OPINI – Menikmati Kesendirian

Saya sudah biasa melakukan suatu hal atau kegiatan sendirian. Mulai dari hal yang umumnya anak kost lakukan seperti mencuci baju dan merapikan kamar, hingga membeli lauk makanan sendiri, atau kegiatan umum seperti pergi ke gereja dan pergi ke supermarket. Bahkan jogging dan pergi ke taman pun saya lakukan sendirian, meskipun bagi anak muda seusia saya, hal tersebut mungkin dianggap aneh atau menyedihkan. Meskipun lucunya juga kadang memang benar bahwa kondisi sendirian itu menyedihkan. Namun, ada masa di mana saya merasa takut saat berpergian sendiri sudah terlewati sangat lama.
Ada masa di mana saya takut berpergian atau melakukan suatu hal sendirian. Rasanya benar-benar takut, misalnya jika saya pergi ke kedai kopi dan saya tidak mengerti cara memesannya, saya akan merasa malu ketika pelayan melihat saya tidak mengerti harus memesan apa, atau ketika saya sedang berpergian sendirian, saya takut dipandang aneh oleh orang lain. Kenyataannya, pemikiran seperti ini hanya berhenti di kepala. Mungkin bisa saja ketakutan tersebut benar terjadi, namun tidak benar-benar terjadi seperti rancangan peristiwa yang ada di bayangan kepala kita. Sebenarnya respon orang lain, kesalahan kecil, dan ketidaktahuan juga merupakan hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Orang seringkali salah dalam mengartikan kesendirian dan kesepian. Kesendirian adalah kondisi diri kita merasa damai dan merdeka untuk bebas melakukan apapun yang diinginkan. Berbeda dengan kesepian yang merasa terasingkan di tengah keramaian misalnya. Memang rasanya juga wajar jika kebanyakan orang masih salah mengartikan perbedaan dari kedua kondisi ini, ditambah dengan zaman modern hari ini yang lebih banyak menyoroti kegiatan yang ramai dan seru seperti menonton konser atau liburan bersama teman-teman. Kegiatan yang cenderung dilakukan sendirian seperti membaca buku atau menulis jurnal menurut saya kurang menarik bagi kebanyakan orang.
Kesendirian justru membuat saya bisa mengenal diri saya lebih dalam. Ketika di tempat terbuka, tenang rasanya merefleksikan pikiran sambil melihat kesibukan yang terjadi di sekeliling saya. Pada keadaan ini, saya melihat kehidupan di depan saya semakin ”hidup” dengan harmoni dan kesibukannya masing-masing. Hidup yang ternyata sangat kompleks dan luas, tidak hanya terbatas pada kesibukan yang sering saya lakukan. Dengan kesendirian juga, saya bisa sepenuhnya jujur kepada diri sendiri tanpa harus memberikan batasan.
Pada akhirnya ”sendiri” juga merupakan bagian yang melekat dari kita semua. Sudah sepantasnya kita berani menciptakan ruang ruang sendiri di sela-sela banyaknya pekerjaan, orang yang kita temui, dan tempat yang kita sambangi. Kesendirian bukanlah hal yang menakutkan, justru ini merupakan kekuatan untuk kembali mencintai dan menyembuhkan diri. Dengan kesendirian, kita akan menjadi lebih mengenal dan berani menjadi diri sendiri.
Yogyakarta, 19 Desember 2025
Franciscus Xaverius Jodhiawan Wicaksono
Mahasiswa Program Studi Teknik Industri UAJY Angkatan 2024
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-9
Image by goodinteractive from Pixabay












No Comments