Petronella Ayu Ragil Kusuma

Mahasiswi Fakultas Teknologi Industri UAJY Prodi Teknik Industri

Roda Kehidupan

Nama saya Petronella Ayu Ragil Kusuma, panggilan akrab saya di lingkungan keluarga maupun teman-teman saya adalah Ayu. Lahir di Yogyakarta, 30 Mei 2000. Memiliki hobby berjualan sejak kecil sehingga saya bercita-cita memiliki pabrik dan merek dagang sendiri jika saya sudah besar nanti. Saya pernah bertanya kepada ibu saya mengenai arti dari nama saya, kata Ayu merupakan gabungan dari orang tua saya, sedangkan Ragil Kusuma mengandung doa dan harapan agar saya dapat menjadi anak terakhir yang dapat mengharumkan nama keluarga. Saya merupakan anak terakhir dari empat bersaudara. Kakak saya yang pertama adalah laki-laki, sedangkan kakak saya yang ke-2 dan ke-3 adalah perempuan. Ibu saya meninggal sewaktu saya menginjak SMA pertengahan kelas sepuluh karena penyakit kanker, sedangkan saya sudah kehilangan kontak dengan ayah saya semenjak saya berada di bangku SMP kelas sembilan karena orang ketiga.

Bisa dibilang saya dulu lahir dari keluarga yang berada, di mana saat itu orang tua saya dapat memenuhi segala sesuatu yang saya inginkan. Namun tidak pernah terpikir oleh saya bahwa roda kehidupan dapat bergerak dengan cepat. Banyak hal yang sudah saya lalui sewaktu saya menginjak usia remaja, beberapa hal tersebut membuat saya sedih, namun saya dan kakak saya tetap semangat dan tetap saling merangkul satu sama lain.

Beberapa aset seperti mobil disita karena ayah saya pergi meninggalkan keluarganya dengan hutang yang banyak. Rumah juga hampir disita. Namun, ibu saya berhasil memperjuangkannya demi anak-anaknya sampai ibu saya menutup mata. Setelah itu, kamilah anak-anaknya yang melanjutkan perjuangan ibu saya sehingga kami harus bolak balik pengadilan untuk melakukan sidang agar rumah kami tidak disita. Sebelum meninggal, ibu saya memiliki tabungan untuk anak-anaknya. Namun, uang tersebut juga kami alokasikan untuk membayar pengacara serta membayar hutang ayah saya. Karena semenjak kasus ayah saya dipidanakan, banyak orang yang sudah ayah saya tipu lalu mengancam dan mendatangi keluarga saya. Kami juga tidak lupa untuk mengalokasikan uang tabungan ibu saya untuk biaya kuliah dan sekolah kami bertiga waktu itu, karena sewaktu di rumah sakit ibu saya berpesan bahwa pendidikan adalah nomor satu.

Beberapa tahun kemudian, kakak kedua saya lulus dari Universitas Gajah Mada jurusan Ekonomi Bisnis. Saya tahu sekali perjuangannya untuk mencari pekerjaan sampai bolak-balik Yogyakarta-Jakarta demi membantu perekonomian keluarga. Setelah berpindah-pindah kerja, akhirnya kakak kedua saya mendapat pekerjaan tetap di bank yang berlokasi di Jakarta.

Semenjak saya lulus SMA, saya mendaftarkan diri ke Universitas Atma Jaya Yogyakarta jurusan Teknik Industri, karena saya ingin mempelajari alur proses produksi dari sebuah pabrik. Awalnya, saya memiliki impian setelah lulus kuliah nanti saya ingin melanjutkan kuliah di Teknologi Pangan, karena memang saya bercita-cita untuk memiliki pabrik industri makanan. Saya juga pernah mencoba mendaftar SBMPTN dengan uang tabungan yang sudah saya kumpulkan dari hasil berjualan. Namun setelah mencoba tes SBMPTN, saya tidak diterima.

Saya pernah mengutarakan keinginan saya untuk kuliah di Semarang kepada kakak saya karena memang jurusan Teknologi Pangan di Jogja hanya ada di kampus negeri. Namun, kakak saya menolak karena takut kekurangan biaya kuliah dikarenakan nantinya harus membiayai biaya hidup kost serta masih ada kakak saya ketiga yang masih kuliah juga di Universitas Atma Jaya Yogyakarta jurusan Ilmu Komunikasi. Sebenarnya sewaktu saya lulus SMA, saya pernah mencoba mendaftarkan KMS. Namun saat itu, perlu meminta tanda tangan dari ketua RW di lingkungan saya, sedangkan ketua RW saya menolak karena kami masih dianggap keluarga mampu. Padahal, banyak orang yang melihat hanya dari luarnya saja tanpa tahu di dalamnya.

Saya merasa berkat dari ibu saya selalu ada walaupun beliau sudah tiada. Ibu saya dulunya bekerja di Universitas Atma Jaya Yogyakarta bagian keuangan yang membuat saya mendapatkan konsesi biaya perkuliahan sehingga meringankan biaya perkuliahan saya. Saya dan kakak ketiga saya dapat membayar biaya kuliah dari uang peninggalan almarhum ibu saya dengan dibantu kakak saya.

Beberapa tahun berlalu saya menjalani aktivitas kuliah, saya mencoba berbagai kegiatan kampus mulai dari mengikuti Kelompok Studi Desain Grafis (KSDG) serta mengikuti berbagai acara kepanitiaan yang diadakan pihak universitas maupun fakultas agar saya mendapatkan relasi sebanyak-banyaknya. Saya pernah menjadi koordinator bidang dari kepanitiaan yang saya ikuti. Saya juga mendaftar menjadi panitia retret di kampus dan berkesempatan menjadi bidang Usaha Dana.

Pertengahan semester 4 ini, saya mendapat informasi dari relasi ibu saya dan menyarankan saya untuk mencoba mendaftar Beasiswa KAMAJAYA. Saya mencoba mencari informasi mengenai beasiswa tersebut dan mencoba mendaftarkan diri. Puji Tuhan, setelah mendaftarkan diri dan melalui berbagai tahap seleksi, saya diterima. Semenjak itu, saya bertekad untuk menjalani kuliah saya dengan lebih giat sehingga saat saya lulus nantinya saya dapat menjadi orang sukses yang dapat berguna dan bernilai bagi sesama saya juga.

Saya bukanlah anak yang tergolong cerdas. Namun, saya akan berusaha semaksimal mungkin demi impian saya. Karena, saya tidak ingin mengecewakan orang-orang yang sudah menggantungkan harapan pada saya. Saya akan berkontribusi untuk mempromosikan KAMAJAYA Scholarship kepada orang-orang dengan pikiran dan tenaga saya agar orang seperti saya dapat terbantu.