KAMAJAYA Scholarship / Kisah/Kesaksian/Testimoni  / Kisah Penerima Beasiswa: Belajar dan Bersyukur

Kisah Penerima Beasiswa: Belajar dan Bersyukur

Nama saya Melyana Revi Utami, saya biasa dipanggil Revi oleh teman sekolah atau teman kampus atau orang yang tidak terlalu dekat dengan saya. Namun, saya biasa dipanggil dengan nama Epik oleh keluarga, masyarakat di sekitar rumah, dan teman-teman yang sudah akrab dan dekat dengan saya. Saya biasa dipanggil Epik karena orang di desa sulit menyebut nama Revi, lebih tepatnya nama dengan huruf R dan V. Oleh karena itu, dari yang awalnya Revi kemudian menjadi Repi, lalu Repik, lalu Kepik, sampai akhirnya sering dipanggil dengan nama Epik. Saya tidak pernah merasa keberatan akan hal itu, karena saya juga memahami alasan mereka memanggil nama itu hingga saat ini. Saya lahir di Boyolali pada tanggal 28 Juli 2003. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Saat ini, saya merupakan seorang mahasiswa Fakultas Hukum UAJY dan memiliki seorang adik perempuan yang saat ini duduk di bangku SMA.

Memasuki awal semester 7 bagi saya adalah pengalaman yang penuh tantangan sekaligus perasaan campur aduk. Ada rasa bangga karena akhirnya bisa sampai ke tahap ini, tetapi di sisi lain saya juga merasa khawatir menghadapi tantangan baru. Semester ini bukan hanya soal menyelesaikan kuliah, tetapi juga tentang bagaimana saya bisa mengatur diri sendiri di tengah keterbatasan yang ada.

Salah satu hal yang paling terasa adalah kondisi keuangan keluarga yang tidak baik. Di semester ini, kebutuhan semakin banyak, mulai dari biaya kuliah, persiapan skripsi, hingga kebutuhan sehari-hari yang kadang tidak terduga. Sementara itu, pemasukan saya dan orang tua saya yang terbatas. Orang tua saya hanya bekerja sebagai pedagang angkringan. Rasanya seperti dipaksa belajar lebih dewasa dalam mengatur uang, memilah mana yang benar-benar penting dan mana yang bisa ditunda.

Namun, di tengah keterbatasan ini saya sangat bersyukur karena adanya bantuan dari Beasiswa KAMAJAYA. Beasiswa ini benar-benar meringankan beban saya dan orang tua saya, terutama dalam hal biaya kuliah. Tanpa bantuan tersebut, mungkin saya akan lebih sulit untuk tetap fokus belajar. Bagi saya, beasiswa ini bukan hanya soal materi, tetapi juga bentuk dukungan moral yang membuat saya merasa lebih bersemangat melanjutkan perjuangan.

Selain masalah keuangan, kelemahan saya yang lain adalah dalam membagi waktu. Semester 7 menuntut perhatian ekstra karena ada tugas besar yang harus disiapkan, seperti persiapan skripsi, KKN, dan beberapa mata kuliah yang cukup menyita tenaga. Di sisi lain, saya juga masih ingin aktif dalam kegiatan sosial dan tetap menjaga hubungan dengan keluarga maupun teman-teman. Sayangnya, saya sering kali kesulitan untuk menyeimbangkan semua itu. Ada kalanya saya terlalu fokus pada kegiatan di luar hingga lupa mana yang harus terlebih dahulu menjadi prioritas.

Saya sadar, kelemahan dalam membagi waktu ini bukan hal mudah. Jika tidak diatasi, dampaknya bisa meluas ke banyak hal, mulai dari nilai akademik yang turun, sampai kehilangan kesempatan penting. Oleh karena itu, saya mencoba belajar membuat prioritas. Saya mulai membiasakan diri membuat jadwal, menuliskan target mingguan, dan belajar menolak hal-hal yang sebenarnya bisa ditunda. Meski tidak mudah, perlahan-lahan saya merasakan ada perubahan.

Bagi saya, awal semester 7 ini bukan hanya tentang kuliah, tetapi juga tentang belajar menghadapi kehidupan nyata. Keterbatasan keuangan, kelemahan dalam membagi waktu, dan tantangan akademik memang membuat perjalanan terasa berat. Namun, dengan adanya dukungan dari Beasiswa KAMAJAYA, saya merasa lebih ringan dalam melangkah. Semua ini saya anggap sebagai proses pembentukan karakter agar lebih tangguh, mandiri, dan siap menghadapi masa depan.

Yogyakarta, 12 September 2025

Melyana Revi Utami
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum UAJY Angkatan 2022
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-8

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA