KAMAJAYA Scholarship / Coretan Mahasiswa  / Coretan Mahasiswa: Perjuangan dan Penantian

Coretan Mahasiswa: Perjuangan dan Penantian

Semester baru selalu datang seperti membuka lembaran buku kosong. Awalnya semuanya terasa penuh harapan. Pengen punya target belajar yang terencana atau tekad untuk menunda-nunda tugas. Tapi seperti cerita yang sudah-sudah, realita selalu punya caranya sendiri untuk buat kita berkata, “Ah, besok aja deh.”

Di minggu-minggu awal, suasana kelas masih terasa segar. Buku catatan yang rapi oleh materi kuliah yang tercatat dengan lengkap hingga persaingan untuk mendapatkan nilai tambahan yang ketat. Tapi makin lama, ritmenya mulai berubah. Tugas datang seperti hujan di musim penghujan: deras, bertubi-tubi, dan tanpa jeda.

Ada kalanya kita sebagai mahasiswa merasa overwhelmed. Tenggat tugas seperti zombie yang terus mengejar, belum lagi presentasi kelompok yang sering kali berubah menjadi presentasi “perjuangan individu”. Di sisi lain, ada hal-hal kecil yang bikin di setiap semesternya terasa istimewa.

Ujian datang, dan seperti biasa, rasanya seperti berada di arena gladiator. Beberapa soal mungkin cukup familier, tetapi sebagian besar seperti teka-teki yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Di detik-detik terakhir ujian, mungkin kita selalu berpikir, “Ini sudah maksimal belum ya? Kok kayak kurang pas ya?”

Tapi, perjuangan belum berhenti di situ. Setelah ujian selesai, fase baru dimulai yaitu fase menanti. Menunggu nilai keluar itu seperti nunggu balasan chat dari gebetan, deg-degan, penasaran, dan sering kali tidak sesuai ekspektasi. Website akademik jadi satu-satunya hal yang paling sering dibuka, refresh berkali-kali, sambil berharap ada keajaiban dari dosen.

Lucunya, setiap kali nilai keluar, ada rasa campur aduk yang sulit dijelaskan. Kadang lega karena hasilnya sesuai harapan, kadang kecewa karena usaha rasanya belum cukup dihargai. Tapi di balik hasil itu, kita harus sadar kalau banyak hal yang tidak bisa diukur hanya dengan nilai.

Di setiap semesternya, kita jadi lebih bisa belajar untuk memahami bahwa setiap perjuangan, sekecil apa pun, akan selalu punya arti. Dan yang terpenting, kita harus belajar untuk menerima bahwa perjalanan ini adalah proses untuk menjadi versi terbaik dari diri kita.

Image by Jan Vašek from Pixabay

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA