KAMAJAYA Scholarship / Opini  / Opini: Membantu Tanpa Pamrih

Opini: Membantu Tanpa Pamrih

Di tengah dunia yang semakin individualistis dan berorientasi pada keuntungan pribadi, nilai membantu tanpa pamrih terasa semakin langka. Banyak dari kita mungkin pernah bertanya dalam hati, “Apa untungnya buat saya?” sebelum menolong orang lain. Padahal, esensi sejati dari kemanusiaan justru terletak pada keikhlasan membantu tanpa mengharapkan balasan apa pun.

Membantu tanpa pamrih bukanlah tindakan lemah atau sia-sia. Justru sebaliknya, ini adalah bentuk kekuatan moral dan empati yang tinggi. Ketika kita membantu orang lain tanpa niat tersembunyi, yang tidak mengharapkan ucapan terima kasih, balasan, atau pengakuan maka di saat itulah kita menunjukkan kualitas manusia terbaik dalam diri kita. Tindakan ini tidak hanya meringankan beban orang lain, tapi juga memperkaya jiwa kita sendiri.

Sayangnya, dalam praktik kehidupan sehari-hari, sikap pamrih sering kali menyusup tanpa kita sadari. Banyak bantuan yang diberikan dengan harapan akan ada imbalan, bahkan sekadar pengakuan sosial. Di era media sosial, fenomena “pamer kebaikan” makin marak, di mana aksi membantu dijadikan konten untuk meraih pujian. Meski tidak semua demikian, ini menjadi refleksi bahwa makna membantu sudah bergeser dari ketulusan menjadi transaksi sosial.

Padahal, membantu tanpa pamrih tidak harus dalam bentuk besar atau mencolok. Senyum yang tulus, mendengarkan curahan hati teman, atau sekadar menolong orang tua menyeberang jalan adalah wujud konkret dari nilai tersebut. Kebaikan kecil yang dilakukan tanpa agenda tersembunyi justru sering kali memiliki dampak besar bagi yang menerimanya.

Lebih dari sekadar aksi, membantu tanpa pamrih adalah sikap hidup. Ia menumbuhkan solidaritas, memperkuat rasa saling percaya, dan membentuk masyarakat yang lebih peduli. Dunia ini tidak akan kekurangan orang hebat, namun ia sangat membutuhkan lebih banyak orang baik. Dan salah satu cara menjadi orang baik adalah dengan menolong sesama tanpa berharap kembali.

Mungkin kita tidak akan selalu diingat oleh orang yang kita bantu. Tapi percayalah, kebaikan yang dilakukan dengan tulus tidak pernah sia-sia. Ia akan kembali kepada kita, mungkin tidak dalam bentuk yang sama, tetapi dalam cara yang lebih bermakna, entah itu ketenangan batin, relasi yang tulus, atau bahkan pertolongan tak terduga di saat kita membutuhkannya.

Membantu tanpa pamrih memang tidak mudah di dunia yang penuh pamrih ini. Tapi justru karena itulah, ia menjadi istimewa. Mari kita mulai dari hal kecil, dari lingkungan terdekat, dan dari sekarang karena ketika kita menanam kebaikan, kita sedang menumbuhkan harapan.

Yogyakarta, 8 Agustus 2025

Marcellinus Galih Ruswidyatmoko Nugroho
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi UAJY Angkatan 2021
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-7

Image by Michal Jarmoluk from Pixabay

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA