
Opini: Mempertahankan Kemerdekaan di Era Modern

Kemerdekaan bukanlah garis akhir, melainkan titik awal dari perjalanan panjang suatu bangsa. Indonesia telah merdeka sejak 17 Agustus 1945, namun makna kemerdekaan tidak berhenti pada lepasnya penjajahan fisik. Tantangan di era modern jauh lebih kompleks dan halus: penjajahan ekonomi, dominasi budaya asing, disinformasi, hingga krisis moral generasi muda. Semua itu dapat mengikis kedaulatan bangsa jika kita lengah.
Di era globalisasi, arus informasi dan perdagangan lintas negara memang membawa kemajuan. Namun, di balik peluang tersebut terselip ancaman yang tak kalah berbahaya. Penetrasi budaya asing dapat mengikis identitas nasional, sementara ketergantungan pada produk impor bisa melemahkan kemandirian ekonomi. Bahkan, dunia digital yang bebas dapat menjadi medan infiltrasi ideologi, hoaks, dan propaganda yang berpotensi memecah belah persatuan. Dalam konteks ini, mempertahankan kemerdekaan berarti menjaga agar bangsa tetap berdiri di atas kaki sendiri, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun budaya.
Peran generasi muda menjadi kunci. Mereka bukan hanya pewaris, tetapi juga pengawal kemerdekaan. Membangun kesadaran kritis, literasi digital, dan kecintaan pada produk lokal adalah langkah konkret yang dapat diambil. Pendidikan pun harus diarahkan untuk membentuk karakter tangguh, berintegritas, dan memiliki wawasan kebangsaan yang kuat. Semangat gotong royong yang dahulu menjadi senjata melawan penjajah, kini harus dihidupkan kembali untuk menghadapi penjajahan gaya baru yang lebih samar namun mematikan.
Kemerdekaan sejati adalah ketika sebuah bangsa mampu menentukan arah hidupnya tanpa campur tangan yang merugikan dari pihak luar. Untuk itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam memperkuat kedaulatan di segala bidang. Menjaga kemerdekaan di era modern bukanlah tugas yang bisa ditunda, karena penjajahan kini datang tanpa peringatan—ia masuk melalui layar gawai, gaya hidup, bahkan cara berpikir kita.
Sejarah telah mengajarkan bahwa kemerdekaan diraih dengan darah dan air mata. Maka, mempertahankannya di era modern menuntut kesadaran, kerja keras, dan persatuan yang sama besarnya. Jika kita lengah, kemerdekaan bisa terkikis tanpa kita sadari. Namun jika kita waspada dan bersatu, Indonesia akan tetap tegak sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat di mata dunia.
Yogyakarta, 16 Agustus 2025
Marcellinus Galih Ruswidyatmoko Nugroho
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi UAJY Angkatan 2021
Penerima Beasiswa KAMAJAYA Angkatan ke-7
Image by Gerd Altmann from Pixabay
No Comments