Kisah Penerima Beasiswa: Cinta dan Dedikasi
Saya adalah Christoper Ariel Ganendra, biasa dipanggil Ariel. Sebuah nama yang mungkin sederhana bagi banyak orang, namun bagi saya, nama ini membawa perjalanan panjang yang penuh makna.
Saya adalah seseorang yang lahir bukan untuk berserah, melainkan untuk berjuang. Di tengah kerasnya dunia ini, saya melangkah sebagai seorang petarung yang ditempa oleh waktu dan ditemui oleh tantangan yang silih berganti. Setiap kegagalan bukan akhir, tapi awal dari kebangkitan. Dalam diam saya belajar, dalam badai saya berdiri, dan dalam gelap saya menemukan cahaya. Hidup mungkin penuh duri, penuh jalan terjal yang melelahkan, tapi ssaya memilih untuk terus melangkah karena tekad dalam diri saya tidak mengizinkan saya untuk berhenti.
Tahun 2021 adalah awal masa perkuliahan dan juga sebagai titik terendah dalam hidup saya. Sebuah masa yang penuh dengan kesedihan dan kekacauan emosional yang mendalam. Pada tahun itu, saya mengalami kehilangan yang sangat berat, yaitu kepergian Ayah. Sosok yang selama ini menjadi penopang dan sumber inspirasi dalam kehidupan kami. Sekitar satu tahun saya merasakan kekosongan yang mendalam dan tak terukur. Rasa bingung dan putus asa menyelimuti saya, seperti terjebak dalam kegelapan tanpa arah. Kehilangan Ayah membuat saya merasa tidak memiliki arah, dan saya mengalami kesulitan untuk menemukan kembali semangat dan motivasi yang selama ini ada. Namun, tahun 2022 menjadi titik balik dalam perjalanan hidup. Saya memutuskan untuk menghadapi kenyataan dan mengatasi rasa kehilangan yang selama ini menghalangi langkah saya. Saya mulai mengambil langkah-langkah kecil menuju perubahan karena saya yakin pelaut yang handal tidak dilahirkan dari ombak yang tenang.
Di masa perkuliahan, ketakutan terbesar saya bukan terletak pada tugas yang menumpuk, melainkan pada satu hal yang terus menghantui setiap malam, yaitu, “Apakah saya bisa menyelesaikan pendidikan ini hingga akhir?” Beban itu tidak hanya milik saya, tapi juga milik keluarga yang berjuang di tengah keterbatasan. Saya memiliki adik-adik yang juga sedang menapaki jalan pendidikan dan saya tahu, biaya yang ada mungkin tidak akan cukup untuk kami. Setiap langkah yang saya ambil di kampus terasa seperti berjalan di atas garis tipis antara harapan dan kemungkinan menyerah. Dalam hati, saya telah menyiapkan satu keputusan paling berat yang bisa saya ambil sebagai seorang kakak jika pada suatu titik keadaan ekonomi keluarga kami benar-benar tidak bisa lagi dikendalikan, maka saya akan rela melepaskan mimpi saya. Biarlah saya yang berhenti, asal adik saya bisa terus melangkah. Saya lebih memilih melihat adik saya tumbuh dan berhasil, meski itu berarti saya harus mundur dari jalan yang telah saya perjuangkan
Harapan itu datang di semester 7 dan mungkin inilah jalan yang Tuhan bukakan. Saat saya melihat poster pembukaan pendaftaran KAMAJAYA Scholarship, saya langsung mendaftar tanpa ragu. Dalam hati saya hanya berharap ada keajaiban. Puji Tuhan, doa itu dijawab. Saya diterima menjadi bagian dari keluarga besar KAMAJAYA Scholarship, bukan hanya sebagai penerima beasiswa, tapi sebagai pribadi yang kembali diberi harapan untuk melanjutkan mimpi. Beasiswa ini bukan sekadar bantuan dana, tapi juga menjadi cahaya di tengah kegelapan perjuangan saya. Di titik itulah, saya kembali percaya bahwa Tuhan bekerja dalam waktu-Nya sendiri, dan bahwa setiap perjuangan yang tulus pasti akan menemukan jalannya.

Tahun terakhir dalam perjalanan studi saya di perguruan tinggi menjadi salah satu fase paling menantang sekaligus berharga dalam hidup saya. Di tengah proses penyusunan skripsi dan persiapan ujian pendadaran. Sebuah tanggung jawab yang sangat krusial dipercayakan kepada saya untuk memegang amanah sebagai Wakil Ketua Panitia Laporan Tahunan Yayasan Bakti KAMAJAYA Indonesia (YBKI). Sebuah kepercayaan yang besar, dan jujur saja, sempat membuat saya ragu, “Apakah saya mampu menjalankan tanggung jawab ini secara maksimal? Apakah saya mampu membagi waktu dan energi untuk dua hal besar sekaligus?”
Saat itu, tekanan semakin besar ketika dosen pembimbing saya menyampaikan bahwa saya kemungkinan tidak bisa mendaftar ujian pendadaran di bulan Juli 2025. Artinya, saya tidak akan bisa mengikuti wisuda pada bulan Agustus 2025. Ketakutan, kegelisahan, dan kecemasan bercampur menjadi satu. Namun di tengah kegundahan itu, saya berserah diri dan berdoa kepada Tuhan agar diberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi. Puji Tuhan, doa itu dijawab. Saya mampu menyelesaikan seluruh revisi tepat waktu dan berhasil mendaftar ujian pendadaran di bulan Juli 2025.


Dan pada tanggal 15 Juli 2025, tibalah momen yang sangat membahagiakan sekaligus mengharukan dalam hidup saya. Saya dinyatakan lulus ujian pendadaran. Saat itu, saya hanya bisa terdiam. Tidak ada kata yang cukup untuk menggambarkan perasaan saya. Hati saya penuh dengan rasa syukur, haru, dan lega yang luar biasa. Setelah semua jerih payah, air mata yang tak terhitung, serta perjuangan panjang yang penuh tantangan, akhirnya saya sampai di titik ini. Titik di mana segala usaha yang selama ini terasa berat terbayar lunas. Bagi saya, ini bukan garis akhir. Ini adalah garis start menuju babak baru kehidupan yang lebih besar dan penuh tantangan.
Terima kasih untuk Mama saya atas cinta, doa, dan pengorbanan yang tidak pernah berhenti. Tanpa Mama, tidak akan pernah sampai di titik ini. Semua pencapaian ini adalah untuk dan karena Mama. Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh Bapak/Ibu Donatur, para Pengurus KAMAJAYA Scholarship, Romo, Suster, Bruder, serta semua pihak yang terlibat dalam KAMAJAYA Scholarship atas kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada saya. Terima kasih telah menjadi cahaya yang membuka jalan dan menumbuhkan harapan baru dalam perjalanan studi dan kehidupan saya. Terima kasih juga saya sampaikan kepada teman-teman KAMAJAYA Scholarship yang telah menjadi motivasi, yang selalu mendorong saya untuk terus melangkah maju ke depan.

Yogyakarta, 4 Agustus 2025
Christoper Ariel Ganendra
Mahasiswa Program Studi Manajemen UAJY Angkatan 2021
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-8











No Comments