KAMAJAYA Scholarship / Penerima Beasiswa  / Periode 2023/2024  / Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Anastasia Widjaja

Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Anastasia Widjaja

Anastasia Widjaja

Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:

8 Juni 2003

Yogyakarta

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi semester 6 (Februari 2024)

Anastasia Widjaja

Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UAJY Prodi Ilmu Komunikasi

Awal Kebahagiaan yang Baru

Perkenalkan nama saya Anastasia Widjaja, biasa dipanggil Tasya. Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2021. Saat ini, saya menempuh semester 6. Peminatan yang saya ambil adalah komunikasi strategis. Saya merupakan anak tunggal dan tidak memiliki saudara kandung. Hobi saya adalah modern dance. Sejak kecil, saya senang sekali dance. Di bangku SMA, saya juga mewakili sekolah dalam berbagai ajang perlombaan dance. Selain sebagai mahasiswa, saya juga telah menjadi karyawan tetap pada salah satu perusahaan event organizer yakni Genta Auto.

Semester 5 adalah semester pertama saya bersama dengan KAMAJAYA Scholarship. Perasaan lega dan bersyukur saya rasakan selama semester ini. Perasaan resah, bagaimana harus membayar uang kuliah sudah tidak ada lagi. Tentu sangat mempengaruhi proses saya selama satu semester ini. Ibarat kata, beban saya sudah sangat-sangat berkurang. Oleh karena itu, saya mampu lebih berfokus pada pelajaran dan perkuliahan yang ada. Terbukti dengan meningkatnya IP saya pada semester 5 ini. Tidak ada kesulitan yang saya temui selama perkuliahan ini. Tugas-tugas dapat saya kerjakan dengan baik, tentu dengan time management yang tepat.

Setiap hari Senin hingga Jumat, aktivitas saya berkuliah, mengikuti kelas, dan kerja kelompok seperti mahasiswa lainnya. Hari Jumat sore, saya harus berangkat untuk bekerja di luar kota, sampai Minggu siang baru kembali ke Jogja. Kemudian di hari Minggu sore, saya pergi ke gereja. Begitulah rutinitas saya setiap harinya. Karena jadwal yang sudah begitu padat, saya sudah tidak memiliki waktu untuk mengikuti kegiatan lainnya di luar. Namun, hal itu tentu tidak menghambat saya dalam bersosialisasi.

Di awal semester 5 ini, saya akhirnya mulai berpacaran. Sebelumnya, saya tidak pernah berpacaran, sehingga kali ini tentu menjadi pengalaman pertama saya. Pacar saya juga merupakan mahasiswa UAJY yang juga satu angkatan dengan saya. Namun, di semester ini kami hanya bisa sekelas di satu mata kuliah saja. Oleh karena itu, banyak waktu kami yang bertabrakan, sehingga kami kebanyakan bertemu dari sore hingga malam. Setiap kami pergi, kegiatan yang kami lakukan adalah makan, makan, dan makan. Banyak teman-teman kami yang juga berkomentar bahwa, “Kalian tu pacaran isinya cuman cari makan terus sih.” Tapi, kami bahagia dengan gaya berpacaran kami, karena kami berdua memang suka makan. Setelah berpacaran, saya pun juga semakin akrab dengan teman-teman laki-laki pacar saya. Beberapa kali kami pernah bepergian dan juga makan bersama-sama. Dengan berpacaran, saya juga menemukan teman-teman baru yang sangat asyik.

Saya sangat bercita-cita untuk memiliki usaha sendiri di masa depan. Namun, karena saya tidak memiliki background keluarga yang mampu mendukung saya secara finansial, maka saya harus menabung terlebih dahulu untuk modal usaha saya kelak. Untuk mencapai tujuan saya, saat ini saya sudah bekerja sebagai event organizer sekaligus admin sosial media. Tentu ketika ingin memiliki usaha sendiri, saya juga harus belajar dan memiliki pengalaman bekerja bersama orang lain terlebih dahulu. Inilah yang menjadi modal saya untuk mencapai cita-cita saya.

Menerima Beasiswa KAMAJAYA merupakan salah satu berkat yang luar biasa untuk saya. Saat ini, saya sudah sebatang kara. Ibu angkat saya sudah meninggal, ayah angkat saya sudah menikah lagi dan sudah lost contact sejak saat itu. Ibu kandung saya juga sudah mempunyai keluarga baru sehingga saya juga tidak bisa bergabung dengan keluarganya, dan ayah kandung saya yang tidak saya tahu keberadaannya.

Saya adalah anak yang dilahirkan di luar pernikahan. Ibu kandung saya mengandung saya saat masih duduk di bangku kuliah. Ibu kandung saya ini adalah keponakan dari ibu angkat saya. Fakta ini pun diceritakan oleh nenek saya 3 tahun yang lalu, yang juga merupakan kakak dari ibu angkat saya. Setelah saya lahir, saya langsung diberikan kepada ibu angkat saya, karena ibu kandung saya yang tidak mau menikah dengan ayah kandung saya. Ibu angkat saya ini dinyatakan mandul sehingga ia ingin sekali mengadopsi anak. Sejak saat itu, saya hidup bersama orang tua angkat saya. Namun pada tahun 2017, ibu angkat saya meninggal dunia.

Sejak kecil, saya memang tidak memiliki kedekatan dengan ayah angkat saya, karena ia bekerja di Jakarta sedangkan saya dan ibu angkat saya berada di Solo. Selama saya bersekolah, ayah angkat saya ini sering sekali meninggalkan tanggung jawab, baik sejak SD, SMP, dan SMA. Ketika sudah jadwalnya membayar biaya sekolah (uang buku, SPP, dll.) ia selalu bilang tidak punya uang, sehingga akhirnya yang membayar adalah nenek kandung saya. Hal itu terus terjadi terus-menerus selama saya bersekolah.

Selama bersekolah, saya merupakan murid yang berprestasi. Saya bersekolah di SD Kanisius Keprabon 02 Surakarta. Saat SD, saya sering kali menjadi juara umum, aktif mengikuti lomba menggambar dan mewarnai, dan aktif pula mengikuti Olimpiade Sains. Dengan prestasi saya di SD, saya mampu masuk ke kelas unggulan di SMP saya. Selama di SMP Pangudi Luhur Bintang Laut Solo, saya selalu berada di jajaran peringkat 10 besar. Kemudian, saya melanjutkan studi di SMA Regina Pacis Surakarta. Saat SMA, saya merupakan murid yang aktif. Saya terpilih untuk masuk ke dalam tim inti dance SMA Regina Pacis yakni “Infinite Dance Crew” dan selalu menjadi perwakilan sekolah dalam lomba dance baik tingkat kota dan provinsi. Saya juga mewakili SMA dalam perlombaan DBL Indonesia, di mana lomba tersebut merupakan perlombaan dance paling bergengsi untuk kalangan perlombaan dance antar-SMA. Selain itu, saya juga tergabung dalam tim lomba karya ilmiah sebagai perwakilan dari SMA saya. Saat itu, kami berinovasi untuk membuat tepung serbaguna dari bonggol brokoli yang biasanya selalu terbuang saat proses memasak. Selain aktif lomba, saya juga aktif berorganisasi, dengan menjadi bendahara dalam event kebudayaan Jepang “Bunkasai” yang diadakan oleh murid-murid dengan peminatan bahasa Jepang, dan event ini dibuka untuk umum. Saya bersekolah SD, SMP, SMA di sekolah favorit dan swasta terbaik di Kota Solo. Pada saat SMP, saya tidak terlalu aktif karena mengingat ibu angkat saya yang memang sudah sakit-sakitan dan sering menginap di rumah sakit.

Setelah ibu angkat saya meninggal, ayah angkat saya pun menikah lagi. Perempuan yang dinikahinya pun belum pernah diperkenalkan kepada saya terlebih dahulu. Ujuk-ujuk pada suatu hari ayah angkat saya ini men-chat saya, “Besok Jumat jam 6 datang ya ke Xin Xin papa mau lamaran.” Hanya itu saja yang ia sampaikan pada saya sehingga saya baru pertama kali bertemu dengan perempuan itu pada hari lamaran. Di saat itu, saya tidak merasa dianggap dan dihargai sebagai anak. Oleh karena itu, kemudian nenek saya mengaku, siapa sebenarnya orang tua kandung saya, sehingga saya tidak memiliki rasa sakit hati kepada ayah angkat saya karena memang ada alasan di balik perlakuannya selama ini.

Setelah ayah angkat saya menikah lagi, saya juga tidak mau untuk bergabung dengan keluarga barunya, karena saya pun tidak kenal dengan perempuan yang dinikahinya. Akhirnya, saya pun tinggal bersama dengan nenek kandung saya. Biaya kuliah dan kebutuhan hidup saya ditanggung oleh nenek saya, sehingga saya sepenuhnya bergantung pada nenek saya. Nenek saya memiliki usaha yakni membuat menyan, baik menyan yang digunakan sebagai bahan baku kosmetik, maupun parfum.

Namun, saya pun ingin untuk memiliki uang sendiri. Saya merasa tidak enak apabila hidup saya harus bergantung terus kepada nenek saya. Suatu hari, ada kenalan saya yang menawarkan pekerjaan kepada saya. Kebetulan perusahaan ini memang mencari anak-anak muda untuk meng-handle media sosial mereka. Perusahaan ini bekerja di bidang event organizer otomotif. Contoh event mereka yakni balapan mobil (slalom, offroad, dan lain-lain), balapan motor (supermoto, drag bike, dan lain-lain). Kemudian singkat cerita saya diterima pada perusahaan tersebut yang bernama Genta Auto & Sport. Mengingat saya yang masih kuliah, mereka memberi toleransi kepada saya untuk WFH ketika saya kuliah, dan saat event (event biasa diadakan saat weekend) saya baru ikut bekerja di event. Event balap yang diadakan selalu diselenggarakan pada kota-kota yang berbeda setiap minggunya dan berada di pulau Jawa sehingga setiap hari weekdays saya berkuliah seperti biasa, dan pada weekend saya bekerja di luar kota. Selama saya masih bekerja dan nenek saya masih ada, biaya hidup saya selama berkuliah di Jogja berasal dari gaji saya bekerja dan masih dibantu nenek saya.

Hingga pada bulan Maret 2023, nenek saya meninggal dunia. Ia meninggal dunia secara mendadak sekali. Seminggu kemudian, merupakan tenggat waktu untuk membayar SPP Variabel Semester 4 senilai Rp5.750.000,00 yang juga berbarengan dengan tenggat waktu membayar uang kos, sedangkan di tabungan saya, hanya ada Rp1.000.000,00. Saat itu, saya meminta bantuan kepada semua saudara saya. Mengingat saya sebatang kara, saya hanya bisa mengandalkan bantuan dari saudara yang lain. Akan tetapi, respons mereka sama yakni tidak dapat membantu, karena mereka juga memiliki banyak kebutuhan sendiri. Saya juga meminta bantuan kepada ibu kandung saya, namun ia juga memiliki banyak tanggungan karena selama ini hidupnya juga banyak dibantu oleh nenek saya. Ia juga enggan membantu karena Ia merasa saya bukan tanggung jawabnya. Ibu kandung saya tidak tahu bahwa saya sudah tahu bila dia adalah ibu kandung saya yang sesungguhnya. Kenapa ia tidak tahu? karena nenek saya selalu bilang untuk selalu diam saja. Anggap saya belum tahu saja, sehingga hingga detik ini ibu kandung saya belum tahu apabila saya ini sudah tahu, dan hingga saat ini saya berakting saja menganggap saya belum tahu dan dia adalah kakak sepupu saya saja, tidak lebih dari itu. Ibu kandung saya juga memiliki banyak utang sehingga saya juga tidak berharap banyak. Saudara saya yang lain juga tidak dapat membantu sehingga mau tidak mau saya harus berusaha membayar sendiri. Ayah angkat saya sudah hilang kontak dan lepas tanggung jawab, sehingga ia pun juga sudah tidak mau membantu. Akhirnya, saya memutuskan untuk pindah kos yang jauh lebih murah dan menjual semua perhiasan emas saya untuk menutup biaya uang SPP variabel.

Saat ini, biaya hidup saya murni hanya dari gaji saya bekerja saja yakni Rp1.600.000,00. Biaya kos saya per bulan Rp 1.000.000,00 sehingga untuk biaya hidup seperti makan, listrik, bensin, dan lain-lain hanya tersisa Rp600.000,00. Tentu sangat mepet untuk biaya hidup di Jogja. Namun, ya bagaimana lagi? Pendapatan saya hanya dari gaji saya tersebut. Apabila saya tidak terima Beasiswa KAMAJAYA tentu saja, saya pastinya akan DO karena ya memang sudah tidak ada biaya lagi untuk membayar uang kuliah.

Selama semester 5, saya tidak memiliki permasalahan secara akademik, karena saya memiliki teman-teman yang selalu mendukung saya. Kesulitan saya hanyalah pada finansial saya, karena biaya hidup yang hanya Rp 600.000,00 membuat saya harus sangat-sangat berhemat.

Projek mata kuliah Komunikasi Kesehatan dan Lingkungan, untuk menempelkan poster campaign di RT 20 Suryatmajan, Yogyakarta.
Dokumentasi untuk proyek membagikan leaflet mengenai campaign mencegah penyakit diare dan menjaga kebersihan di RT 20 Suryatmajan.
Dokumentasi saat membuat video presentasi di Discussion Room Perpustakaan.
Dokumentasi saat mewawancarai narasumber untuk mata kuliah perilaku konsumen.

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA