KAMAJAYA Scholarship / Penerima Beasiswa  / Periode 2018/2019  / Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Marcellinus Agus Saputra

Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Marcellinus Agus Saputra

Marcellinus Agus Saputra

Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:

21 Juni 1998

Yogyakarta

Fakultas Teknik UAJY Prodi Arsitektur semester 3 (Oktober 2018)

Marcellinus Agus Saputra

Mahasiswa Fakultas Teknik UAJY Prodi Arsitektur

Langkahku Menggapai Cita-Cita

Perkenalkan nama saya Marcellinus Agus Saputra, biasa dipanggil Marcell. Saya lahir pada 21 Juni 1998. Saya anak ke-3 dari 3 bersaudara. Kakak saya 2, perempuan semua. Saat ini, saya sedang menempuh semester 3 di Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Saya tinggal di Somodaran, RT 04, RW 10, No. 96A, Banyuraden, Gamping, Sleman.

Papa saya bernama Agustinus Djoko Agoes, beliau sehari-hari membantu adiknya berjualan bakmi di depan Pasar Pathuk, Yogyakarta. Mama saya bernama Kristina Hoo Nanik Atik (almh.), beliau sudah meninggal sejak 10 Januari 2012 yang lalu, karena kecelakaan lalu lintas ketika menjemput kakak saya yang ke-2 dari tempat kerjanya.

Saat TK – SD, saya bersekolah di Sekolah Swasta Katholik Yayasan Kanisius, yaitu TK Kanisius Wirobrajan (2002 – 2004). Layaknya murid TK pada umumnya, di sekolah hanya bermain dan bernyanyi. Selain kegiatan sekolah itu, saya juga mengikuti ekstrakurikuler Drumben. Setelah TK, saya melanjutkan di SD Kanisius Wirobrajan (2006 – 2010) yang masih 1 kompleks dengan TK Kanisius Wirobrajan. Saat SD, tidak banyak kegiatan ekstrakurikuler yang saya ikuti, karena memang terbatas adanya. Adapun kegiatan itu ialah Pramuka, les komputer di sekolah, les renang yang dimentori oleh guru Olahraga saya di sekolah, les Matematika dari Bimbel Purikids, dan les sempoa. Walaupun tidak pernah masuk 10 besar, namun nilai saya masih di atas nilai rata-rata kelas. Berlanjut setelah lulus sekolah dasar, saya melanjutkan pendidikan di sekolah menengah negeri, yaitu SMP Negeri 7 Yogyakarta (2010 – 2013). Saat SMP, nilai akademis saya meningkat. Setiap menerima raport, saya pasti masuk ke dalam ranking 10 besar kelas. Selain kegiatan akademis, saya mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler, di antaranya Pramuka, les komputer, dan Mading (Majalah Dinding) Sekolah.

Setelah Lulus dari SMP, saya sudah memiliki tekad melanjutkan ke SMK Jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) atau Multimedia. Hal itu sudah saya sampaikan saat Mama masih ada. Namun, semuanya batal karena Papa melarang. Beliau mempertimbangkan prospek kerja ke depan dan beliau menyarankan agar saya mendaftar di jurusan Teknik Gambar Bangunan (TGB), karena ke depannya saya bisa menjadi arsitek sama seperti cita-cita saya saat masih kecil. Kurang lebih seminggu saya memikirkan dan menimbang hal itu, dan saya pun menyetujui pertimbangan dari Papa saat itu. Singkat cerita, saya diterima di SMK Negeri 2 Yogyakarta. Saat di SMK, nilai akademis saya baik. Selain kegiatan akademis, saya mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler, di antaranya Pramuka dari kelas 10 – 12, Matematika Sains di kelas 10, serta Bahasa Jepang di kelas 10 dan 11. Bahkan, di Organisasi Bahasa Jepang ini saya menjadi Ketua selama 1 periode. Tak ketinggalan juga, saya merupakan anggota OSIS SMK Negeri 2 Yogyakarta pada tahun 2013 – 2015. Hingga akhirnya pada tahun 2016 yang lalu, saya dinyatakan lulus dari SMK tersebut dengan prestasi yang membanggakan.

Selepas lulus SMK, saya tidak langsung kuliah. Saya sempat bekerja selama 1 tahun 3 bulan di sebuah kontraktor swasta yang berlokasi di Jakarta. Namun saat penempatan, saya ditempatkan di Kabupaten Bogor, tepatnya di Jonggol. Di sana, saya bekerja sebagai drafter yang bertugas membuat gambar kerja konstruksi. Saya mendapatkan lowongan tersebut dari SMK saya ketika hendak mengikuti Ujian Nasional 2016. Kurang lebih seminggu setelah selesai UN, saya beserta teman-teman lain yang diterima berangkat ke Jakarta untuk bekerja. Gaji yang saya dapatkan dapat dikatakan cukup untuk lulusan SMK seperti saya. Dari gaji tersebut, saya tabung sedikit-sedikit untuk kuliah.

Saat bekerja di sana, saya berpikir untuk melanjutkan studi. Ada 2 pilihan saat itu, yaitu bekerja sambil kuliah di Jakarta atau fokus kuliah di Jogja. Saya terus berkonsultasi dengan Papa dan Papa berkata terserah pada saya ingin kuliah di mana. Saya utarakan bahwa saya lebih senang kuliah di Jogja. Mengapa saya ingin kuliah di Jogja? Karena untuk jarak dari kampus ke mess saya saat itu lebih dari 60 km dan saya pikir itu terlalu jauh. Saya berpikir lebih baik untuk kuliah di Jogja saja, karena jarak kampus ke rumah juga tidak terlalu jauh dan saya bertekad untuk mencari kerjaan sambilan selama kuliah. Kemudian, Papa berkata kalau itu pilihanmu, nanti Papa carikan dananya.

Akhirnya saya kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Fakultas Teknik, Program Studi Arsitektur. Selain berkegiatan akademis di kampus, saya juga sudah mencoba mengikuti beberapa kepanitiaan di lingkungan kampus. Contohnya pada Liga Arsitektur saya mengambil peran sebagai anggota Usaha Dana, Panitia Inisiasi Fakultas Teknik 2018/2019 sebagai anggota Divisi Acara, serta Panitia WANAPRASTA (Makrab Arsitektur) 2018 sebagai anggota Divisi Akomodasi dan Transport. Selain kegiatan di kampus, saya juga terlibat dalam Orang Muda Katolik (OMK) lingkungan saya, yaitu St. Caecillia Onggobayan yang bertugas sebagai ketua hingga periode ini selesai pada Agustus 2018.

Saat mendaftar di UAJY, saya juga berkata kepada Papa jika nanti saya akan mencari beasiswa untuk membantu Papa. Dalam masalah pembayaran biaya kuliah, tak semulus yang diharapkan. Saat itu, pembayaran SPP Tetap semester 2, Papa kebingungan mencari pinjaman untuk membayar SPP saya. Saat itu, saya mendapatkan berita tentang KAMAJAYA Scholarship, kemudian saya berdiskusi dengan Papa. Papa pun mengizinkan saya, akhirnya saya mendaftar. Puji Tuhan, seleksi demi seleksi saya lalui dan pada akhirnya saya dinyatakan diterima pada Program KAMAJAYA Scholarship.

Dengan diterimanya saya pada program beasiswa ini, saya seperti mendapatkan semangat baru dalam menggapai cita-cita. Saya mempunyai keinginan menjadi seorang Arsitek Profesional yang dapat membantu banyak orang, tanpa memikirkan status sosialnya. Selain impian tersebut, terbersit di dalam benak saya ingin menjadi seorang dosen yang dapat berbagi pengetahuan kepada generasi mendatang. Mulai saat itu, saya mempunyai keinginan menjadi seorang Arsitek Profesional serta menjadi Dosen yang dapat memberikan contoh bagi generasi mendatang. Semoga Tuhan merestui impian saya ini. Amin.

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA