. Pada saat itu ayah saya memberi uang saya sebesar satu juta rupiah. Selama saya lahir sampai umur 17 tahun baru merasakan uang ayah dengan nominal tersebut. Saya sekarang berumur 21 tahun, bisa hidup dengan sehat tanpa nafkah dan kasih sayang ayah kandung saya.

Saya juga mempunyai ayah tiri, beliau sangat sayang kepada saya. Mama saya menikah dengan ayah tiri sayap ada saat saya kelas 2 SD atau pada saat saya berumur 8 tahun. Di situ saya mulai merasakan bagaimana nikmatnya mendapatkan peran ayah di hidup saya. Akan tetapi saya juga mempunyai rasa canggung dengan ayah tiri saya. Saya mempunyai adik 1 yang bernama Galih, hasil dari pernikahan mama saya dan ayah tiri saya. Perekonomian keluarga saya sekarang bisa dibilang sedang di bawah. Mama saya bekerja pada PT SGI yaitu pabrik sarung tangan dengan penghasilan yang bisa dibilang hanya cukup buat makan sehari-hari. Ayah tiri saya mempunyai usaha yaitu jual beli material, akan tetapi hanya jika ada yang pesan pasir atau batu, baru ayah saya bekerja. Jika tidak ayah saya menganggur, akan tetapi ayah tiri saya selalu berusaha untuk menghubungi teman-temannya apabila mereka membutuhkan pasir atau batu bisa pesan kepada ayah saya.

Pertengahan tahun 2023 sampai sekarang usaha ayah saya sedang tidak baik. Saat bulan Februari 2024 bertepatan dengan jadwal pembayaran SPP Tetap, ayah tiri saya tidak mempunyai uang untuk membayar dan harus meminjam uang kepada pakde saya sebesar Rp3.750.000,00. Alhamdulillah pakde saya meminjamkan uang untuk bayar kuliah saya.

Kekuatan saya pada saat ini adalah mama saya dan adik saya karena mama adalah orang yang selalu megusahakan kebahagiaan saya dari kecil. Sejak ayah kandung saya meninggalkan saya dan mama saya, beliau tidak bercerai sampai saya berumur 6 tahun. Adik saya juga sumber kekuatan saya karena saya menaruh harapan kepada adik saya dan saya berjanji akan membuat hidup adik saya berkecukupan kelak. Akan tetapi saya juga ada kelemahan yaitu perihal keluarga. Banyak orang yang mendapatkan kasih sayang penuh dari ayah kandungnya sedangkan saya tidak. Sebenarnya ada dendam tersendiri di hati saya kepada ayah kandung saya, tapi saya sadar itu tidak boleh dan saya hanya bisa mendoakan semoga beliau bisa sadar atas kesalahan yang beliau perbuat.

Kuliah adalah sebuah peluang di hidup saya karena dengan kuliah saya bisa mengubah ekonomi keluarga saya kelak. Saya yakin saya bisa sukses, dan bisa membuat bangga keluarga saya terutama mama saya. Saya juga berjanji kepada diri saya bahwa saya bisa sukses tanpa campur tangan ayah kandung saya. Ada pun ancaman dalam hidup saya yaitu saya takut terancam drop out apabila orang tua saya tidak bisa membayar kuliah saya. Ini merupakan alasan mengapa saya mendaftar Beasiswa KAMAJAYA ini agar terus bisa berkuliah.

Sekarang beralih ke kehidupan saya, saya tinggal di sebuah pedesaan yaitu di desa Terung Wedomartani, Ngemplak, Sleman, di sebelah utara Stadion Maguwoharjo. Di sini mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh, tetapi ada juga yang sebagai petani. Hidup di pedesaan lekat dengan guyup rukun dan saya termasuk aktif dalam organisasi pemuda-pemudi yang namanya GEN 51. Saya dipercaya menjabat sebagai bendahara (katanya karena saya anak akuntansi). Saya menjabat sebagai bendahara sejak tahun 2023 sampai 5 tahun ke depan. Didesa saya memang kental akan budaya Jawa yaitu nyadran, rapat organisasi, gotong royong dan sebagainya. Maka dari itu saya juga harus bisa membagi waktu saya antara kuliah dan kegiatan desa.

Selanjutnya saya akan bercerita tentang pendidikan saya. Saya memasuki TK pada saat saya berumur 3 tahun karena saudara saya adalah guru TK, jadi saya dititipkan di sana saat mama saya bekerja. Saya bersekolah TK selama 4 tahun yaitu di TK RA SOLIHIN. Lalu saya masuk SD pada saat saya berumur 7 yaitu di SDN GENTAN. Saya selama SD bisa dibilang selalu masuk 5 besar, mulai dai kelas 1 sampai 3. Kelas 4-6 saya selalu masuk 3 besar dan pada saat kelas 6 pengumuman NIM saya masuk ke dalam ranking 10 besar dengan total NIM 26,00. Lalu saya masuk SMP yaitu SMP PGRI Kasihan, Bantul dan saya selalu meraih ranking 1 dan 2. Saya bersekolah SMP di Bantul agar saya dekat dengan tempat kerja ayah tiri saya dulu. Ayah tiri saya sebelum merintis usahanya beliau dulu bekerja sebagai pegawai bengkel truck di daerah Sedayu. Ayah saya kemudian memutuskan berhenti kerja karena pada saat pandemi COVID-19, dia tidak digaji sama sekali. Saya dulu waktu SMP menginap di rumah bude saya agar tidak bolak-balik Sleman-Bantul. Pulang ke Sleman pada Sabtu malam dan kembali ke Bantul lagi pada Senin pagi. Lalu pada saat SMA saya memutuskan untuk bersekolah di dekat rumah saja yaitu MAN 2 SLEMAN, sekolah islam yang berlokasi di Maguwoharjo. Di sana saya selalu masuk ranking 5 besar.

Saat ini saya kuliah di Semester 8, banyak kendala di semester akhir ini, mulai dari masalah ekonomi, pertemanan hingga perkuliahan. Mata kuliah yang menurut saya berat adalah mata kuliah seminar pengauditan. Mulai dari mencari judul dan deadline pengumpulan yang mepet, hingga tugas kelompok yang anggota kelompoknya tidak kompak. Semua itu semakin menambah beban saya.

Saya beragama Islam dan di UAJY, saya adalah minoritas, akan tetapi saya tidak minder ataupun malu. Pada saat jam sholat yaitu jam 12 pasti saya melakukan ibadah sholat di ruangan yang disediakan oleh Fakultas. Alhamdulillah saya tidak ada kuliah sesi 4, sehingga sore hari saya bisa melakukan sholat ashar di rumah. Namanya kuliah pasti mempunyai teman dari berbagai ras dan suku yang berbeda. Kebetulan saya banyak punya teman orang timur, akan tetapi mereka dalam berteman tidak saling membedakan. Bahkan mereka selalu mengingatkan saya apabila sudah memasuki waktu sholat atau jika mereka mendengar adzan mereka pasti selalu menyuruh saya beribadah.

Saat ini saya kuliah sambil bekerja sebagai barista. Saya bekerja sebagai barista sejak Semester 4 tepatnya pada 1 januari 2023 hingga sekarang. Saya memutuskan kuliah sambil bekerja karena saya ingin mempunyai uang hasil jerih payah saya sendiri walaupun hanya sedikit. Saya bisa membeli buku untuk menunjang perkuliahan dan saya membeli buku menggunakan uang hasil saya kerja dan tidak meminta orang tua. Selain itu, saat HP saya rusak, saya bisa membeli HP sendiri. Orang tua saya hanya memberi uang Rp 500.000,- untuk tambahan membeli HP, selebihnya saya menggunakan uang saya sediri. Walaupun terkadang capek karena harus membagi waktu antara kuliah, tugas dan kerja tapi semua bisa saya kerjakan dengan baik.

Mimpi masa depan saya adalah saya harus bisa mengubah keadaan ekonomi keluarga saya. Saya adalah orang pertama di keluarga saya yang bisa menginjak bangku perkuliahan. Saya ingin menjadi akuntan yang hebat, saya ingin besok mempunyai gaji yang besar agar keluarga saya tidak diremehkan orang lain dan agar adik saya tidak merasakan apa yang saya rasakan saat ini. Saya ingin menyekolahkan adik saya menjadi seorang pilot karena itu adalah cita-cita adik saya dari kecil sampai sekarang. Maka dari itu saya harus kuliah dengan sungguh-sungguh agar apa yang saya cita-citakan dapat terkabul.

Foto bersama keluarga.
Bekerja sebagai barista di “NARAWITA”.

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA