Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Aloysius Mahardhika Tantra Riesnawa

Aloysius Mahardhika Tantra Riesnawa
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
24 Mei 2006
Kota Depok, Jawa Barat
Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum semester 3 (Desember 2025)
Aloysius Mahardhika Tantra Riesnawa
Mahasiswa Fakultas Hukum UAJY Prodi Ilmu Hukum
Pengalaman Masa Lalu, Keadaan Masa Kini, Harapan Masa Depan
Salam kenal, Berkah Dalem. Nama saya Aloysius Mahardhika Tantra Riesnawa, namun saya lebih akrab dipanggil Tantra oleh orang-orang terkasih saya. Saya lahir di Jakarta pada 24 Mei 2006. Walaupun begitu, Depok-lah yang telah menjadi rumah saya semenjak saya kecil hingga sekarang ini sebelum saya pergi merantau ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya sebagai pejuang gelar Sarjana Hukum. Saya terlahir sebagai anak sulung dari dua bersaudara. Puji Tuhan saya memiliki seorang teman yang menemani saya semenjak saya kecil, yakni adik laki-laki saya.
Pada waktu saya masih kecil, saya diberkahi kehidupan yang berkecukupan. Ibu dan Ayah saya menjalankan usaha di bidang fotografi. Namun naas, semenjak awal 2014, Ayah saya terkena penyakit kanker dan meninggal dunia tidak lama setelah itu pada akhir tahun 2014. Di saat itulah hampir semua tabungan keluarga saya dikerahkan untuk membiayai pengobatan Ayah saya. Semenjak saat itu, Ibu saya mencoba membuka usaha baru yaitu membuka taman wisata yang berfokus pada bidang tanaman hidroponik. Kami sekeluarga waktu itu bekerja keras dalam merintis usaha tersebut, termasuk saya yang seringkali membantu apa pun yang Ibu saya butuhkan waktu itu. Taman tersebut sudah akan dibuka untuk umum pada awal tahun 2020, namun sayangnya hal tersebut bersamaan dengan terjadinya pandemi COVID-19 sehingga akhirnya usaha tersebut tidak berjalan. Setelah itu, Ibu saya mulai bekerja serabutan sembari kami sekeluarga merawat Eyang saya yang harus home rest karena lumpuh pada bagian tubuh bawahnya semenjak akhir tahun 2020 lalu.
Jika boleh saya terangkan secara jujur, kondisi perekonomian keluarga kami sekarang sangat jauh dari kondisi kami 15 tahun yang lalu. Dari yang awalnya memiliki mobil, kini hanya memiliki satu motor bekas. Dari yang awalnya bisa menikmati kamar yang ber-AC hampir setiap saat, sekarang hanya memiliki satu AC di rumah yang hampir tidak pernah dinyalakan lagi. Dari yang dulu mencuci pakaian menggunakan mesin cuci, sekarang semua pakaian kami cuci secara manual menggunakan tangan. Semua hal tersebut kami lakukan demi menghemat pengeluaran rumah tangga dan sebagai uang tambahan kecil-kecilan untuk biaya pendidikan saya dan adik saya yang sekarang sedang mengenyam pendidikan di bangku kelas 2 SMA.
Tumbuh besar tanpa sesosok Ayah merupakan hal yang sangat sulit bagi saya. Seringkali saya memberontak, baik itu di lingkungan rumah maupun sekolah. Puncaknya terjadi ketika saya SMP dan SMA, di mana saya seringkali bermalas-malasan dan mengabaikan tanggung jawab saya sebagai seorang pelajar dan sebagai seorang anak. Namun, saya tetap bersyukur karena saya tidak terjerumus ke dalam kehidupan penuh narkoba, alkohol, dan narkoba. Jika saya melihat perilaku saya yang dahulu, saya amat menyesalinya. Seharusnya masa-masa sekolah saya dulu saya penuhi dengan prestasi, seperti ikut keorganisasian, ranking tiga besar di sekolah, maupun olimpiade-olimpiade.
Setelah saya lulus SMA, saya berdiskusi panjang lebar dengan Ibu saya mengenai langkah saya selanjutnya. Saya ingin sekali membantu perekonomian keluarga saya dengan bekerja terlebih dahulu, dan menunda perkuliahan sampai saya mempunyai uang yang cukup. Namun, hal tersebut ditolak mentah-mentah oleh Ibu saya karena dia percaya bahwa saya harus menyelesaikan perkuliahan terlebih dahulu sebelum bekerja. Lalu kemudian saya mengusulkan kepada Ibu saya untuk kuliah sembari bekerja namun tetap ditolak oleh Ibu saya karena Ibu saya ingin saya untuk lulus kuliah cepat dengan nilai yang bagus. Ia tidak ingin saya kelelahan dengan aktivitas di luar perkuliahan yang dapat memengaruhi pembelajaran saya. Semenjak itu saya berjanji kepada Ibu saya untuk mencari beasiswa agar dapat meringankan beban finansial Ibu saya.
Selain hal tersebut, alasan lain saya sangat ingin mendapatkan beasiswa adalah karena keluarga saya memiliki iuran yang belum terbayarkan kepada pihak sekolah, terutama SD saya. Hal tersebut yang menyebabkan ijazah SD saya masih berada di pihak sekolah sampai saat ini. Adalah sebuah mukjizat bahwa saya bisa menyelesaikan semua pendidikan saya mulai dari SD hingga lulus SMA dan bisa berkuliah hingga saat ini. Namun, saya takut bahwa mukjizat ini tidak akan bertahan lama lagi, karena kondisi perekonomian keluarga kami yang kian memburuk yang membuat kami semakin kesulitan dalam melunasi pembayaran SPP kuliah, belum lagi iuran-iuran dari sekolah saya yang belum terbayarkan.
Dalam menjalani kehidupan di Jogja, Puji Tuhan saya diijinkan untuk tinggal bersama Eyang saya (Eyang yang saya sebutkan di sini adalah adik kandung dari Eyang saya yang dirawat oleh keluarga saya/Ibu dari Ibu saya). Tentu saja, ketika tinggal bersama orang lain, saya berusaha untuk selalu membantu pekerjaan rumah dan selalu hidup sederhana agar tidak membebani Eyang saya. Saya mencuci pakaian saya sendiri, membantu dengan pekerjaan rumah, dan walaupun saya dipersilahkan menggunakan AC, saya tidak pernah menyalakannya agar tidak membebani beliau. Untuk transportasi, saya juga bersyukur karena diperkenankan untuk meminjam motor lawas Eyang saya yang masih sangat mencukupi untuk kebutuhan mobilitas saya sehari-hari. Sedangkan untuk uang saku saya, saya dibekali Rp500.000 dari uang tabungan saat pertama kali tiba di Jogja sebagai dana darurat, dan akan ditambahkan oleh Ibu saya saat sedang ada rezeki, dalam kurun waktu yang tidak menentu. Walaupun begitu, saya selalu menghemat setiap uang yang saya miliki dan selalu menahan diri saya dari membeli barang-barang yang tidak diperlukan.
Semenjak saya kecil, saya diberkahi dengan kemampuan menghafal yang bagus, namun kemampuan berhitung yang kurang. Itulah alasan realistis saya dalam memilih untuk menjalani perkuliahan saya di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Selain karena kemampuan saya secara fisik, alasan lain saya memilih Fakultas Hukum adalah karena latar belakang saya dulu yang berandal dan suka memberontak. Saya percaya dengan mempelajari hukum-hukum yang ada, saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, tidak hanya untuk saya, namun untuk orang-orang di sekitar saya.
Untuk merealisasikan Impian saya, maka saya bergabung dalam organisasi-organisasi dan lomba-lomba yang tersedia di kampus. Saya sekarang merupakan anggota aktif dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FH UAJY dan juga menjadi anggota aktif dalam Atma Jaya International Law Society (AILS). Di luar kepanitiaan, saya juga
gemar berkompetisi. Selama di perkuliahan ini, saya telah mengikuti lomba Phillip C. Jessup International Moot Court Competition 2025, lomba persidangan semu berskala internasional. Walaupun tidak lolos menuju tingkat kompetisi internasional, saya sangat bersyukur karena hasil kerja keras saya dan tim selama berbulan-bulan berhasil membawa Universitas Atma Jaya Yogyakarta ke peringkat 11 nasional dan juga memorial saya berhasil menyentuh peringkat 5 nasional. Saya juga bersyukur karena di luar kepanitiaan dan lomba, saya masih diberikan kemampuan untuk mengatur waktu perkuliahan dengan baik. Strategi saya adalah dengan cara mengerahkan kemampuan terbesar saya untuk pekerjaan yang tenggat waktunya paling dekat. Dengan cara itu, saya dapat focus dalam perkuliahan dan kegiatan-kegiatan tanpa merasa kewalahan. Puji Tuhan saya dapat meraih IP yang memuaskan. Saya percaya ini hanyalah permulaan dari banyaknya petualangan yang akan datang dan sangat menanti pengalaman-pengalaman tersebut.
Saya memiliki pengalaman berkesan ketika kegiatan PKKMB 2024, yaitu saat Dr. Finsensius Mendrofa, S.H., M.H. mengenalkan kepada kami para mahasiswa baru mengenai KAMAJAYA. Saya terkagum saat beliau menjelaskan KAMAJAYA tidak hanya membantu para alumni lulusan UAJY, tetapi juga mahasiswa-mahasiswa aktif UAJY guna membantu mereka mengejar mimpi melalui KAMAJAYA Scholarship. Saya menjadi termotivasi untuk menjadi salah satu alumni berbakti UAJY dengan merencanakan mimpi saya untuk lulus tepat waktu selama 3,5 tahun (KKN di semester 6, skripsi di semester 7, dan wisuda di bulan Februari). Harapan saya adalah dapat lulus dari FH UAJY dengan predikat cumlaude dan mendapatkan gelar S.H. Setelah itu, saya ingin melanjutkan studi saya ke Australia dan mendapat gelar LLM.
Cita-cita saya adalah menjadi sebuah corporate legal consultant dan mendirikan yayasan bantuan hukum bersama teman-teman saya dari penghasilan kami sendiri. Saya juga ingin mengembalikan kasih yang telah diberikan oleh KAMAJAYA Scholarship dengan menjadi donatur tetap agar dapat membantu lebih banyak lagi mahasiswa-mahasiswa yang ingin mengejar mimpi mereka. Dalam hidup saya percaya bahwa Tuhan selalu mendukung niat dan usaha kita, terlebih dalam kebaikan.














No Comments