KAMAJAYA Scholarship / Coretan Mahasiswa  / Coretan Mahasiswa: Kemerdekaan “Bukan Hanya 17 Agustus di Kalender”

Coretan Mahasiswa: Kemerdekaan “Bukan Hanya 17 Agustus di Kalender”

Kadang kalau sudah masuk bulan Agustus, suasananya langsung terasa beda. Jalanan dipenuhi bendera merah putih, gapura dicat ulang, dan ada lomba-lomba seru mulai dari makan kerupuk sampai tarik tambang. Semua itu jadi tanda kalau kita lagi memperingati kemerdekaan Republik Indonesia. Tapi, buat aku pribadi, kemerdekaan itu bukan cuma soal bendera atau upacara, tapi soal makna yang kita bawa dalam kehidupan sehari-hari. Kemerdekaan Indonesia diraih dengan perjuangan yang nggak gampang. Nggak cuma perang fisik, tapi juga perang ide, pikiran, dan tekad untuk bebas dari penjajahan. Generasi sebelum kita udah bayar mahal banget untuk bisa bikin kita hidup di negeri yang merdeka. Tapi, sebagai mahasiswa, aku sering mikir: apakah kita sudah benar-benar memanfaatkan kemerdekaan itu? Atau jangan-jangan kita masih “terjajah” sama hal-hal lain kayak mentalitas, kemalasan, atau ketergantungan berlebihan sama hal-hal instan.

Di kampus, kemerdekaan itu terasa ketika kita bebas berpendapat, berdiskusi, dan mengkritik kebijakan yang nggak pro-rakyat. Tapi kebebasan itu juga datang dengan tanggung jawab: jangan asal bicara tanpa data, jangan asal protes tanpa solusi. Kemerdekaan yang sehat itu butuh kesadaran kalau kita bagian dari sesuatu yang lebih besar bangsa ini. Kalau kita cuek, ya jangan kaget kalau masalahnya makin numpuk. Menurutku, kemerdekaan di zaman sekarang bentuknya bisa macam-macam. Buat sebagian orang, itu berarti punya akses pendidikan yang layak. Buat yang lain, mungkin kemerdekaan itu berarti bisa bekerja tanpa takut diskriminasi. Dan buat kita semua, kemerdekaan berarti punya hak untuk ikut membangun arah bangsa, sekecil apa pun perannya. Jadi, merdeka itu bukan cuma perayaan setahun sekali. Merdeka itu ketika kita bisa memilih jalan hidup sendiri, berpikir kritis, dan berani melawan ketidakadilan. 17 Agustus cuma pengingat, tapi tugas menjaga kemerdekaan itu pekerjaan seumur hidup. Kalau kita cuma berhenti di pesta dan lomba, ya sama aja kayak nonton film setengah jalan kita nggak bakal dapat ceritanya utuh. Selamat merayakan kemerdekaan. Semoga kita nggak cuma jadi penonton sejarah, tapi juga penulisnya.

Kalau dipikir-pikir, generasi kita ini sebenarnya punya tantangan yang beda banget sama para pejuang dulu. Kalau mereka harus berhadapan dengan senjata dan kekuasaan penjajah, kita justru berhadapan dengan tantangan zaman digital yang kadang nggak kalah berbahaya. Informasi bisa datang dari mana saja, tapi nggak semuanya benar. Kalau kita nggak kritis, kita bisa terjebak dalam hoaks atau narasi yang memecah belah persatuan. Kemerdekaan juga berarti berani untuk menjadi diri sendiri tanpa harus mengikuti tekanan yang nggak sehat dari lingkungan. Banyak anak muda yang merasa harus selalu terlihat ‘sempurna’ di media sosial, padahal itu malah bikin kita terjebak dalam standar palsu. Buatku, merdeka itu juga berarti bisa jujur sama diri sendiri, menerima kekurangan, dan tetap berkembang tanpa harus membandingkan diri dengan orang lain. Selain itu, kita perlu sadar bahwa kemerdekaan yang kita nikmati sekarang belum merata ke semua lapisan masyarakat.

Image by Jan Vašek from Pixabay

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA