Opini: Perempuan Indonesia di Era Modern

Dalam beberapa dekade terakhir, perempuan Indonesia menunjukkan kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang. Namun, tantangan untuk terus berkembang tetap nyata: dari tekanan stereotip gender, tuntutan domestik, hingga keterbatasan akses pendidikan dan peluang kerja. Pengembangan diri bagi perempuan tidak sekadar mengikuti perkembangan zaman, melainkan upaya berkelanjutan untuk mengenali, mengasah, dan memaksimalkan potensi diri sebagai individu yang utuh. Bayangkan seandainya semua perempuan Indonesia berani bermimpi dan bertindak untuk mewujudkannya. Perempuan tidak lagi hanya menjadi pelengkap di ruang privat, tapi juga agen perubahan di ruang publik. Tidak ada kata terlambat untuk mulai berubah dan mengembangkan diri, sekalipun tantangan datang silih berganti, kunci perubahan seringkali terletak pada keberanian mengambil langkah pertama, sekecil apa pun itu.
Setiap perempuan memiliki potensi luar biasa yang menanti untuk digali. Namun, diiperlukan tekad untuk keluar dari zona nyaman serta melawan stigma kultural bahwa perempuan terbatas pada urusan rumah tangga. Mungkin saat ini kamu sedang ragu atau bahkan takut gagal, tetapi ingatlah, proses belajar selalu dimulai dari keberanian. Pendidikan tetap menjadi pondasi utama, seperti akses ke sekolah, kursus keterampilan, dan pengetahuan digital memberi perempuan modal intelektual dan keberanian bersaing di dunia kerja. Namun, belajar tidak berhenti pada lembaga formal saja. Melalui pengalaman hidup, pelatihan daring, dan interaksi di jejaring sosial, perempuan dapat menemukan dan mengembangkan keterampilan seperti komunikasi, manajemen waktu, hingga teknologi digital yang kini sangat relevan. Jika kamu pernah hanya melihat pendidikan sebagai beban, cobalah melihatnya kembali sebagai bekal hidup yang tidak ternilai harganya.
Dalam pelaksanaannya, ada tantangan yang umum dihadapi di Indonesia yaitu rendahnya kepercayaan diri, pelecehan di tempat kerja, serta diskriminasi atau bias gender. Banyak perempuan muda yang merasa ragu untuk mengambil keputusan penting karena terbebani rasa takut gagal atau kurang dukungan dari lingkungan. Padahal, menurut riset, perempuan justru memiliki empati tinggi dan daya multitasking kuat. Kedua kualitas ini sangat dibutuhkan dalam berbagai lingkungan profesional maupun sosial. Untuk mengatasinya, perempuan perlu membangun growth mindset yaitu keyakinan bahwa kemampuan dapat berkembang lewat kerja keras dan proses belajar terus-menerus. Self-care juga menjadi aspek penting, yaitu merawat fisik dan mental agar tetap tangguh menghadapi tantangan.
Dengan demikian, jangan menunggu orang lain yang membangkitkan semangatmu, mulailah dari diri sendiri. Menerima kekurangan dan memaksimalkan kelebihan adalah langkah penting. Dengan begitu, kamu bisa percaya diri untuk menetapkan mimpi dan berjuang mewujudkannya. Ingat, kamu tidak sendiri. Dalam hal ini, dukungan keluarga dan komunitas sangat berperan sebagai “support system” pengembangan diri perempuan. Keluarga yang membebaskan perempuan mengambil keputusan, komunitas yang saling menguatkan, dan pemerintah yang menyediakan fasilitas pendidikan serta perlindungan hukum akan mempercepat proses transformasi perempuan menjadi lebih percaya diri dan produktif. Budaya “woman supports woman” kini kian nyata, baik lewat organisasi advokasi, forum diskusi, maupun kelompok wirausaha berbasis perempuan. Jejaring positif ini mampu memberi motivasi, sharing pengalaman, bahkan membuka peluang kerjasama bisnis baru.
Oleh karena itu, kini saatnya kita buang jauh-jauh keraguan itu. Kita bisa mengambil teladan dari tokoh-tokoh perempuan yang telah berkiprah besar di Indonesia. Misalnya, Martha Tilaar sukses membangun kerajaan bisnis kecantikan, Susi Pudjiastuti berani menentang dominasi di sektor perikanan dan penerbangan, serta Tri Rismaharini dengan inovasi kepemimpinan di Surabaya. Di tingkat akar rumput, kisah Ibu Eliana dari Desa Tenjolayar membuktikan bahwa perempuan desa pun mampu menjadi teladan dan motor perubahan sosial melalui pendidikan dan UKM. Kisah-kisah ini menegaskan bahwa pengembangan diri bukan milik segelintir perempuan di kota besar, melainkan dapat menjadi gerakan kolektif di berbagai wilayah dan bidang.
Perempuan Indonesia punya tugas istimewa, setiap perempuan berhak dan wajib membangun versi terbaik dirinya sendiri. Pengembangan diri adalah proses yang dinamis dan penuh tantangan, namun juga bermakna dan layak diperjuangkan. Perempuan Indonesia telah membuktikan bahwa dengan keberanian, pendidikan, jejaring positif, dan dukungan keluarga, tidak ada batasan untuk berkarya dan berkontribusi baik di rumah maupun di ruang publik. Oleh sebab itu, kamu adalah perempuan yang berharga dan dunia menantikan kontribusimu. Saatnya kamu melangkah sebagai versi terbaik dirimu sendiri, mari berjuang sekarang, untuk berani melangkah menuju masa depan yang lebih setara dan gemilang.
Yogyakarta, 30 Oktober 2025
Maria Ovie Hizkianti
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum UAJY Angkatan 2023
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-8

No Comments