
Coretan Mahasiswa: Pelayanan Tanpa Pamrih menurut Santo Ignatius Loyala
Santo Ignatius Loyola, pendiri Serikat Yesus (Jesuit), adalah sosok yang sangat menekankan pentingnya pelayanan kepada sesama dan Tuhan secara total dan tanpa pamrih. Dalam spiritualitas Ignatian, inti dari pelayanan terletak pada semangat “Ad Maiorem Dei Gloriam” yang artinya “Segala sesuatu dilakukan demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar”.
Pelayanan sebagai Wujud Iman yang Hidup
Santo Ignatius melihat pelayanan bukan sebagai tugas tambahan, tetapi sebagai panggilan hidup yang mengakar dalam iman. Ia percaya bahwa iman tanpa tindakan adalah mati (Yakobus 2:17) dan pelayanan adalah salah satu buah utama dari iman yang hidup.
Maka, pelayanan tanpa pamrih bukan hanya sikap murah hati, tetapi merupakan cara manusia merespons cinta Tuhan secara utuh. Melalui pelayanan itu, manusia mengalami transformasi rohani dan menjadi lebih serupa dengan Kristus yang telah terlebih dahulu melayani.
Ciri Pelayanan Tanpa Pamrih ala Ignatius
- Berpusat pada Tuhan, bukan diri sendiri.
Pelayanan yang sejati menurut Ignatius tidak dimotivasi oleh pujian, pengakuan, atau imbalan duniawi, tetapi semata karena ingin mencintai dan memuliakan Tuhan.
- Mengutamakan orang kecil dan terpinggirkan.
Sebagaimana Yesus datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani, begitu pula Ignatius mendidik para Jesuit untuk hadir di tengah mereka yang menderita, tersingkir, dan miskin.
- Refleksi dan discernment (pembeda roh).
Dalam melayani, Ignatius menekankan pentingnya refleksi atas motivasi batin dan dampak tindakan, agar pelayanan tetap bersih dari ambisi pribadi dan selalu sesuai dengan kehendak Allah.
- Kesetiaan dalam hal-hal kecil.
Bagi Ignatius, bentuk pelayanan yang paling murni sering kali ditemukan dalam hal-hal sederhana: mendengarkan, hadir, memberi waktu, dan merawat yang terluka, yang semuanya dilakukan dengan hati yang penuh kasih.
Image by Michal Jarmoluk from Pixabay
No Comments