Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Fransisca Endriani Permatha Ednan

Fransisca Endriani Permatha Ednan
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
25 Juli 2004
Barito Timur, Kalimantan Tengah
Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum semester 7 (September 2025)
Fransisca Endriani Permatha Ednan
Mahasiswi Fakultas Hukum UAJY Prodi Ilmu Hukum
Aku dan Usaha Membanggakan Orang Tua
Halo, perkenalkan nama saya, Fransisca Endriani Permatha Ednan. Saya biasa dipanggil Sisca, namun tidak jarang keluarga dan teman dekat saya kerap memanggil saya Dede. Hal tersebut juga disebabkan karena saya merupakan anak bungsu. Saya Lahir di Desa Saing, Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah pada tanggal 25 Juli 2004. Saya memiliki satu kakak laki-laki dan satu kakak perempuan, namun pada tahun 2015 kakak saya laki-laki berpulang terlebih dahulu kepangkuan Bapa akibat menderita sakit jantung. Hidup dan tumbuh dalam keluarga yang sederhana, penuh keharmonisan dan kasih sayang dalam lingkungan masyarakat pedesaan membuat saya menjadi pribadi yang tak lepas dengan ucapan rasa syukur karena selain keluarga yang saling menyayangi, rasa tolong menolong antar masyarakat juga masih sangat erat terasa.
Saya hidup dengan keluarga yang sederhana. Mata pencarian kedua orang tua saya adalah ayah sebagai petani karet dan Ibu adalah seorang guru Agama Katolik (PNS). Walaupun ibu saya adalah seorang PNS tetapi gaji yang didapatkan tidaklah besar, terlebih biaya hidup di Kalimantan tidak murah, serba mahal belum lagi dikenai pajak. Uang yang didapatkan ayah saya juga tidak menentu karena tergantung pada cuaca. Jika musim hujan maka tidak ada karet yang bisa disadap karena basah dan jika musim kemarau karet yang dihasilkan sedikit karena pohon kekurangan air.
Di keluarga, kedua orang tua saya selalu mengajarkan anak-anaknya untuk menghayati kehidupan spiritual keagamaan dengan rajin ke Gereja untuk mengikuti ibadah, ibadah harian di rumah-rumah umat dan mengikuti kegiatan keagamaan lainnya. Orang tua saya merupakan orang tua yang sangat mendukung apa yang diinginkan anaknya selagi hal tersebut positif.
Saya tinggal di sebuah desa kecil di Kalimantan Tengah, kabupaten Barito Timur, nama desanya adalah Desa Saing yang merupakan tempat kelahiran saya. Kami sekeluarga tinggal di rumah kayu yang telah dibangun kedua orang tua sebelum saya lahir. Mayoritas penduduk sekitar bekerja sebagai penyadap karet, dan buruh sawit. Meskipun masyarakatnya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing namun setiap ada acara di rumah salah satu penduduknya, hampir satu desa bahkan dari desa tetangga pasti ikut membantu mempersiapkan acara. Hal ini seperti yang saya katakan di atas bahwa di desa tempat saya masih tinggi rasa tolong menolong serta menjunjung tinggi toleransi.
Saya dulu bersekolah di TK Bakti Kasih pada tahun 2008, lalu melanjutkan sekolah dasar di SDN Saing pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2016. Kemudian saya melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Paku selama 3 tahun dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Dusun Tengah dengan mengambil jurusan (IPS). Saya mengambil jurusan tersebut, karena berkaitan dengan jurusan yang saat ini saya ambil. Meskipun pada saat saya SMA terjadi Pandemi COVID-19, hal ini tidak mengurangi kenangan saya bersama teman-teman. Bahkan saya merasa masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan bagi saya. Di SMA Negeri 1 Dusun Tengah, saya mengikuti kegiatan ekstra kurikuler olahraga seperti Karate dan Voli. Saya memiliki prestasi non akademik di bidang olahraga Karate di mana saya pernah menjadi juara dalam lomba O2SN.
Setelah lulus SMA saya bertekat untuk kuliah dengan semangat dan dorongan dari orang tua, awalnya saya mendaftar di kampus negeri tetapi tidak lolos. Kemudian mendapat saran serta rekomendasi dari beberapa keluarga untuk mendaftar di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Meskipun awalnya orang tua sempat ragu untuk mendaftarkan anaknya karena biaya yang dibutuhkan cukup besar, terlebih saya nanti harus tinggal di kost.
Ketika orang tua melihat semangat saya untuk berkuliah akhirnya orang tua mengizinkan dan berusaha agar anaknya dapat menggapai cita-citanya karena mereka percaya dan berprinsip aset yang paling berharga yang dimiliki oleh anak adalah pendidikan. Akhirnya saya diterima di Universitas Atma Jaya Yogyakarta sebagai mahaasiswa Fakultas Hukum pada tahun 2022. Di kampus saya aktif mengikuti salah satu organisasi yaitu Rechtsprak Veritatis dan kegiatan kepanitiaan lainnya baik sebagai koordinator maupun anggota panitia.
Di tahun 2023 akhir ibu saya mengalami sakit stoke, yang membuat ibu saya harus beristirahat dan tidak bisa mengajar. Seiring berjalan waktu ekonomi keluarga pun semakin menurun. Gaji ibu saya sebagai guru merupakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga terlebih untuk membiayai kuliah saya. Ayah saya juga tidak hanya tinggal diam agar dapat membantu perekonomian keluarga. Banyak hal yang ayah saya lakukan, di antaranya mencoba membudidayakan jamur tiram yang kemudian jamurnya akan dijual keliling desa. Namun usaha itu tidak berjalan lama. Kemudian orang tua saya beralih untuk berternak ayam petelur. Sayangnya usaha ayam petelur juga tidak bertahan lama karena harga pakan ayam yang sangat mahal. Akhirnya ayah saya beralih menjadi peternak babi dan menyadap karet hingga saat ini. Ayah saya sering mengalami sakit-sakitan karena kelelahan.
Saya sebagai anak tentu sedih melihat kondisi kedua orang tua saya yang begitu semangat mengusahakan agar anaknya tetap bisa melanjutkan kuliah meskipun kondisi mereka sakit. Oleh karena itu saya berusaha mencari informasi tentang beasiswa-beasiswa yang ada, hingga saya menemukan informasi tentang Beasiswa KAMAJAYA. Dengan penuh keyakinan dan tidak lupa berserah kepada Tuhan, Puji Tuhan, atas berkat-Nya saya dapat lolos seleksi menjadi Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-9. Beasiswa KAMAJAYA sangat meringankan beban kedua orang tua saya dalam biaya perkulihan dan kedua orang tua saya dapat lebih fokus untuk pengobatan ibu saya.
Bagi keluarga saya, saya adalah anak yang memiliki tanggung jawab dan mengemban harapan terakhir dari orang tua saya agar setelah lulus kuliah dan mendapat pekerjaan, saya mampu mewujudkan kehidupan yang layak serta membanggakan orang tua, dengan memotivasi diri untuk tetap giat belajar. Saya harap dengan adanya kesempatan diterimanya saya sebagai Penerima Beasiswa KAMAJAYA, saya dapat menjadi seorang pribadi yang lebih menghargai dan bertanggung jawab atas apa yang telah diberikan. Saya dapat mengembangkan potensi diri saya.
Saya bertekad untuk tidak mengecewakan kedua orang tua serta para donatur dan pengurus KAMAJAYA Scholarship. Semangat kuliah dan tekad kuat membuat saya yakin untuk dapat lulus tepat waktu dan membanggakan. Tidak lupa dengan selalu berdoa kepada Tuhan agar diberikan kemudahan dalam menggapai cita-cita.















No Comments