KAMAJAYA Scholarship / Penerima Beasiswa  / Periode 2025/2026  / Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Catherine Charissa Oktaviani

Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Catherine Charissa Oktaviani

Catherine Charissa Oktaviani

Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:

25 Oktober 2004

Yogyakarta

Fakultas Teknologi Industri Prodi Informatika semester 7 (November 2025)

Catherine Charissa Oktaviani

Mahasiswi Fakultas Teknologi Industri UAJY Prodi Informatika

Melangkah untuk Meraih Mimpi dan Berkontribusi

Perkenalkan, saya Catherine Charissa Oktaviani yang biasanya orang-orang terdekat memanggil saya dengan nama Vivi. Saya lahir di sebuah desa tepi pantai yang terletak di kaki Gunung Rajabasa di Kabupaten Lampung Selatan, yaitu Kecamatan Kalianda pada 20 tahun yang lalu tepatnya tanggal 25 Oktober 2004. Keluarga sederhana yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan satu anak menjadikan saya sebagai satu-satunya harapan keluarga yang penuh dengan mimpi-mimpi yang menanti untuk diwujudkan.

Saya dihujani oleh rasa sayang dari kedua orang tua saya melalui kerja keras tanpa henti yang orang tua saya lakukan demi memfasilitasi dan memberikan yang terbaik untuk saya. Ayah saya seorang wiraswasta yang membuka toko sembako yang disertai dukungan oleh ibu saya yang selalu membantu toko kami untuk terus berkembang. Toko kecil yang dirintis sejak tahun 2015 itu terus mengalami kemajuan dan dikenal oleh banyak warga sekitarnya. Namun, berawal pada akhir tahun 2024, toko kami mengalami penurunan dalam penjualannya. Persaingan bisnis yang secara tiba-tiba menyerang kami, membuat sebagian besar pelanggan beralih dan berhenti mengunjungi toko kami. Penurunan pemasukan secara drastis terjadi, sehingga kondisi ekonomi keluarga saya berada di ambang batas bawah dan sangat sulit untuk menyokong kelanjutan studi saya.

Pada semester awal hingga semester lima perkuliahan, tugas dari mata kuliah yang saya tempuh cukup memenuhi waktu keseharian saya di luar dari jam perkuliahan. Faktor tersebut ditimbulkan larangan dari orang tua kepada saya untuk mencari pekerjaan tambahan di luar waktu perkuliahan. Terlepas dari larangan tersebut, saya tetap berusaha terlibat aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di kampus maupun luar kampus.

Saya pernah membaca kutipan “do something or nothing” yang memiliki arti lakukan sesuatu atau tidak sama sekali. Kutipan tersebut telah mengubah pandangan saya. Sebelumnya, saya adalah pribadi yang sangat pemalu dan tidak berani keluar dari zona nyaman. Kepribadian saya tersebut membatasi saya untuk mencari dan mengembangkan potensi diri saya. Namun, dunia perkuliahan memaksa saya untuk harus melangkah keluar dari zona nyaman saya dan beradaptasi dengan lingkungan yang asing bagi saya.

Semasa SMP dan SMA, saya tidak banyak mengikuti kegiatan seperti organisasi dan acara lainnya. Salah satu momen berkesan saya saat menjadi siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta adalah saat saya ditunjuk oleh salah satu guru untuk mengikuti seleksi lomba matematika. Berbekal ilmu yang saya pelajari di sekolah dan sebuah pulpen, saya memasuki ruangan seleksi dengan nol ekspektasi untuk bisa lolos. Itulah awal mula saya mengikuti lomba hingga bisa menjadi salah satu perwakilan sekolah mengikuti lomba dan olimpiade matematika di beberapa tempat. Namun, hidup adalah tentang terus mencoba dan belajar di sepanjang prosesnya. Dari semua lomba tersebut saya selalu gagal dan kalah. Lalu, pada suatu ketika menjelang masa akhir saya di SMP, salah satu guru menawarkan saya untuk kembali mencoba. Lomba yang ditawarkan adalah menulis aksara Jawa. Saya tertarik dan tekun belajar untuk mempersiapkan lomba tersebut. Hingga hari H tiba, saya mengerjakan soal dengan nol ekspektasi untuk menang. Tiba saatnya pengumuman pemenang, tanpa disangka nama saya dipanggil sebagai juara pertama. Dari pengalaman tersebut saya belajar bahwa, lakukanlah segala sesuatu sepenuh hati dan berikan yang terbaik, karena terkadang hal tak terduga datang saat kita tidak berekspektasi.

Pada saat saya menjadi siswa SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, saya belum terlepas dari rasa takut untuk mencoba hal baru. Dinding zona nyaman saya cukup tinggi untuk membatasi saya dari keberanian untuk melangkah keluar. Dapat dikatakan pengalaman di SMA saya tidak bisa memenuhi jari di sebuah tangan. Saya menjadi siswa yang taat aturan dan hanya fokus pada kegiatan akademik saja. Selama SMA, saya berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa yang diberikan langsung oleh Yayasan Tarakanita hingga saya lulus. Selain itu, saya juga berkesempatan menjadi salah satu siswa yang mendapatkan beasiswa silang yang didapatkan oleh program pendidikan dari pemerintah pada saat itu. Menjelang kelulusan, saya tekun belajar untuk mengejar salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama di kota ini. Namun, kegagalan kembali menyapa saya. Saya harus melepas mimpi saya untuk berkuliah di kampus yang saya impikan.

Hidup memang penuh dengan rencana akan masa depan. Namun, terkadang rencana-rencana yang sudah tersusun rapi harus dikubur oleh kegagalan. Berkat dorongan orang tua dan ajakan teman-teman saya, tujuan saya untuk berkuliah kembali terbentuk. Pada akhirnya, saya memilih Universitas Atma Jaya Yogyakarta sebagai tujuan baru saya untuk menempuh pendidikan. Jurusan yang tidak pernah ada di dalam rencana saya, menjadi satu-satunya pilihan saya saat mengisi pendaftaran, yaitu Program Studi Informatika. Alasan utama saya pada saat itu adalah prospek kerja yang menurut saya akan terus tumbuh hingga masa mendatang. Seiring berjalannya waktu, alasan klise tersebut bukanlah lagi menjadi satu-satunya alasan saya berkuliah di Informatika.

Saya mengawali langkah saya keluar dari zona nyaman dengan memberanikan diri mendaftar kepanitiaan Sparkfest ke-11 yang diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa FTI UAJY. Saya yang tidak memiliki pengalaman apapun, nekat memilih divisi Desain, Dokumentasi, dan dekorasi untuk pilihan pertamanya. Tak disangka, saya berhasil lolos dan berhasil menyelesaikan kepanitiaan pertama saya dengan baik. Berkat kepanitiaan tersebut, saya mendapatkan pengalaman dan juga pembelajaran baru di bidang yang saya jalani. Berawal dari pengalaman berharga tersebut, saya memupuk kepercayaan diri saya untuk lanjut terlibat aktif di berbagai kegiatan.

Saya menemukan titik nyaman saya ketika saya melakukan proses editing untuk desain maupun video. Maka, saya mulai paham ke mana saya akan memilih posisi yang sesuai dengan diri saya. Berbagai kegiatan dan kepanitiaan seperti Sparkfest, Musik Mahasiswa, hingga tim promosi departemen Informatika menjadi batu loncatan saya semasa kuliah ini. Lagi-lagi, langkah saya diawali tanpa menaruh ekspektasi lebih pada hasil. Skill dan kepribadian yang terbentuk dari batu-batu loncatan tersebut mengantarkan saya pada kepercayaan diri untuk bergabung menjadi Student Staff Kantor Humas UAJY.

Selain terlibat aktif di kegiatan kampus, saya juga bergabung pada beberapa acara di luar kampus, seperti menjadi pengurus dalam organisasi Vidyasena Vihara Vidyaloka dan menjadi volunteer pada acara Waisak 2023 di Candi Borobudur. Selain itu, pada bidang akademik, saya mengikuti Kelompok Studi Pemrograman C dan Java untuk memperdalam ilmu saya dalam pemrograman. Kemudian, saya terlibat sebagai asisten lapangan yang membantu dosen dalam melakukan pelatihan computational thinking pada siswa SD/SMP/SMA di daerah Wonosari. Saya juga diajak oleh dosen saya untuk menjadi tentor Bahasa Inggris yang ditujukan pada anak SD/SMP/SMA di dua Paroki Gereja. Selama menjalani kegiatan-kegiatan tersebut, saya mendapatkan banyak pembelajaran baru yang semakin membentuk diri saya menjadi lebih berkembang. Baik dari segi pemikiran, sikap saat bersosialisasi, hingga kemampuan saya yang terus terasah menjadi lebih matang.

Padatnya kegiatan yang saya lakukan di luar jam perkuliahan, tidak menjadi penghalang saya dalam memenuhi kebutuhan studi saya. Pengalaman mengikuti berbagai kegiatan membuat saya belajar untuk mengatur waktu dan menentukan skala prioritas. Saya menentukan skala prioritas mulai dari yang harus saya selesaikan paling utama terlebih dahulu dan saya rutin membuat daftar tugas sesuai porsi yang dapat saya selesaikan dalam satu harinya. Berkat terlibat aktif dalam kegiatan dan organisasi, saya menjadi semakin paham mengenai cara dunia bekerja, dimulai dari lingkup terdekat saya yaitu kegiatan kemahasiswaan. Bagi diri saya yang dahulu, menjadi Student Staff dan mengikuti seluruh kegiatan yang sudah saya lalui tersebut merupakan sesuatu yang tak pernah terbayangkan dapat terwujud. Namun, bagi diri saya yang sekarang, hal-hal yang tidak terbayangkan tersebut dapat saya raih selagi saya bersungguh-sungguh dalam mengusahakan dan berani mengambil resiko demi melangkah lebih jauh dari pijakan sebelumnya.

“Kesempatan tidak datang dua kali.” Kalimat yang menjadi pegangan saya setiap melangkah ke pijakan yang baru. Ujian yang sedang dihadapi oleh keluarga saya menyebabkan orang tua saya mengalami kesulitan dalam menopang biaya pendidikan saya untuk rencana studi ke depannya. Hal tersebut mendorong saya untuk mengambil pijakan baru yang lebih jauh dari sebelumnya. Beasiswa KAMAJAYA adalah langkah yang saya ambil untuk mewujudkan mimpi besar saya. Selain diberi kesempatan untuk dibantu dalam melanjutkan program sarjana Informatika hingga selesai, saya percaya dengan mendapatkan beasiswa ini dapat memberikan saya pengetahuan baru dan nantinya saya akan bertemu dengan banyak orang yang memiliki potensi yang memumpuni di bidangnya masing-masing. Perbedaan tersebut dapat membuka pandangan baru bagi saya untuk terus berkembang dan belajar dari orang-orang hebat yang bisa jadi memiliki visi dan misi yang sama dengan saya, yaitu mewujud-nyatakan generasi Indonesia emas untuk masa depan. Melalui rencana dan potensi yang sudah saya sampaikan maka jika berkesempatan, saya akan ikut berkontribusi dalam memberi dukungan dan tumbuh bersama Beasiswa KAMAJAYA di masa depan.

Kepengurusan Kelompok Studi Pemrograman.
Kepanitiaan Sparkfest’12.

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA