Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Sarah Yoelsadai
Sarah Yoelsadai
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
28 November 1994
Denpasar, Bali
Fakultas Teknobiologi UAJY semester 7 (Oktober 2017)
Sarah Yoelsadai
Mahasiswi Fakultas Teknobiologi UAJY
CITA-CITA AYAH YANG DIWARISKAN PADA KAMI
Nama saya Sarah Yoelsadai berasal dari Denpasar yang lahir pada tanggal 28 November 1994. Saya berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya menengah, dimana ayah saya bekerja sebagai pegawai laundry di Bali. Saat ini saya adalah seorang mahasiswa semester 7 dari fakultas Teknobiologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Tahun 2014 adalah tahun masuknya saya di dunia perkuliahan. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), saya memutuskan untuk langsung bekerja. Bukan karena tidak memiliki hasrat untuk bersekolah, tetapi karena ekonomi keluarga saya yang saat itu tidak cukup untuk menyekolahkan saya.
Tahun 2013 seharusnya adalah tahun awal saya masuk ke dunia perkuliahan. Namun karena satu dan lain hal saya memutuskan untuk mengalah dan masuk ke dunia pekerjaan. Saya bekerja di bagian administrasi di sebuah percetakan dengan gaji Rp 1.800.000 per bulan. Dari hasil bekerja itu saya ingin kumpulkan untuk bisa membiayai kuliah, namun keadaan berubah ketika kakek saya sakit karena adanya kerusakan ginjal. Besarnya pengeluaran membuat tabungan keluarga kami dan saya habis. Keluarga kami tahun itu fokus untuk pengobatan kakek sampai akhirnya kakek saya dipanggil Tuhan. Saya benar-benar sudah menghilangkan cita-cita saya untuk masuk kuliah karena sejujurnya keadaan ekonomi kami sedang tidak baik dengan pemasukan yang hanya cukup untuk membayar biaya sehari-hari dan sekolah adik saya.
Pertengahan tahun 2014, ekonomi ayah saya mulai stabil dan menyuruh saya untuk memilih universitas agar bisa melanjutkan sekolah. “Papa hanya bisa kuliah sampai semester 2, papa mau supaya kalian anak-anak papa bisa sampai lulus dengan gelar yang papa impikan”, itu adalah ucapan ayah saya yang membuat saya yakin dan kuat untuk bisa mewujudkannya. Kuliah di luar pulau bukanlah hal yang mudah karena pengeluaran akan semakin besar tetapi itulah orang tua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Ayah saya menyanggupi dan akhirnya saya kuliah di sini.
Setelah menjadi mahasiswa di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, saya jalani dengan penuh semangat demi keluarga saya. Setiap semester baru dimulai saya tidak jarang saya masuk ke kantor keuangan dan meminta dispensasi waktu untuk pembayaran. Saya berjuang supaya bisa melanjutkan kuliah ini. Bukan karena mimpi ayah saya, tapi saya ingin bisa kuliah dan tidak putus di tengah jalan. Saya ingin kuliah ini bisa selesai dan bekerja untuk membantu keluarga saya setidaknya membantu adik saya dalam biaya sekolahnya.
Ayah saya saat ini sudah memasuki usia 50 tahun, tetapi dia masih tetap harus bekerja untuk kami. Ayah saya bekerja memang menjadi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga tetapi saya sebagai anak ingin membantu untuk setidaknya meringankan beban di pundaknya. Saat ini ayah saya sedang terlilit hutang yang membuatnya tidak bisa membiayai saya kuliah karena dia harus mengumpulkan uang untuk melunasi hutangnya. Akhir semester 6 kemarin saya hampir putus kuliah karena benar-benar tidak ada dana lagi.
Pada tanggal 2 Agustus 2017, teman-teman gereja saya mengumpulkan uang untuk memberikan saya bantuan agar setidaknya bisa membayar sedikit uang SPP Tetap. Terkumpul uang sebesar Rp 1.000.000. Pada tanggal 3 saya kembali ke Yogyakarta menggunakan bis dan langsung mengurus pembayaran ke bagian keuangan. Saya benar-benar butuh beasiswa ini saat ini karena sampai saat ini saya masih memiliki tunggakan baik itu SPP Tetap, SPP variabel, dan biaya KKN. Tidak hanya saya, adik sayapun juga sama. Adik saya saat ini baru semester 3 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Setidaknya di antara kami mendapatkan bantuan beasiswa ini untuk meringankan beban biaya. Saya saat ini bekerja untuk mendapatkan uang makan sehari-hari kami berdua. Berbagai usaha saya lakukan untuk bisa menyelesaikan kuliah ini.
Saya tidak dapat melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu karena orang tua saya sudah mencoba untuk mengurusnya namun ditolak. Syarat untuk mendapatkan surat keterangan ini adalah tidak memiliki rumah sendiri. Keluarga kami memang memiliki rumah sendiri, kami tidak ngontrak ataupun kost, tetapi surat rumah kami sedang digadai oleh orang tua untuk usaha melunasi hutang. Saya tidak mau membebani orang tua, saya mau meringankan beban mereka setidaknya membantu setelah saya lulus dan dapat bekerja. Saya ingin kehidupan keluarga kami kembali normal dan adik saya bisa kuliah dengan nyaman tanpa harus terbebani dengan biaya.
Saya ingin menjadi pengganti ayah saya untuk menjadi tulang punggung keluarga. Sudah saatnya ayah saya untuk beristirahat dan tidak bekerja kasar lagi. Impian ini yang membuat saya berjuang untuk bisa lulus kuliah karena dengan ijasah SMA pun saya hanya dapat bekerja dengan gaji yang tidak seberapa. Saya ingin membuatkan usaha laundry untuk ayah saya. Saya sangat berharap untuk mendapatkan beasiswa ini karena saya mau berjuang untuk kuliah dan untuk keluarga saya.
No Comments