KAMAJAYA Scholarship / Kisah/Kesaksian/Testimoni  / Kisah Penerima Beasiswa: Menyemai Ilmu, Menjaga Alam

Kisah Penerima Beasiswa: Menyemai Ilmu, Menjaga Alam

Namaku Diah Ariyanti, seorang mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta sekaligus Penerima Beasiswa KAMAJAYA. Sejak awal kuliah, saya menyadari bahwa perjalanan saya tidak selalu mudah. Biaya hidup dan kebutuhan sehari-hari sering kali membuat saya harus berpikir keras agar bisa bertahan hidup. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk menjadi tentor les privat. Awalnya saya hanya mengajar satu anak SD, namun dari satu murid perlahan bertambah menjadi tiga. Dari ruang belajar kecil itulah saya belajar arti tanggung jawab dan kesabaran. Dua hal yang ternyata sangat berharga dalam perjalanan hidup.

Selain kuliah dan mengajar, saya juga aktif di berbagai kegiatan kampus. Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah ketika saya terlibat dalam kepanitiaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UAJY 2025. Bagi sebagian orang, PPKMB mungkin hanya kegiatan penyambutan mahasiswa baru. Namun bagi saya, itu adalah wujud pelayanan. Di sana saya belajar bahwa kepemimpinan sejati bukanlah berdiri di depan untuk dipuji, melainkan berdiri di antara untuk menguatkan. Melihat senyum para mahasiswa baru dan mendengar cerita perjuangan mereka mengingatkan saya pada masa awal perkuliahan datang dengan mimpi besar dan hati penuh harapan.

Melalui pengalaman itu, saya belajar bahwa menjadi mahasiswa aktif bukan sekadar sibuk di organisasi, tetapi aktif dalam nilai, dalam iman, dan dalam memberi dampak nyata. Saya ingin setiap langkah yang saya ambil di kampus entah itu mengajar, menanam pohon, atau menjadi panitia menjadi bagian dari pelayanan yang berkenan di hadapan Tuhan. Saya percaya bahwa setiap kegiatan yang dilakukan dengan niat baik adalah bentuk kecil dari cinta, baik kepada sesama maupun kepada Sang Pencipta.

Delegasi UAJY dan UAD Presentasi (saya di paling kanan).

Di sela kesibukan akademik dan kegiatan kampus, saya menemukan hal lain yang menumbuhkan sukacita dalam hati kecintaan pada lingkungan. Saya menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dalam keseharian membawa botol minum sendiri, menggunakan totebag untuk mengurangi kantong plastik, hingga membuat kompos dari sisa kulit buah di rumah. Semua itu saya lakukan bukan karena tren, melainkan karena saya merasa bertanggung jawab sebagai bagian dari ciptaan Tuhan untuk menjaga bumi ini.

Kecintaan itu membawa saya pada sebuah kesempatan besar mengikuti National Student Leader on Sustainability Meeting (NSLSM). Awalnya saya ragu untuk mendaftar. Saya hanya seorang mahasiswa biasa, yang kesehariannya diisi dengan kuliah dan mengajar les di sore hingga malam hari. Namun dorongan hati membuat saya berani mencoba. Setelah melalui seleksi administrasi, saya menerima sebuah email yang membuat saya tak henti bersyukur: “Selamat! Anda terpilih sebagai Delegasi NSLSM 2025.”

Foto dalam NSLSM 2025 (Saya di paling kiri).

Saat itu saya merasa seolah Tuhan membuka jalan baru, memberi kesempatan untuk membawa mimpiku tentang bumi hijau ke panggung yang lebih luas. Perjalanan dan kegiatan NSLSM menjadi pengalaman luar biasa. Selama tiga hari, kami belajar tentang Sustainable Development Goals (SDGs) dan tentang lingkungan. Kami juga turun langsung ke lapangan menanam mangrove. Di sana saya bertemu banyak mahasiswa dari berbagai universitas yang memiliki semangat yang sama yaitu mencintai bumi dan menjaga masa depan bersama. Salah satu sesi yang paling membekas di hati saya adalah ketika seorang pembicara berkata, “Menjadi pemimpin lingkungan bukan tentang seberapa besar aksi kita, tetapi tentang bagaimana kita menyalakan kesadaran orang lain agar bersama-sama bergerak.” Kata-kata itu menancap dalam hati saya. Saya menyadari bahwa perjuangan saya selama ini mengajar anak-anak, menanam pohon, mengompos sampah organik bukan hal kecil. Justru dari hal-hal kecil yang dilakukan dengan cinta, perubahan besar bisa berawal.

Ketika kembali ke kampus, saya membawa lebih dari sekadar sertifikat dan kenangan. Saya membawa semangat baru. Bagi sebagian orang, NSLSM mungkin hanya konferensi tahunan, tetapi bagi saya, itu adalah titik balik. Dari sana saya belajar bahwa kepemimpinan, tentang keberanian untuk menjaga bumi mulai dari langkah kecil, dari diri sendiri, dan dari sekarang. Kini saya menyadari bahwa semua perjalanan ini baik kuliah, mengajar, menjadi panitia, adalah bagian yang sangat saya syukuri.

Tuhan, jadikanlah hidupku alat-Mu untuk menumbuhkan kebaikan di bumi dan menyalakan harapan di hati sesama.”

Yogyakarta, 13 November 2025

Diah Ariyanti
Mahasiswa Program Studi Biologi UAJY Angkatan 2023
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-8

Image by eko pramono from Pixabay

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA