Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Yosafat Adi Hartono
Yosafat Adi Hartono
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
27 September 1999
Yogyakarta
Fakultas Teknologi Industri Prodi Teknik Informatika semester 8 (Maret 2021)
Yosafat Adi Hartono
Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri UAJY Prodi Teknik Informatika
Perubahan Kehidupan
Nama saya Yosafat Adi Hartono, biasa dipanggil Yoyo atau Nyonyo. Saya lahir di Yogyakarta pada tanggal 27 September 1999. Alasan saya bisa dipanggil Nyonyo karena nama itu adalah nama panggilan kesayangan dari orang tua dan Kakak, tetapi kalau teman-teman biasa memanggil saya dengan nama panggilan Yoyo.
Saya adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Saya memiliki orang tua yang lengkap. Ayah saya bekerja sebagai karyawan swasta dan ibu saya hanya sebagai ibu rumah tangga. Saya juga mempunyai kakak perempuan dan adik perempuan. Adik perempuan saya saat ini juga sedang kuliah di Jurusan Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana dan saat ini memasuki Semester 4. Dari kecil, kami hidup bersama-sama. Waktu kecil, kami sempat mempunyai pembantu. Tetapi sewaktu kami beranjak SD kelas 4 atau kelas 5 SD, kami sudah tidak memakai jasa pembantu lagi, karena kami sudah dianggap lebih dewasa. Kami saat ini tinggal di rumah peninggalan dari kakek saya dan tidak pernah pindah-pindah rumah sampai saat ini. Yang kami lakukan di rumah adalah membantu orang tua jualan, karena kami membuka warung kecil yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga atau biasa disebut warung kelontong.
Sejak kecil, kami sudah diajak ke gereja oleh orang tua karena dulu kakek saya adalah seorang pendeta di GKI Ngupasan. Saya aktif menjadi panitia atau kakak pembimbing di gereja, karena dulu saya ikut organisasi yang ada di gereja. Kondisi ekonomi keluarga saya dulu lumayan tercukupi, tetapi sejak kami masuk ke SMP mulai berubah dikarenakan biaya sekolah yang semakin mahal tiap tahunnya. Sampai saat ini, yang bekerja hanya ayah saya dan harus memenuhi kebutuhan hidup 3 orang anaknya yang sudah kuliah semua, sedangkan ibu saya hanya sebagai ibu rumah tangga dan sambil jualan warung kelontong yang tidak tentu hasil jualannya.
Dulu, saya memulai pendidikan di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Waktu saya SD, ayah saya masih sanggup untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Ketika saya sudah lulus SD, saya melanjutkan studi ke SMP Pangudi Luhur Yogyakarta karena letaknya yang cukup dekat dengan rumah dan juga kebetulan kakak saya juga sekolah di sana. Ketika lulus, saya melanjutkan studi ke SMA Pangudi Luhur Yogyakarta karena disarankan oleh orang tua saya.
Perubahan kehidupan mulai keluarga kami rasakan ketika saya, kakak saya, dan adik saya sudah mulai masuk kuliah. Ayah saya mulai susah dan terbebani dengan biaya kuliah yang lumayan mahal dan harus menanggung biaya kuliah 3 orang anaknya. Waktu kami bertiga sudah mulai masuk kuliah, ayah saya juga dibantu oleh saudara untuk membiayai uang kuliah kami. Saat ini, kakak saya sudah lulus dari Program Studi Akuntansi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, sehingga sedikit berkurang beban yang ditanggung oleh ayah saya untuk membayar uang kuliah anaknya.
Orang tua saya selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk ke-3 anaknya tanpa pilih kasih. Mereka juga mengajarkan pada kami untuk pantang menyerah dalam hal apa pun, jujur, bertanggung jawab, dan selalu bersyukur atas apa yang Tuhan berikan selama ini. Walaupun saya terkadang juga lupa untuk menjalankan nasehat dari orang tua.
Dari SMP hingga SMA, saya mengikuti ekstrakulikuler pramuka, karena bisa menjelajah dan berkemah bersama-sama. Pada saat SMA, saya mulai serius dalam hal pramuka dan saya mengikuti kegiatan pramuka dengan baik. Ketika di kelas X, saya ditunjuk sebagai ketua dalam regu pramuka saya. Selain mengikuti kegiatan pramuka, saya juga senang travelling atau pergi-pergi keluar kota dengan teman-teman. Saya tidak meminta uang jajan pada orang tua, tetapi saya menabung dari uang saku saya. Kami juga meng-explore pemandangan atau tempat-tempat wisata yang ada di kota tempat saya pergi.
Waktu kuliah, saya mengambil Program Studi Informatika, karena lapangan kerja sangat banyak. Saya berharap suatu saat nanti dapat membuat aplikasi yang bermanfaat bagi banyak orang. Ketika saya kuliah, saya sempat mengikuti kegiatan atau organisasi seperti freelance, pemilra atau pemilihan ketua dan wakil ketua yang ada di Fakultas. Saya juga sempat mendaftar Sparkfest tetapi saya tidak lolos seleksi dan akhirnya tidak diterima. Selain mengikuti organisasi di kampus, sebelum pandemi saya juga sempat menjadi panitia lomba 17-an yang ada di kampung saya. Hal ini saya lakukan setiap tahunnya. Dari situ, saya sadar jika tanggung jawab dalam hal apa pun itu berat. Tetapi jika ada niat dari dalam diri, saya yakin pasti bisa.
Saya mengetahui Beasiswa KAMAJAYA ini dari kakak saya. Kakak berharap saya mencoba mendaftar Beasiswa KAMAJAYA karena syaratnya tidak berat. Saya mengajukan permohonan Beasiswa KAMAJAYA karena saya ingin membantu meringankan beban dari orang tua saya. Sebagai bentuk rasa terima kasih, saya akan berusaha untuk memberikan yang terbaik, baik dalam hal prestasi akademik maupun non-akademik. Saya bersyukur dan berterima kasih karena bisa diterima dan mendapatkan bantuan dari Beasiswa KAMAJAYA. Semoga ke depannya saya dapat sukses serta membantu agar KAMAJAYA Scholarship bisa terus berkembang serta memberikan bantuan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan dalam biaya kuliah.
No Comments