KAMAJAYA Scholarship / Kisah/Kesaksian/Testimoni  / Kisah Penerima Beasiswa: Menggapai Mimpi Menjadi Sarjana

Kisah Penerima Beasiswa: Menggapai Mimpi Menjadi Sarjana

Nama saya Shera Melinda, panggilannya Shera. Saya lahir di Sleman, 28 Maret 2002. Saya adalah anak ke-2 dari 2 bersaudara. Saya memiliki kakak perempuan yang jarak usianya cukup jauh, yaitu 9 tahun. Kakak saya saat ini sudah berkeluarga. Saya tumbuh besar di Kota Tangerang. Saya memulai pendidikan TK-SD-SMP-SMA di Tangerang, tetapi ketika saya naik kelas 11 SMA saya pindah di daerah Gombong, Jawa Tengah dan tinggal bersama tante saya karena ada alasan keluarga yang tidak bisa saya ceritakan. Setelah lulus SMA, saya pulang kembali ke Tangerang. Sejak saat SMP, saya ingin sekali berkuliah dan memilih untuk berkuliah di Yogyakarta. Entah mengapa saya suka sekali dengan Kota Yogyakarta, mungkin karena suasananya yang begitu nyaman di hati saya. Selain itu, Kota Yogyakarta juga merupakan kampung halaman saya.

Saya berasal dari keluarga yang sederhana. Ayah saya seorang karyawan swasta di salah satu pabrik di Kota Tangerang sedangkan ibu saya tidak bekerja. Ketika saya duduk di SMA kelas 12, ayah saya meninggal. Saya sangat terpukul dan hancur. Kondisi ekonomi keluarga saya ketika masih ada ayah saya berkecupan, tetapi setelah ayah saya tiada keadaan berbalik menjadi sulit sedangkan ibu saya hanyalah ibu rumah tangga. Kakak saya sudah memiliki keluarga sendiri yang tidak bisa membantu secara keseluruhan ekonomi keluarga saya. Setelah ayah saya tiada, ibu saya mulai mencari pekerjaan namun sulit karena usia. Setelah beberapa bulan, ibu saya mendapat pekerjaan dengan gaji yang sangat kecil (Rp 1.000.000,00 per bulannya). Ketika itu, saya sangat bingung antara memilih untuk bekerja atau berkuliah, tetapi ibu saya meyakinkan saya untuk berkuliah karena ibu saya ingin saya menjadi seorang sarjana dan mendapat pekerjaan yang layak.

Biaya saya untuk kuliah dulu dibantu oleh orang tua teman saya karena mereka tidak ingin saya putus kuliah. Mereka merasa kasihan dengan saya kalau putus kuliah di tengah jalan. Saya sangat bersyukur ada orang sebaik itu. Tetapi, saya tidak ingin terus bergantung dengan mereka dan saya ingin mencari beasiswa untuk kelangsungan kuliah saya. Biaya hidup saya dikirim oleh ibu saya, namun tidak pasti karena ibu saya mengirim uang seadanya. Untuk keperluan per bulan biasanya untuk makan dan membeli kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, dan lain lain. Saya pernah mecoba melamar kerja paruh waktu tetapi belum berhasil.

Singkat cerita, saya akhirnya menjadi Penerima Beasiswa KAMAJAYA Batch ke-6. Saya dapat diterima Beasiswa KAMAJAYA mungkin salah satu alasannya karena bapak saya telah meninggal pada saat saya kelas 12 SMA. Saya mendaftar kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta melalui jalur unggulan yang pendaftarannya melalui nilai rapor. Lalu saya diterima di Program Studi Ilmu Hukum.

Dulu saat mulai kuliah adalah masa pandemi karena itu saya menjalani Semester 1 hingga Semester 4 melalui perkuliahan online dan pada akhirnya di Semester 5 saya dapat berkuliah secara offline di kampus. Senang rasanya bertemu dengan teman-teman dan berinteraksi secara langsung dengan teman-teman seangkatan dan bergabung di organisasi maupun kepanitiaan.

Pada Semester 7, saya mengambil 5 mata kuliah, dan seluruh mata kuliah tersebut telah usai. Satu dari mata kuliah tersebut adalah Penulisan Hukum (skripsi). Saya mengambil topik pertanahan karena saya mengambil program kekhususan hukum pertanahan. Dalam topik tersebut, banyak sekali hal yang dapat dijadikan pembahasan. Penelitian yang saya lakukan di Kabupaten Bantul. Saat saya mengerjakan skripsi, banyak sekali rintangan dan hambatan. Proses penelitian yang saya lakukan tidak berjalan dengan lancar. Pemanggilan untuk saya agar dapat wawancara hampir sebulan belum dipanggil sehingga saya harus bolak-balik ke Kabupaten Bantul untuk konfirmasi ulang terkait surat penelitian yang sudah saya kirimkan.

Saya membahas mengenai ganti rugi pembebasan lahan. Topik ini saya ambil karena hal ini menyangkut masa depan serta kesejahteraan masyarakat yang tanahnya dijual untuk kepentingan pembangunan. Saya mengerjakan skripsi tersebut kurang lebih 4 (empat) sampai 5 (lima) bulan. Proses pengerjaan skripsi mengharuskan saya untuk mewawancarai beberapa orang yang ikut dalam proses pembebasan lahan, mulai dari pengukuran hingga menawarkan harga yang tepat kepada warga yang akan dibeli tanahnya tersebut. Tidak sampai di situ saja, saya dalam proses penulisan hukum tersebut juga mengharuskan saya untuk lebih sering datang ke kampus untuk bimbingan bersama Dosen Pembimbing Skripsi.

Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena saya diberikan kelancaran dalam penyusunan skripsi ini hingga pada akhirnya skripsi tersebut telah disetujui oleh Dosen Pembimbing saya. Sekarang, saya hanya tinggal mempersiapkan diri untuk mendaftar ujian pendadaran. Satu mata kuliah wajib yang saya nantikan di semester terakhir adalah KKN. Bagi saya pribadi, KKN yang dilaksanakan di Kulon Progo pada tanggal 22 Desember 2023 hingga 20 Januari 2024 menambah pengalaman dalam perjalanan hidup saya. Pada dasarnya, KKN merupakan bentuk pengabdian kita sebagai mahasiswa dalam menyalurkan ilmu-ilmu yang telah kita dapat di perkuliahan selama ini untuk memajukan desa atau tempat yang kita tinggali, agar desa tersebut dapat lebih berkembang lagi baik secara akademik maupun secara infrastruktur yang memadai, agar masyarakat memiliki rasa aman dan nyaman. Dalam kegiatan KKN tersebut, banyak hal positif yang saya terima, mulai dari mencari ide untuk program kerja individu maupun kelompok, sharing dengan pemuda-pemudi desa Tanggulangin khususnya dalam perspektif hukum, gotong royong bersama warga masyarakat desa, bersosialisasi dengan warga masyarakat, dan sebagainya. Bagi saya, semester 7 (tujuh) ini sangat berkesan maka dari itu saya bersyukur, memulai semester ini dengan berjuang untuk menyelesaikan penulisan hukum dengan lancar, kemudian selama proses KKN juga diberikan kelancaran dan mendapat teman-teman baru.

Wawancara penelitian.
KKN di Kulon Progo.
Selebrasi setelah Ujian Pendadaran.

Setelah saya mengikuti KKN, saya segera mendaftar untuk ujian pendadaran pada bulan Februari 2024 dan saya mendapatkan jadwal ujian pendadaran pada tanggal 13 Februari 2024. Dua minggu setelah pengumuman jadwal ujian pendadaran, saya belajar dengan maksimal agar dapat menjawab semua pertanyaan dari dosen penguji. Pada saat ujian pendadaran berlangsung, saya sempat grogi tapi saya bersyukur dapat melewatinya dengan lancar dan hasil yang memuaskan. Saya mendapatkan nilai A. Saya akan mendaftar Wisuda pada bulan Mei 2024.

Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada KAMAJAYA Scholarship yang telah membantu dan mendukung saya selama berkuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta sampai selesai sehingga mendapatkan gelar sarjana.

Yogyakarta, 14 Maret 2024

Shera Melinda
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum UAJY Angkatan 2020
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-6

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA