KAMAJAYA Scholarship / Coretan Mahasiswa  / Coretan Mahasiswa: Perundungan di Dunia Pendidikan

Coretan Mahasiswa: Perundungan di Dunia Pendidikan

Akhir-akhir ini, berita tentang kasus bullying kembali ramai diperbincangkan. Ironisnya, sebagian besar terjadi di lingkungan yang seharusnya menjadi tempat menanamkan nilai kemanusiaan dan empati, yaitu di sekolah dan kampus. Sebagai mahasiswa, saya merasa miris sekaligus resah melihat bagaimana perilaku merendahkan, mengejek, bahkan mengucilkan teman sering kali dianggap wajar dengan alasan “hanya bercanda”. Padahal, tidak semua luka tampak di permukaan.

Bullying bukan sekadar tindakan fisik. Ia bisa hadir dalam bentuk kata-kata, ejekan halus, atau pengucilan sosial yang perlahan mengikis rasa percaya diri seseorang. Banyak korban memilih diam karena takut dikucilkan, sementara pelaku tidak menyadari bahwa yang mereka anggap sebagai candaan meninggalkan trauma mendalam. Dunia pendidikan seharusnya menjadi ruang yang aman untuk belajar, berekspresi, dan bertumbuh, bukan arena untuk saling menjatuhkan.

Saya sering mendengar cerita saat seorang teman yang perlahan berubah dimulai dari ia mulai jarang berbicara, lebih sering menunduk, dan akhirnya berhenti kuliah tanpa alasan jelas. Hingga akhirnya diketahui bahwa ia menjadi korban ejekan dan perundungan yang berulang. Kejadian itu membuat saya sadar bahwa kepekaan sosial sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual. Tidak semua orang mampu menanggung beban dari kata-kata yang kita anggap sepele.

Sebagai mahasiswa, saya percaya perubahan bisa dimulai dari langkah kecil seperti menghormati orang lain, mendengarkan tanpa menghakimi, dan berani menegur jika melihat ketidakadilan. Kita tidak perlu menunggu menjadi pemimpin untuk melawan budaya perundungan. Cukup dengan tidak ikut menertawakan korban, atau berdiri di samping mereka ketika orang lain menjauh.

Bullying adalah masalah bersama, dan penyelesaiannya pun memerlukan kepedulian bersama. Pendidikan sejati bukan hanya soal nilai akademik, tetapi juga bagaimana kita memperlakukan sesama manusia dengan empati, kasih, dan rasa hormat. Jika setiap dari kita mau mulai peka terhadap sekitar, mungkin suatu hari nanti, tak ada lagi yang perlu menahan tangis dalam diam karena menjadi korban di tempat yang seharusnya memberi rasa aman.

Image by PDPics from Pixabay

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA