KAMAJAYA Scholarship / Kisah/Kesaksian/Testimoni  / Kisah Penerima Beasiswa: Menjadi Mandiri di Tanah Orang: Perjalananku di Yogyakarta

Kisah Penerima Beasiswa: Menjadi Mandiri di Tanah Orang: Perjalananku di Yogyakarta

Halo, namaku Kadek Dian Dwiyanti Hapsari. Aku lahir dan besar di Denpasar, Bali. Pulau yang dikenal banyak orang sebagai surga wisata, tapi bagiku, Bali adalah rumah yang penuh kehangatan keluarga dan kenangan masa kecil. Aku anak kedua dari tiga bersaudara, dan sejak kecil, aku tumbuh dengan perhatian dan perlindungan orang tua, terutama Ayah. Tapi semua berubah ketika Ayah menyarankan satu hal yang mengubah hidupku, “Coba kuliah di luar Bali, biar kamu belajar mandiri.”

Saat itu, aku bingung, takut, sekaligus penasaran. Akhirnya, pilihan itu membawaku ke Kota Yogyakarta, kota pelajar yang kini jadi tempatku belajar banyak hal, tidak hanya soal akademik, tapi juga tentang hidup.

Sekarang, aku sedang menjalani studi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Program Studi Ilmu Komunikasi, angkatan 2023. Awal-awal menjadi anak rantau rasanya campur aduk. Rindu rumah, bingung harus ke mana kalau butuh bantuan, dan yang paling terasa adalah harus mengurus semuanya sendiri. Tapi pelan-pelan, aku mulai terbiasa. Dari yang dulunya manja dan suka bergantung pada orang lain, sekarang aku sudah terbiasa belanja bulanan sendiri, mengatur jadwal kuliah, bahkan berani mengambil keputusan tanpa perlu meminta pendapat orang tua dulu. Tentu, hidup di perantauan tidak selalu mudah. Ada hari-hari di mana aku merasa lelah dan ingin menyerah karena tugas kuliah yang menumpuk, presentasi yang bikin deg-degan, atau saat merasa sendiri di tengah kota yang terasa asing. Tapi setiap kali aku berhasil melewati satu tantangan, aku merasa sedikit demi sedikit menjadi versi diriku yang lebih kuat.

Aku bersama kakak dan adik di Lawang Sewu, Semarang.

Semakin lama aku hidup di Yogyakarta, aku mulai menyadari bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang pendidikan formal semata, tapi juga tentang menemukan jati diri. Aku belajar mengenal siapa diriku, apa yang aku inginkan, dan bagaimana menghadapi dunia dengan versi terbaik dari diriku sendiri. Di tengah segala kesibukan kuliah, aku juga mulai menemukan hal-hal kecil yang membuatku bahagia, bertemu teman-teman baru, menyusuri sudut-sudut kota yang tenang, hingga duduk sendiri di kafe sambil membaca atau sekadar merenung. Semua itu memberi warna dalam proses tumbuhku. Kini, aku tak lagi takut dengan perubahan, karena aku tahu, setiap langkah yang kuambil akan membawaku lebih dekat ke impian yang selama ini kuperjuangkan.

Aku bersama kakak, adik dan ayah menikmati jalan pagi di Malioboro, Yogyakarta.

Sekarang, aku sudah di semester empat. Kalau dipikir-pikir, waktu cepat sekali berlalu. Aku bangga karena sejauh ini melangkah, aku masih bertahan. Aku belajar bahwa kemandirian bukan berarti harus bisa segalanya sendiri, tapi berani mencoba dan terus belajar dari pengalaman. Yogyakarta telah menjadi saksi proses pendewasaanku, dan aku bersyukur diberi kesempatan untuk tumbuh di sini. Tentu, semua ini tidak terlepas dari dukungan keluarga yang selalu mendoakan dari jauh, orang-orang terdekat yang hadir memberi semangat di saat aku lelah, dan juga KAMAJAYA Scholarship yang telah membuka jalan bagi mimpiku untuk tetap bisa belajar dan melangkah. Mereka adalah bagian penting dalam perjalanan ini, yang membuatku yakin bahwa aku tidak pernah benar-benar sendiri.

Yogyakarta, 19 Juli 2025

Kadek Dian Dwiyanti Hapsari
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi UAJY Angkatan 2023
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-8

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA