Penerima Beasiswa KAMAJAYA : Teodulus Jonea Christworoaji
Teodulus Jonea Christworoaji
Tanggal Lahir:
Kota Asal:
Studi:
18 Juni 2004
Yogyakarta
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi semester 4 (Agustus 2024)
Teodulus Jonea Christworoaji
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UAJY Prodi Ilmu Komunikasi
Kisahku Selama Ini
HEI-HEI IT’S THEO! Perkenalkan namaku Teodulus Jonea Christworoaji. Saya merupakan anak pertama dan terakhir. Saya dan orang tua tinggal di daerah Tamansari, Kraton, Yogyakarta. Keluarga saya terdiri dari Ayah, Mama, dan Saya. Ayah bekerja menjadi karyawan swasta dan Ibu menjadi seorang ibu rumah tangga. Latar belakang keluarga cukup untuk saat ini. Meskipun di luar dari keluarga kecil ada seorang adik dari Ayah yang harus diberikan tambahan biaya tiap bulannya. Hal ini dilakukan karena adik dari keluarga Ayah terkena PHK di kantornya. Meskipun terlihat sangat berpunya di “luar”, tetapi yang saya rasakan berbeda jauh. Mulai dari ada kakak sepupu saya (dari keluarga Mama dan berumur 8 tahun), juga sering minta dibelikan ini itu menimbulkan adanya lonjakan pengeluaran bulanan. Dari kecil, saya diajarkan oleh keluarga Mama untuk selalu berproses. Berproses dalam hal ekonomi diartikan sebagai menabung. Meskipun menabung mulai dari Rp1.000,00. Di sini, saya mendapatkan pelajaran bahwa bukan soal nilainya, tetapi ini juga menjadi bentuk investasi di kehidupan ke depannya nanti. Menabung bukanlah hal yang mudah untuk sebagian orang. Menabung juga membutuhkan niat di dalamnya (untuk menahan ego pengeluaran, untuk manajemen uang yang baik). Segala yang saya punya bukan berarti saya mendapatkan langsung “sak det sak nyet” atau langsung mendapatkan apa yang saya inginkan.
Dengan keadaan ekonomi yang seperti ini, saya mencoba mencari tambahan uang. Akan tetapi, hal tersebut tidaklah mudah. Dulu, sempat ingin mendaftar menjadi driver ShopeeFood, Gojek, Grab, dan Maxim. Semuanya waktu itu sudah keduluan dengan teman-teman yang lain. Terkadang, orang yang jauh “lebih” dari saya memandang kehidupan yang saya punyai sangatlah enak. Ya, berarti saya sendiri berhasil untuk membuat terlihat baik-baik saja. Perekonomian bakalan terlihat kritis sekali, bila masih memikirkan uang kas tiap komunitas dan organisasi yang saat itu saya jalani. Pertama kali mendapatkan uang di luar orang tua, ketika saya SMP. Saya mengikuti kejuaraan Band se-SMP di SMA BOPKRI I Yogyakarta. Di situlah saya dan teman-teman se-group band dan teman-teman (yang mendukung saya di baik dan buruknya perjalanan hidup) saya, bekerja keras untuk mendapatkan Juara ke-1. Hal itu terjadi 2 kali. Yang satunya ada di SMA Tirto. Kehidupan SMA mulai mengikuti kejuaraan e-sport Mobile Legends. Meskipun hanya mendapatkan Juara 2 atau Juara 3, setidaknya itu menambah pengalaman saya untuk berkompetitif. Dari kejuaraan itu, setidaknya ada hasil uang yang bisa dikembalikan menjadi uang saku saya selama di SMA.
Singkatnya, sekarang saya sudah berusia 20 tahun. Saya masih mencoba mengaplikasikan segala konstruksi pikiran saya untuk menghasilkan uang sendiri. Saya mengikuti kerja casual di perhotelan dan waktu itu saya menolak di-invite untuk ikut tampil konser band. Mungkin jika saat itu saya menyetujui invite-an teman saya, setidaknya dari situ menghasilkan sedikit uang dari tampil tampil.
Puji Tuhannya, saya kemudian mendapatkan Beasiswa KAMAJAYA. Beasiswa KAMAJAYA sangat membantu perekonomian keluarga saya. Orang tua juga tidak terlalu berpikir untuk membantu perekonomian keluarga adik ayah saya dan membelikan printilan-printilan kakak sepupu saya yang dari Mama. Terlepas dari ekonomi dan beasiswa, saya mengikuti UKM Misa Kampus. Ditujukan untuk mengembangkan satu individu dan yang lainnya. Di lingkungan, saya mulai kurang aktif untuk berorganisasi OMK atau kumpul pemuda lingkungan dan Kepengurusan Putra Altar di Gereja serta volunteer konser-konser musik. Sebenarnya saya sudah mulai lelah, karena dari SMP hingga SMA di-push organisasi. Tetapi sebagai mahasiswa yang harus aktif dan memiliki traffic pertemanan yang luas, saya harus bisa melawan rasa lelah itu dari dalam diri saya. Kalau orang lain saja bisa, kenapa saya tidak bisa.
Saya memiliki mimpi yang sederhana, yaitu saya bisa menghasilkan uang dari apa yang saya sukai (freelance), entah dari sisi kesenian, e-sport, atau dari sisi pembuatan video. Pembuatan video tidaklah mudah, harus diperlukan adanya analisis ini itu dan harus pandai berkata-kata dan berbicara. Maka dari itulah, saya masuk ke jurusan Ilmu Komunikasi. Tetapi untuk pekerjaan secara resmi, saya memimpikan menjadi content writer. Terlihat sulit jika tidak dicoba, saya harus bisa mencoba hal yang lebih besar, lebih kuat daripada diri saya. Agar saya tidak melulu stuck di tempat tersebut.
“Destiny isn’t heavy, it’s just you’re weak. The weaker you are, the heavier your fate.” –Vincenzo Cassano.
Komitmen saya ke depannya adalah mengembangkan diri saya sebaik mungkin, dan ketika sukses nanti ingin berkontribusi dalam memberikan dana ke adik-adik yang membutuhkan dana.
No Comments