Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Christopher Orrel Damel Arsa
Christopher Orrel Damel Arsa
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
23 Juli 2002
Yogyakarta
Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil semester 4 (Mei 2023)
Christopher Orrel Damel Arsa
Mahasiswa Fakultas Teknik UAJY Prodi Teknik Sipil
Fondasi Kehidupan
Jakarta, 23 Juli 2002, saya Christopher Orrel Damel Arsa dilahirkan. Kedua orang tua saya memberikan nama ini dengan makna: Christopher dari nama baptis (Santo Kristoforus) yang merupakan orang kudus, Orrel yang berarti elang, Damel yang dalam bahasa Jawa artinya membuat, dan Arsa berarti kebahagiaan. Saya memiliki cukup banyak nama panggilan oleh teman-teman dan keluarga saya dengan sebutan Orrel, Ceto, dan Christo. Tentu saja Orrel merupakan panggilan yang paling biasa dipanggil untuk saya sejak dulu. Saya merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dan saya satu-satunya anak laki-laki di keluarga saya. Sejak kecil, saya tinggal di Bogor dan bersekolah sampai SMP di sana. TK sampai SD saya di Sekolah Bunda Hati Kudus dan SMP saya di Strada Nawar. Saya merupakan seseorang yang menyukai tantangan baru dan juga bermotivasi tinggi, saya senang ketika dapat memecahkan suatu masalah yang ada dan juga saya senang untuk bersosialisasi langsung dengan banyak orang.
SMA Kolese De Britto merupakan tempat di mana diri saya ditempa dan dibentuk. Pada saat SMA, saya belajar sangat banyak hal, mulai dari kehidupan, akademik, maupun non-akademik. Banyak sekali nilai kehidupan yang dapat saya ambil di sini, terutama dari kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah seperti adanya live-in yang mengajari saya kesederhanaan dan tekad besar dalam menjalani hidup, live-in sosial yang mengajari saya tentang adanya toleransi dalam umat beragama di kehidupan, pengabdian masyarakat yang juga mengajarkan man for others yang sampai saat ini nilai-nilai tersebut masih saya pegang teguh dan saya jadikan pedoman dalam hidup. Di masa SMA ini, saya semakin menyadari bahwa usaha yang harus kita kerahkan untuk menjadi berhasil perlulah dilakukan dengan sangat keras. Saya pun percaya setiap pribadi masing-masing memiliki jatah gagal dan saya yakin selagi masih muda saya harus tetap mencoba dan menghabiskan jatah gagal saya agar kelak banyak pelajaran yang saya ambil dan dapat mendorong saya untuk berhasil di kedepannya.
Menjalani akhir dari masa SMA, mulai muncul adanya tantangan dalam kehidupan di mana kondisi kantor ayah saya yang ditutup yang menyebabkan ayah saya kehilangan pekerjaan dan kondisi ibu saya yang tidak bekerja. Mulai dari sini, saya merasa dunia berputar 180o di mana keadaan memaksa keluarga saya untuk menjual rumah dan berpindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan hidup dan merintis usaha. Keluarga kami tinggal di rumah Nenek yang terletak di Pujowinatan dengan kondisi yang cukup untuk kami melanjutkan hidup di sini. Seiring berjalannya waktu, segala usaha yang dilakukan keluarga tenyata tidak selalu berujung dengan hal baik dan tidak sejalan dengan apa yang diharapkan.
Saya sudah merasa bahwa saya tidak akan mampu untuk melanjutkan studi terutama di perguruan tinggi swasta yang biayanya cukup besar ditambah dengan kondisi ekonomi keluarga yang sedang tidak baik. Menurut saya, ini adalah hal yang cukup berat di mana saya harus merelakan satu tahun (gap year) karena kondisi yang ada. Namun, saya sadar bahwa ini merupakan suatu ujian bagi saya dan juga saya harus tetap bersyukur karena masih banyak di luar sana yang kurang beruntung. Saya menghabiskan waktu satu tahun saya dengan belajar dan bekerja di suatu rumah makan dengan gaji di bawah UMR agar saya bisa mencukupi kebutuhan saya sendiri dan membantu perekonomian keluarga.
Melanjutkan hidup dengan keuangan yang terbatas, ibu saya tidak tinggal diam saja namun mencoba mendapatkan penghasilan melalui laundry dan menjual makanan, sedangkan ayah saya masih mencoba mencari pekerjaan. Berlanjut ke tahun saat mendekati tes ujian masuk ke perguruan tinggi, saya ditawari untuk mengisi waktu dengan bekerja di perusahaan milik orang tua teman saya. Tempat di mana saat ini saya masih bekerja. Mereka bersedia untuk membiayai uang kuliah saya selama saya bekerja di sana dengan cara pemotongan gaji. Saya menjalani pekerjaan ini sejak Maret 2021 untuk dapat berkuliah dan membantu keadaan keluarga saya. Kantor yang terletak di Purworejo membuat saya jarang bertemu keluarga saya karena untuk jatah pulang hanya hari libur. Namun, itu tidak menjadikan hambatan bagi diri saya untuk berjuang dan berkembang di sini. Pada akhirnya, saya memutuskan untuk melanjutkan studi di UAJY dengan Program Studi Teknik Sipil yang menurut saya dapat menunjang karir saya di bidang konstruksi. Saya merasa usaha yang saya lakukan terbayarkan dan juga dengan bantuan dari Tuhan melalui orang-orang yang membantu saya sehingga saya dapat melanjutkan studi saya.
Saya melaksanakan kuliah sembari bekerja di CV Jati Kencana Beton pada bagian Laborat. Sangat sesuai dengan prodi yang saya pilih maka itulah salah satu alasan kuat saya memilih Teknik Sipil. Selama menjalani kuliah ini, saya merasa cukup lelah dengan menjalani kuliah yang beriringan dengan bekerja di mana saya harus dapat mengatur waktu saya dan juga menyusun jadwal sebaik mungkin dengan uang yang terbatas juga. Kondisi yang sedang saya alami tidak membuat saya berhenti di tengah jalan. Saya merupakan orang yang senang bersosialisasi sehingga saya mengikuti beberapa kepanitiaan di UAJY (Wakil Ketua Acara Angkatan 2021 dan Staff Perlengkapan Civil Engineering Day, Pengabdian Masyarakat Bakti Anubawa yang diselenggarakan oleh Himpunan dari Teknik Sipil dan Arsitektur) dan yang saat ini saya ikuti adalah sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Sipil UAJY dan menjadi wakil ketua dari event CPL 2023 dari FKMTSI Wilayah Yogyakarta.
Ibaratkan bangunan yang sedang dirancang, fondasi menjadi salah satu elemen yang sangat penting untuk dapat menopang bangunan di atasnya. Sama halnya dengan hidup yang sedang saya jalani ini. Posisi saya saat ini sedang membangun fondasi yang kokoh dengan belajar dan memperluas wawasan serta pengalaman yang ada sehingga nantinya akan ada mimpi dan harapan yang dapat terbangun di atasnya. Saya menargetkan untuk selesai studi saya pada tahun 2025 atau bahkan secepatnya karena saya ingin cepat merintis karir setelah menjadi seorang sarjana. Cita-cita saya ialah menjadi seorang Project Manager atau Engineer dan nantinya saya dapat merintis usaha juga dalam bidang konstruksi. Saya juga ingin menjadi seseorang yang peka dan juga dapat menjadi perantara berkah yang Tuhan berikan kepada seseorang karena semua hal walau sekecil apa pun, dapat sangat berarti bagi mereka yang dibantu.
Rencana saya untuk KAMAJAYA Scholarship di masa depan adalah untuk juga membantu para penerima beasiswa berikutnya agar dapat terus melanjutkan studi mereka dengan berdonasi. Karena menurut saya di kala kita diberi maka kita juga harus memberi dan akan terus berputar seperti roda kehidupan. Harapan saya, mereka juga dapat membentuk fondasi kehidupan mereka untuk bekal mereka dalam kehidupan yang lebih jauh lagi ke depannya.
No Comments