
Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Titania Eka Wulandari Kusuma Astuty

Titania Eka Wulandari Kusuma Astuty
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
11 Januari 2005
Yogyakarta
Fakultas Teknologi Industri Prodi Informatika semester 4 (Agustus 2025)
Titania Eka Wulandari Kusuma Astuty
Mahasiswi Fakultas Teknologi Industri UAJY Prodi Informatika
Bukan Kehilangan Segalanya
Halo, perkenalkan nama saya, Titania Eka Wulandari Kusuma Astuty. Saya biasanya dipanggil Eka. Saya lahir di Yogyakarta tepatnya pada 11 Januari 2005. Saya lahir sebagai anak tunggal di keluarga yang dulunya lengkap. Saya terlahir di dalam keluarga yang dibilang berkecukupan pada saat itu. Ayah saya dulu adalah seorang pegawai swasta dan ibu saya adalah ibu rumah tangga. Sejak SD saya sudah ditinggal ayah kerja di luar kota selama 9 tahun lamanya. Saya hanya tinggal berdua dengan ibu di rumah. Tetapi setiap beberapa bulan sekali ayah pulang ke rumah.
Singkat cerita saya dulu SD sampai SMP bersekolah di sekolah swasta yaitu Pangudi Luhur. Saat SD saya juga sering mengikuti kejuaraan Taekwondo hingga SMP juga masih mengikuti kejuaraan Taekwondo saat itu. Saat tahun 2019 wabah virus COVID-19 tiba di Indonesia dan saat itu saya sedang melangsungkan ujian kelulusan. Saat kasus COVID-19 sedang tinggi-tingginya dan bersamaan dengan kelulusan SMP dan akan masuk ke jenjang SMA, saya memilih untuk sekolah di negeri karena di sekolah negeri tidak perlu membayar SPP tetapi hanya uang sumbangan. Saya memilih di sekolah negeri karena saat itu pandemi COVID-19 berlangsung sangat lama dan saat kelas 2 SMA baru bisa mengikuti pembelajaran tatap muka. Selain itu saat pandemi COVID-19 perusahaan tempat ayah bekerja, memotong gaji karyawannya sangat besar waktu itu. Untungnya saya masuk sekolah negeri. Lumayan meringankan biaya sekolah pada waktu itu.
Saat saya SMA tepatnya di kelas 10, saya kehilangan ayah untuk selamanya. Saat itu sedang libur sekolah dan saya mendapat kabar bahwa ayah jatuh di kamar mandi dan meninggal dunia. Untung saat itu pandemi COVID-19 sudah mereda dan ayah bisa dimakamkan di Jogja. Saat itu kami merasa terpukul dan merasa kehilangan sosok kepala rumah tangga. Tetapi kesedihan itu tidak boleh terus berlarut dan banyak orang di sekelilingku yang memberikan dukungan untuk saya dan ibu. Kepergian ayah membawa hubungan keluarga yang dulunya jarang kumpul menjadi kumpul bersama lagi.
Rumah saya dekat dengan asrama STTKD jadi ibu membuka usaha laundry untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengandalkan uang tabungan. Usaha laundry tersebut tidak selalu ramai tergantung banyaknya anak asrama yang me-laundry ke tempat ibu. Uang hasil usaha tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Saya juga mendapat uang tambahan untuk kuliah dari paman. Tetapi kami tidak bisa hanya mengandalkan itu semua.
Saya juga pernah terlibat dalam kegiatan gereja yaitu menjadi Putri Sangkristi di gereja. Tugasnya berbeda dengan Putra Altar karena di gereja dominan laki-laki untuk menjadi Putra Altar. Saya mengikuti kegiatan sebagai Putri Sangkristi sudah sejak aku SD kelas 4 hingga SMP dan berganti dengan anggota yang lain sesuai waktu yang berputar. Saat SMA saya juga pernah menjadi pengurus OMK sebagai sie Liturgi dan menjadi panitia konsumsi saat ada acara yang diselenggarakan oleh OMK.
Saat kuliah saat ini saya hanya mengikuti Kelompok Studi Pemrograman dan belum mengikuti organisasi lainnya. Saya juga pernah menjadi anggota panitia konsumsi dalam acara pameran mata kuliah PDK. Rencananya semester 3 ini saya akan mencoba untuk mengikuti organisasi yang ada di kampus.
Saat memasuki jenjang perkuliahan, saya gagal untuk seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Semua jalur sudah saya ikuti mulai dari SNBP hingga mandiri. Tetapi semua itu tidak lolos. Saya juga sempat mendaftar Sanata Dharma jurusan farmasi tetapi tidak lolos juga. Akhirnya saya mendaftar Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Program Studi Informatika melalui jalur raport. Saya kira awalnya tidak lolos ternyata setelah diperiksa kembali ternyata saya lolos.
Dua semester telah saya lewati dan biaya perkuliahan semakin lama semakin besar. Saya mendapat info dari grup agama bahwa KAMAJAYA Scholarship membuka pendaftaran Beasiswa saat itu. Saya mencoba untuk mendaftar Beasiswa KAMAJAYA. Puji Tuhan beberapa seleksi yang saya lalui seperti seleksi berkas dan wawancara berjalan dengan lancar dan pada akhirnya saya dapat bergabung menjadi bagian dari Penerima Beasiswa KAMAJAYA.
Saya sangat senang dan bersyukur sekali karena saya bisa bergabung menjadi Penerima Beasiswa KAMAJAYA ini. Selain bisa meringankan beban ibu, beasiswa ini juga memberikan banyak motivasi dan dukungan melalui orang-orang yang sangat hebat. Semoga dengan menjadi Penerima Beasiswa KAMAJAYA ini saya semakin termotivasi untuk lulus dengan tepat waktu dan dapat menjadi seperti orang-orang hebat yang sudah membantu saya selama ini. Selain itu saya juga ingin menjadi seorang programmer WEB dan ingin membanggakan kedua orang tua dengan lulus tepat waktu dan bisa bekerja sesuai bidangnya.
Harapan saya, saya bisa menjadi mahasiswa yang aktif di dalam perkuliahan dan dalam kegiatan yang diadakan oleh KAMAJAYA Scholarship dan saya juga berusaha untuk tetap berprestasi dengan meningkatkan IP (Indeks Prestasi) setiap semesternya.
No Comments