
Coretan Mahasiswa: Semester Tiga yang Penuh Tantangan
Semester 3, awalnya kupikir akan jadi perjalanan yang lebih ringan karena sudah mulai terbiasa dengan ritme kuliah. Tapi nyatanya, justru tantangan semakin berat.
Dosen yang Sulit
Ada satu dosen yang terkenal sulit. Materinya berat, tugasnya numpuk, dan nilai-nilai rasanya jauh dari harapan. Setiap pertemuan, rasanya seperti berperang dengan pikiran sendiri. Tidak peduli seberapa keras aku belajar, tetap saja hasilnya tidak memuaskan. Kadang aku merasa frustasi, apakah aku benar-benar mampu melewati mata kuliah ini?
Pertengkaran dalam Kelompok
Tugas kelompok yang seharusnya jadi momen untuk saling membantu malah jadi sumber masalah. Semua anggota sibuk dengan urusan masing-masing, jadwal bentrok, dan akhirnya komunikasi kacau. Ada yang merasa tidak dihargai, ada yang merasa terlalu banyak beban. Pertengkaran kecil mulai muncul, dan itu semakin membuat suasana menjadi tegang. Sulit rasanya mencari solusi di tengah-tengah kesibukan ini.
Tuntutan Organisasi
Sebagai anggota organisasi kampus, aku juga punya tanggung jawab di luar akademik. Tapi, membagi waktu antara kuliah, tugas, dan kegiatan organisasi ternyata jauh lebih sulit dari yang aku bayangkan. Setiap hari rasanya penuh dengan deadline dan rapat. Tubuh lelah, pikiran penat, tapi tanggung jawab harus tetap dilaksanakan.
Semester 3 ini benar-benar menguji ketahanan mental dan fisikku. Kadang, ada momen di mana aku merasa ingin menyerah. Tugas yang menumpuk, tekanan dari dosen yang sulit, serta konflik dalam kelompok membuatku merasa terjebak dalam lingkaran yang tak berujung. Namun, aku tahu bahwa semua ini adalah bagian dari perjalanan menuju kedewasaan. Aku harus terus berjuang, meski rasanya berat, karena aku percaya bahwa setiap usaha pasti akan membuahkan hasil.
Dan benar saja, perlahan-lahan semua kerja kerasku mulai membuahkan hasil. Nilai dari dosen yang terkenal sulit itu akhirnya datang dan mengejutkanku—aku mendapatkan nilai yang memuaskan. Sesuatu yang awalnya terasa mustahil, ternyata bisa kucapai. Usahaku dalam memahami materi dan menyelesaikan tugas-tugas berat akhirnya terbayar.
Hubungan dengan kelompok yang awalnya penuh dengan pertengkaran juga mulai membaik. Setelah beberapa diskusi dan komunikasi yang lebih terbuka, kami mulai memahami satu sama lain. Kami belajar untuk saling menghargai dan bekerja sama dengan lebih baik. Tugas-tugas kelompok yang awalnya terasa seperti beban kini menjadi lebih ringan karena adanya kebersamaan.
Tidak hanya itu, kesibukan organisasi yang sempat membuatku kewalahan juga akhirnya bisa aku lalui dengan lancar. Aku belajar mengatur waktu dengan lebih baik dan menemukan ritme yang pas untuk menjalani semua tanggung jawab. Kegiatan organisasi yang awalnya terasa seperti tambahan beban kini menjadi tempat di mana aku bisa belajar dan berkembang.
Semester ini mengajarkanku banyak hal tentang ketahanan, kerja keras, dan pentingnya menjaga semangat. Meski penuh tantangan, aku berhasil melewatinya dengan baik. Semua pengalaman ini menjadi bekal berharga untuk perjalanan hidupku ke depan. Aku sadar, meskipun jalan yang kulalui tidak selalu mulus, aku akan selalu mampu bangkit dan terus melangkah.
Image by Jan Vašek from Pixabay
No Comments