Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Ribka Sekar Arumbi
Ribka Sekar Arumbi
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
17 Mei 2002
Yogyakarta
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Prodi Manajemen semester 4 (Maret 2022)
Ribka Sekar Arumbi
Mahasiswi Fakultas Bisnis dan Ekonomika UAJY Prodi Manajemen
Rancangan Tuhan
Nama saya Ribka Sekar Arumbi, biasa dipanggil Ribka. Saat kecil, sering dipanggil Pesek. Panggilan Pesek muncul karena hidung saya satu-satunya yang pesek di antara keluarga saya. Saya lahir di Sleman, Yogyakarta pada tanggal 17 Mei 2002, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Saya memiliki adik laki-laki bernama Efraim Ryan Wicaksono, yang sekarang duduk di bangku SMP kelas tiga. Kedua orang tua saya bernama Teguh Wiyono dan Dewi Setyorini. Saya lahir dan dibesarkan di keluarga yang sederhana dan selalu mendukung setiap hal positif yang dapat dilakukan. Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, Ibu menjaga toko milik Pakdhe setiap harinya kecuali hari Minggu dan Ayah bergantung pada ada atau tidaknya proyek yang berlangsung di perusahaan konstruksi milik Pakdhe. Ayah saya biasanya mengantar barang yang dibutuhkan ketika ada proyek. Dalam setahun, biasanya hanya bekerja selama enam bulan ketika ada proyek. Namun, sudah hampir setahun Ayah tidak bekerja karena sejak pandemi tidak ada proyek.
Saya berasal dari Yogyakarta, tepatnya di Sleman. Saya tinggal di daerah pegunungan, di lereng Gunung Merapi. Rumah yang ditinggali sekarang, Puji Tuhan merupakan rumah sendiri, berkat kesediaan Pakdhe saya membangunkan rumah. Mayoritas penduduk di daerah saya memiliki penginapan, ada juga beberapa orang yang beternak sapi. Karakteristik mayarakatnya ramah dan suka berbagi. Terkadang, kami dibagi sayur hasil panen milik tetangga.
Di akhir kelas tiga SMP, sempat timbul kebimbangan untuk melanjutkan sekolah antara memilih SMA atau SMK. Setelah banyak masukan dan saran, akhirnya saya mantap memilih SMA dengan jurusan IPS. Di SMA, saya mencoba keluar dari zona nyaman saya dengan mendaftar salah satu organisasi, yaitu OSIS. Tidak disangka, setelah melewati seleksi tertulis dan wawancara, saya diterima, dan ini menjadi organisasi pertama saya baik di sekolah maupun di masyarakat. Dalam organisasi ini, saya banyak belajar seperti bagaimana berdisiplin waktu, belajar cekatan menanggapi suatu hal, dan tentunya bagaimana berani dan percaya diri berbicara di depan banyak orang. Selain itu, saya juga mengikuti ekstrakurikuler Palang Merah Remaja, dan di sini saya belajar untuk lebih peduli pada orang lain. Saya juga aktif dalam kegiatan kepramukaan baik di sekolah karena wajib, dan di luar sekolah seperti Satuan Karya.
Di kelas tingkat akhir SMA, kembali lagi saya dihadapkan pada kebimbangan memilih jurusan di perguruan tinggi. Namun, pada akhirnya saya mantap memilih jurusan Manajemen setelah banyak masukan dan saran yang saya terima. Saya memiliki motto hidup berguna bagi orang lain. Maka dari itu, dengan memilih jurusan Manajemen, saya ingin berwirausaha dengan harapan dapat membantu sesama dengan membuka lapangan pekerjaan dari usaha yang saya miliki. Selain itu, saya juga ingin menjadi seorang konsultan bisnis.
Orang tua saya tentunya berharap bahwa saya dapat masuk Perguruan Tinggi Negeri. Namun setelah mengikuti ujian, saya dinyatakan tidak lolos. Di sini saya sempat hilang arah, bingung, dan tidak tahu harus melakukan apa. Saya sempat berpikir untuk gap year dan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi di tahun berikutnya. Akan tetapi, setelah menerima masukan, saran, dan terutama dukungan dari Pakdhe saya secara finansial, saya memantapkan diri memasuki Perguruan Tinggi Swasta yaitu Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, saya memutuskan untuk mengikuti satu Unit Kegiatan Mahasiswa saja dan tidak mengikuti organisasi karena takut tidak bisa membagi waktu antara kuliah dan kegiatan lain. Unit Kegiatan Mahasiswa yang saya ikuti yaitu Paduan Suara Mahasiswa. Karena kuliah masih online, masih tidak terlalu sulit untuk membagi waktu antara kuliah dan kegiatan. Dan jika ada latihan atau acara lain seperti webinar setelah kelas, hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk masuk ke acara tersebut dengan cukup berpindah dari channel Microsoft Teams ataupun aplikasi lain tanpa perlu berpindah tempat.
Untuk biaya kuliah, kembali saya mengucap syukur pada Tuhan, karena Pakde saya lagi-lagi menolong keluarga saya, terkhusus saya. Namun, saya tidak mengetahui lebih lanjut tentang biaya kuliah yang sempat dibicarakan di awal dengan orang tua saya. Dengan situasi dan kondisi sekarang, tidak
mungkin juga jika saya hanya bergantung pada Pakdhe saya yang juga terdampak pandemi. Masalah ekonomi keluarga yang tentunya sangat kesulitan memenuhi biaya kuliah ke depannya jika hanya mengandalkan seorang Pakdhe. Meskipun saat ini saya belum memiliki penghasilan sendiri, saya berencana untuk bekerja paruh waktu ke depannya nanti. Tentu saja, setelah beban kuliah dan kegiatan di kampus sudah berkurang.
Dengan diterimanya saya di KAMAJAYA Scholarship, saya menyadari bahwa Tuhan sudah merancangkan segala sesuatunya atas hidup saya. Dan tentunya, rancangan-Nya jauh lebih indah dari segala sesuatu yang sudah saya rancangkan. Saya berharap dengan dukungan yang telah diberikan keluarga, saya dapat bersungguh-sungguh belajar dan dapat lulus tepat waktu. Ke depannya, saya ingin berwirausaha ataupun menjadi konsultan karena jam kerjanya yang sangat fleksibel. Saya juga ingin di kemudian hari dapat bermanfaat bagi orang lain dalam hal apa pun yang saya bisa lakukan. Untuk KAMAJAYA Scholarship di masa depan, tentunya saya juga ingin ikut berkontribusi dalam membantu adik-adik yang juga butuh untuk dibantu.
No Comments