KAMAJAYA Scholarship / Kisah/Kesaksian/Testimoni  / Kisah Penerima Beasiswa: Sempat Putus Asa Beberapa Kali dan Hampir Menyerah

Kisah Penerima Beasiswa: Sempat Putus Asa Beberapa Kali dan Hampir Menyerah

Awal diterima oleh KAMAJAYA Scholarship saya sangat senang apalagi bapak saya yang merasa sangat terbantu oleh KAMAJAYA Scholarship. Selama menerima Beasiswa KAMAJAYA, saya tidak banyak mengikuti kegiatan yang diadakan KAMAJAYA Scholarship. Namun, beberapa kegiatan KAMAJAYA Scholarship yang saya ikuti adalah perayaan ulang tahun KAMAJAYA Scholarship, ikut jaga ruang kantor KAMAJAYA, dan beberapa sesi foto untuk sampul/ucapan Ramadhan. Mengapa saya tidak banyak mengikuti kegiatan KAMAJAYA Scholarship? Yang selalu saya ragu adalah apakah mungkin saya bisa berbaur dengan anak-anak yang lain, ngobrol bersama, atau berkegiatan bersama. Saya adalah pribadi yang sangat introvert. Saya akui bahwa cara saya sangatlah salah. Dengan tidak banyak mengikuti kegiatan KAMAJAYA Scholarship, justru membuat saya semakin terasing dan tertutup.

Di awal perkuliahan, saya banyak mengejar ketertinggalan dengan teman yang lain karena pada dasarnya saya bukan berasal dari jurusan IPA. Saya merupakan lulusan SMK kesehatan (farmasi). Masuk kuliah di program studi Biologi merupakan hal yang benar-benar baru, dan saya harus berusaha sekeras mungkin untuk memahami begitu banyak mata kuliah baru tanpa pengetahuan dasar di SMK untuk mata kuliah tersebut. Berbeda dengan teman-teman yang berasal dari SMA jurusan IPA, mereka sepertinya tidak mengalami kendala seperti saya dalam memahami mata kuliah di program studi Biologi.

Saat kenaikan Semester 2, saya terkena hepatitis kronis yang mengakibatkan seluruh tubuh saya berwarna kuning, hingga kuku dan mata kuning. Setelah saya menjalankan opname 1 minggu dan kembali beraktivitas di perkuliahan, ada teman saya yang bilang kepada saya kalau badan saya bau obat. Hal ini mungkin akibat obat-obatan yang saya konsumsi saat itu. Hingga dekan Fakultas Tekno Biologi (FTB) memanggil bapak saya dan menyarankan saya untuk mengambil cuti sementara agar tidak menulari mahasiswa lainnya. Namun, saya tidak mengambil cuti dan tetap menjalankan kegiatan perkuliahan seperti biasa selama 1 semester dengan tetap berobat teratur, hingga saya dinyatakan sembuh total sekitar 8 bulan kemudian. Memang kejadian ini cukup mengganggu perkuliahan apalagi saya harus sering izin untuk kontrol ke rumah sakit. Selama saya sakit 8 bulan itu, saya merasa teman-teman selalu menghindari saya. Saya bisa memahami kekhawatiran mereka. Hingga tidak terasa selama 14 semester ini saya hanya mempunyai 2 teman seperjuangan di FTB.

Saya benar-benar fokus pada skripsi setelah saya menjalani operasi usus buntu dan ada tekanan dari Bapak. Kemungkinan kalau tidak ada ancaman dari Bapak, saya tidak akan sampai di titik ini. Bapak saya bilang kepada saya kalau tahun ini saya tidak lulus maka sudah bukan tanggungan Bapak untuk membiayai SPP saya lagi. Masa pemberian beasiswa saya dari Beasiswa KAMAJAYA juga sudah berakhir lama, yaitu di Semester 8, meskipun saya masih mendapat perpanjangan selama 2 semester (hingga Semester 10), namun saya tidak kunjung lulus hingga memasuki Semester 14, semester terakhir di mana kalau saya tidak lulus, saya bisa terancam DO (Drop Out).

Singkat cerita, saya mulai mengulang konsultasi skripsi dengan Dosen Pembimbing Utama (DPU) pada awal bulan Oktober 2024. Dengan upaya keras, akhirnya di akhir bulan Oktober 2024, skripsi saya disetujui dan boleh lanjut bimbingan ke Dosen Pembimbing Pendamping (DPP) di bulan November 2024 hingga Januari 2025. Saat awal mengulang konsultasi skripsi dengan DPU, saya kira menyeramkan ternyata sebaliknya. Saya kira akan dimarahi karena tidak kunjung mengerjakan skripsi dan menunda-nunda revisi yang diminta. Begitu juga dengan DPP, mereka sangat membantu saya dalam menyelesaikan skripsi.

Ujian Pendadaran saya dilakukan pada tanggal 14 Januari 2025 dan saya dinyatakan lulus. Selama saya menjalani ujian pendadaran, bapak sayalah yang selalu menemani dan mendukung saya di luar ruangan hingga semua proses selesai. Setelah menyelesaikan ujian pendadaran, saya hanya diberi waktu 1 minggu untuk revisi dan mendaftarkan yudisium agar bisa mengikuti wisuda pada bulan Februari 2025. Saya masih benar-benar tidak menyangka bahwa saya akan diwisuda pada bulan Februari 2025 ini. Saya sempat putus asa dan akan menyerah beberapa kali sebelum sampai di titik ini.

Saya sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan KAMAJAYA Scholarship kepada saya. Bimbingan dan pendampingan dari KAMAJAYA Scholarship sangat berharga bagi saya dan saya merasa terhormat menjadi salah satu Penerima Beasiswa KAMAJAYA. Bantuan dan bimbingan yang diberikan sangat saya hargai dan secara nyata telah meringankan biaya pendidikan saya secara signifikan.

Terima kasih kepada semua pengurus dan donatur KAMAJAYA Scholarship yang telah membantu dan mendukung saya hingga mencapai kelulusan ini.

Yogyakarta, 7 Februari 2025

Viana Meirani
Mahasiswa Program Studi Biologi UAJY Angkatan 2018
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-4

No Comments

Post a Comment

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Tanya Beasiswa KAMAJAYA