Kisah Penerima Beasiswa: Selma, Anak Buruh Jadi Sarjana
Perkenalkan, nama saya Selma Oktavia Widayat penerima Beasiswa KAMAJAYA dari Program Studi Teknik Industri UAJY Angkatan 2018. Saya baru saja melaksanakan ujian pendadaran pada 16 Juni 2022 lalu. Saya merasa sangat senang akhirnya bisa menyelesaikan Pendidikan S1. Betapa berkesan dan penuh cerita perjalanan kuliah saya ini.
Perjalanan ini dimulai ketika saya SMA di umur 17 tahun dan saya sangat menginginkan untuk dapat kuliah. Saya tahu pasti, kondisi ekonomi keluarga saya tidak mungkin mampu untuk membiayai kuliah saya. Papa saya adalah seorang karyawan pabrik tekstil dan mama saya adalah seorang ibu rumah tangga. Penghasilan kedua orang tua saya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tetapi untuk kuliah, tentu saja penghasilan keluarga kami tidak mampu.
Meski kondisi ekonomi keluarga yang kurang, orang tua saya melihat saya sebagai anak yang gigih, tekun, dan berkemauan keras. Pada tahun 2018 lalu, saya memilih Universitas Atma Jaya Yogyakarta sebagai tempat untuk menempuh studi S1. Saat itu, papa saya mengajukan hutang pada perusahaan untuk membayar uang masuk pertama.
Sejak Semester 1, saya giat untuk mencari informasi mengenai beasiswa. Suatu saat, teman saya memberikan informasi mengenai Beasiswa KAMAJAYA. Saya langsung mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk mendaftar Beasiswa KAMAJAYA. Sayang sekali, saat itu Tuhan ingin seorang Selma bertumbuh lebih lagi. Saya tidak berhasil lolos seleksi Beasiswa KAMAJAYA di tahun 2019. Saya tidak menyerah. Saya mencoba mendaftar semua beasiswa yang tersedia di kampus. Saat itu, saya menerima beasiswa PPA yang cukup untuk membantu saya dalam memenuhi kebutuhan kuliah (tidak cukup untuk pembayaran SPP). Akan tetapi, saya sangat membutuhkan beasiswa yang bisa menanggung pembayaran SPP kuliah. Di UAJY memang banyak tersedia beasiswa, sayangnya beasiswa-beasiswa tersebut hanya menanggung sebagian kecil dari biaya kuliah (beasiswa parsial) dan kadang-kadang diberikan hanya untuk 1 semester. Saya sangat membutuhkan beasiswa yang bisa menjamin (menanggung) biaya kuliah saya hingga lulus, dan beasiswa seperti ini hanya sedikit. Salah satunya adalah Beasiswa KAMAJAYA.
Di Semester 3, saya kembali mempersiapkan keperluan untuk kembali mendaftar Beasiswa KAMAJAYA. Puji Tuhan! Kali kedua saya mendaftar, saya dinyatakan lolos seleksi dan diterima. Pengumuman penerimaan Beasiswa KAMAJAYA saat itu bertepatan saat pandemi pertama kali masuk Indonesia. Kondisi keuangan keluarga saya sedang sangat kacau. Mama saya sempat mengatakan kepada saya untuk berhenti kuliah karena sudah tidak ada dana lagi untuk membayar SPP. Hasil pengumuman itu tentu saja membuat mama saya berkaca-kaca.
Selama menjadi penerima Beasiswa KAMAJAYA, saya sangat senang karena diajak untuk bergabung dalam grup admin. Di grup ini, saya mengenal banyak teman dan belajar untuk mengerjakan tugas-tugas administrasi Beasiswa KAMAJAYA sambil kuliah. Salah satu keistimewaan Beasiswa KAMAJAYA adalah semua pengelolaan administrasi beasiswa dilakukan sendiri oleh para penerima beasiswa. Pengurus KAMAJAYA Scholarship hanya memfasilitasi, membangun sistem, dan membimbing kami penerima beasiswa, yang selanjutnya kami semua yang menjalankan administrasi beasiswa tersebut. Jadi, bisa dikatakan Beasiswa KAMAJAYA itu dibiayai dari donatur (alumni), dikelola oleh kami (penerima beasiswa), dan untuk kami (mahasiswa UAJY).
Singkat cerita, saya sudah sampai di semester akhir kuliah. Saatnya saya mengerjakan skripsi. Saat mengerjakan skripsi, ada banyak tantangan yang saya hadapi. Saya sempat terkena penyakit komplikasi dan positif Covid-19. Pengerjaan skripsi saya terhambat sebulan karena saya butuh waktu untuk memulihkan kondisi kesehatan. Setelah berhasil memulihkan kondisi, beberapa bulan kemudian saya juga harus mengambil kerja sambilan sebagai barista. Saya harus bekerja sambilan agar dapat membantu ekonomi keluarga dan juga untuk membiayai kebutuhan saya sehari-hari. Dalam kondisi pandemi, penghasilan orang tua sangat kekurangan untuk biaya hidup sehari-hari yang semakin membengkak. Padahal, saya juga butuh uang untuk kebutuhan pribadi saya dan biaya untuk mengerjakan skripsi (transportasi, fotokopi, kertas, paket data, dan lain-lain). Pada saat inilah tantangan muncul. Pengerjaan skripsi saya terhambat karena saya kesulitan membagi waktu antara bekerja dan mengerjakan skripsi.
Semua kesulitan itu akhirnya berhasil saya lalui meski saya sempat merasa sangat down. Adanya bimbingan rutin yang disediakan KAMAJAYA Scholarship membuat hati saya kembali teguh untuk berjuang menyelesaikan skripsi. Saya berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Ada satu kalimat dari teman-teman orang tua saya yang selalu saya ingat, “Selma itu anak buruh, tapi gaya banget milih kuliah di UAJY. Mahal. Sanggup bayar po?” Kalimat ini sangat membakar hati saya. Saya harus bisa. Akhirnya, semua ini sudah saya lalui. Saya, Selma Oktavia Widayat, berhasil menyelesaikan pendidikan S1 saya. Bukan saja karena kemampuan saya semata, tetapi karena kasih karunia Tuhan dan dukungan semua orang yang mengasihi saya.
Tanpa KAMAJAYA Scholarship, mimpi saya tentu saja tidak akan dapat tercapai. Saya sangat berterima kasih kepada keluarga besar KAMAJAYA Scholarship, Bapak/Ibu donatur yang sudah menabur kasih untuk mewujudkan mimpi anak-anak kurang mampu seperti saya, Bapak/Ibu pengurus KAMAJAYA Scholarship yang telah banyak memberi dukungan dan meluangkan waktu serta tenaga untuk KAMAJAYA Scholarship, Romo dan suster yang selalu hadir dan menjadi tempat saya bercerita. Terima kasih kepada keluarga besar KAMAJAYA Scholarship. Kiranya KAMAJAYA Scholarship selalu diberkati untuk terus memberkati dan menabur kasih kepada sesama yang membutuhkan.
Pekalongan, 25 Juli 2022
Selma Oktavia Widayat
Mahasiswa Program Studi Teknik Industri UAJY Angkatan 2018
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-4
No Comments