
Lentera Atma: Mengingat Kasih-Nya pasca-Valentine
Hari Valentine telah berlalu, meninggalkan berbagai kenangan dan perasaan di hati kita. Bagi sebagian orang, Valentine adalah momen yang penuh kebahagiaan, dirayakan bersama orang-orang terkasih. Namun, bagi yang lain, mungkin ada perasaan sepi, harapan yang belum terwujud, atau bahkan luka yang masih perlu dipulihkan. Apa pun yang kita rasakan setelah Valentine, satu hal yang pasti: kasih Tuhan tidak pernah berakhir pada satu hari perayaan saja, tetapi selalu ada setiap saat dalam hidup kita.
Sering kali, kita terfokus pada kasih yang diberikan oleh sesama manusia entah keluarga, sahabat, pasangan, hingga lupa bahwa kasih sejati datang dari Tuhan. Dia yang pertama kali mengasihi kita, bahkan sebelum kita menyadari makna kasih itu sendiri. Dalam setiap perjalanan hidup, Tuhan telah mengelilingi kita dengan orang-orang baik, mereka yang menjadi saluran kasih-Nya. Mungkin dalam bentuk sahabat yang setia mendengar, keluarga yang selalu mendukung, atau bahkan orang asing yang menolong di saat kita membutuhkan.
Ketika kita merasa jatuh, kecewa, atau tersesat, Tuhan tidak pernah membiarkan kita sendirian. Dia selalu hadir, sering kali dalam bentuk yang tidak kita duga. Kadang, melalui pelukan seorang teman yang menguatkan, kadang melalui kata-kata sederhana yang menghibur, atau bahkan melalui kesunyian yang memberi kita kesempatan untuk lebih dekat dengan-Nya. Kasih Tuhan selalu nyata, meskipun kita sering kali lalai menyadarinya.
Setelah Valentine, kita diajak untuk tidak hanya berhenti pada satu hari perayaan cinta, tetapi untuk menjadikan kasih sebagai gaya hidup. Kasih bukan hanya tentang memberi hadiah atau mengungkapkan perasaan pada hari tertentu, tetapi tentang bagaimana kita memperlakukan sesama setiap hari. Kasih adalah ketika kita belajar mengampuni, ketika kita memilih untuk memahami daripada menghakimi, ketika kita bersedia berbagi dengan mereka yang membutuhkan.
Tuhan menghendaki kita untuk hidup dalam kasih setiap saat. Tidak hanya kepada mereka yang kita cintai, tetapi juga kepada mereka yang mungkin sulit untuk kita kasihi. Kita dipanggil untuk mencerminkan kasih Tuhan dalam setiap tindakan kita, sekecil apa pun itu.
Mari kita jadikan momen pasca-Valentine ini sebagai kesempatan untuk memulihkan hati kita kepada Tuhan. Jika ada luka, biarkan kasih-Nya menyembuhkan. Jika ada kekecewaan, biarkan pengharapan-Nya menguatkan. Jika ada rasa syukur, biarkan itu menjadi doa yang terus kita panjatkan. Kasih Tuhan tidak terbatas oleh waktu, dan begitu pula kasih yang seharusnya kita bagikan. Semoga kita selalu menjadi pribadi yang membawa kasih di setiap keadaan, dalam setiap langkah hidup kita. Bukan hanya pada hari Valentine, tetapi setiap hari, dalam setiap hal yang kita lakukan.
“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13:13)
Image by Ylanite Koppens from Pixabay
No Comments